Cinta Pertama 25

413 85 12
                                    

Happy Reading




Ujian akhir semester untuk kenaikan kelas saat ini tengah dirasakan oleh siswa-siswi SMA Bina Nusantara.
Perjuangan mereka selama satu tahun akan di uji selama beberapa hari.

"Jim, Lo sebangku sama kak Yoongi.?" Tanya JinNie, Jimin hanya mengangguk sembari menoleh sekilas kearah JinNie

"Kayak nya Tante Lo emang niat bikin kalian bersatu deh" sambung Jena

Jimin menoleh dengan senyum tipis, jika yg dikatakan oleh dia sahabatnya adalah benar, sepertinya ujian kali ini akan sangat menyenangkan.
Atau bisa juga menegangkan karena Jimin akan senam jantung disetiap menitnya.
Jantung nya akan berdetak secara tak wajar saat di samping Yoongi, dan menurut Riko ataupun Marvel semua itu karena getaran cinta.
Tapi, Jimin selalu menolaknya.

"Itu kak Yoongi, kan.?" Tanya JinNie, saat melihat yoongi tengah berjalan dengan gadis cantik yg dibalut dengan seragam putih abu-abu

"Dia siapa.? Gue gak pernah lihat dia sebelum nya. Seragam nya juga bukan seragam dari sekolah kita"

Jimin sama sekali tak mengindahkan ucapan kedua sahabatnya, dia lebih memilih menatap Yoongi yg tengah tersenyum tipis sembari terus mengobrol dengan gadis tersebut.

"Jim.?" Panggil Jena pelan, Jimin menoleh dan tersenyum tipis. "Lo ngga apa-apa.?"

Jimin menggeleng dengan senyum manis yg masih terpatri di bibirnya, memang apa yg bisa dia lakukan jika bukan tersenyum saja.

"Memangnya aku kenapa.? Aku baik-baik saja kok."

Jena berkedip beberapa kali seakan tak percaya dengan jawaban Jimin, mana ada seseorang akan baik-baik saja jika lelaki yg di sukai sedang berjalan berdampingan, mengobrol, juga bercanda dengan gadis lain.

"Jim, buta mata Lo.? Itu kak Yoongi lagi jalan sama cewek lain.!" Ucap JinNie dengan nada kesal

"Emang aku ini siapanya.? Apa aku pacarnya.? Bukan, kan.?"

"Masuk yuk.? Daripada disini panas banget" ajak Jena sembari menarik tangan Jimin

Jimin dan JinNie terkekeh sebelum mengangguk, tiga gadis muda yg sama cantiknya itu berjalan meninggalkan tempat duduknya.
Sedangkan disisi lain, Yoongi yg melihat Jimin berjalan menjauh hanya tersenyum tipis.



-----




Didalam kelas dengan nuansa biru itu membuat Jimin tersenyum manis, apapun yg berhubungan dengan warna biru, pasti Jimin akan merasa sangat senang.
Matanya yg semula terpejam menikmati hembusan dingin dari AC, kini terbuka karena suara tarikan bangku di samping nya.
Saat Jimin menoleh, ia terkejut bukan main dengan kehadiran Yoongi yg tiba-tiba duduk di bangku tersebut.

"Kakak ngapain disini.?" Tanya Jimin

Yoongi menaikkan sebelah alisnya, tangan nya menopang pipi dan memiringkan kepalanya untuk menatap wajah Jimin. "Kamu ngga lihat nama di bangku ini.?"

Jimin mengurutkan keningnya, namun tatapan matanya kini mengarah pada kertas kecil berbentuk persegi di atas bangku.
Yoongi Alister M. Nama Yoongi tertulis disana.

"Kok aku ngga lihat.?"

"Kamu terlalu fokus dengan dunia kamu sendiri, ada apa.?"

"Apanya yg ada apa.?"

"Kenapa sampai ngga fokus gitu.?"

"Ngga apa-apa, lagi ngga semangat ngapa-ngapain aja sih"

"Apa karena cemburu.?" Cetus Yoongi santai

Jimin melotot dan mendengus kesal, dia memutar tubuhnya menjadi menghadap Yoongi sepenuhnya, Yoongi pun melakukan hal yg sama.
Dia menatap Yoongi dengan senyum manis, senyum yg sangat jarang terlihat dari bibir tipis Yoongi.

"Cemburu sama siapa.? Ngga ada hal yg harus di cemburui, kak."

"Bibir kamu bisa bohong, tapi sorot mata kamu ngga bisa bohong."

Jimin berdehem pelan untuk mengusir rasa gugupnya, namun nihil.

"Jimin, kalau memang kamu merasakan nya. Tolong jangan di pungkiri, karena aku juga merasakan nya. Tapi kalau saat ini kamu meminta status hubungan yg jelas, maaf. Aku masih ragu dengan diriku sendiri, kejar dulu mimpi kamu, aku juga akan mengejar mimpi ku sendiri. Jika tuhan memang berkehendak menyatukan kita dalam bahtera rumah tangga. Percayalah, sesulit apapun perjalanan kita saat ini pasti akan indah pada akhirnya."

"Jika tuhan tidak merestui kita untuk bersama.?" Tanya Jimin dengan wajah sendu

Yoongi tersenyum tipis, dia menggenggam kedua tangan Jimin. "Berarti Tuhan akan menjodohkan mu dengan laki-laki yg lebih baik dari aku, tuhan tahu porsi bahagia setiap umatnya. Yg penting jangan lupa berdoa dan berusaha"

"Kalau yg aku doa kan tidak berjodoh dengan ku gimana.?"

"Berarti kamu di jodohkan dengan laki-laki yg mendoakan kamu dan mencintai kamu, bukan hanya laki-laki yg kamu cintai. Hidup dengan laki-laki yg mencintai kamu itu akan lebih indah, karena dia akan membuatmu bahagia dalam segala hal. Dia akan mengusahakan yg terbaik untuk kehidupan kamu, entah dari ekonomi atau kebahagiaan lahir dan batin. Tapi kalau kamu hidup dengan orang yg hanya kamu cintai dan dia mencintai kamu tidak sungguh-sungguh, sudah dipastikan kamu akan berjuang sendiri"

Jimin mengangguk, dia cukup paham dengan apa yg Yoongi sampaikan.
Lelaki yg terkenal dingin dan datar itu ternyata memiliki pemikiran yg berbeda dengan banyak orang.

"Dan aku akan selalu mendoakan mu, jadi kalau kamu tidak di jodohkan dengan laki-laki yg kamu doa kan. Setidaknya kamu di jodohkan dengan lelaki yg mendoakan mu, yaitu aku"

Tubuh Jimin menegang dengan mata berkedip dalam tempo cepat, tangan nya yg masih berada di genggaman tangan Yoongi semakin mencengkram jemari lelaki didepan nya.
Perasaannya saat ini benar-benar campur aduk.





To Be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Pertama (YoonMin GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang