Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Pesan Mommy jangan jadi silent readers dong!!! Vote dan komen juga.
Banyak yang baca tapi gak meninggalkan jejak vote ataupun komen sama sekali!!!!
**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ TAKDIR TERBAIK ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
Najla menatap sedih suaminya, pasti sangat berat hidup yang dijalani suaminya sebelum sekarang ini. Harus menuruti keinginan yang sama sekali tidak diinginkan oleh dirinya karena tuntutan balas budi.
"Terus gimana sekarang hubungan Abi, Umi sama mereka?" Mereka yang Najla maksud adalah Om dan Tante Mayor Adam.
"Entah, setelah hampir delapan tahun kita tinggal di sini, belum sama sekali pulang kampung."
"Pasti Abi sama Umi sedih banget ya." Najla tidak bisa membayangkan perasaan dua orang tuanya.
Mayor Adam mengangguk, "sangat Dek, bahkan saat sungkeman Abi dan Umi tidak diperbolehkan untuk duduk di kursi pelaminan. Harga diri Abi sebagai kepala keluarga sangat di injak-injak." Pikirannya kembali pada kejadian 8 tahun lalu, raut wajah Abinya sangat sedih tapi harus berusaha menenangkan Umi yang menangis. Entah kenapa Om dan Tantenya melakukan itu.
Najla terdiam, sebegitu jahatnya mereka pada keluarga suaminya. Ia memeluk erat Mayor Adam. Menangkan.
"Maaf," ucap Najla.
"Maaf karena sudah mengungkit masa lalu Mas. Maaf sudah membuat Mas sedih," ucap Najla sambil mengeluarkan air mata, karena sedang hamil suasana hatinya mudah berubah-ubah. Lebih sensitif.
"Tidak papa sayang, Mas lega karena sudah bercerita sama kamu." Mayor Adam membalas pelukan perempuan muda yang tengah hamil anaknya itu. Perempuan kesayangannya, perempuan yang amat dicintainya.
"Setelah ini, jangan ragu lagi kalau memang Mas ingin bercerita apapun yang sedang dialami. Aku senang malahan." Najla berucap menenangkan sambil mengelus dada suaminya.
"Pasti, Mas akan selalu bercerita apapun yang sedang mengganggu pikiran Mas. Karena apa? Karena kamu itu rumahnya Mas, tempat pulangnya Mas. Terimakasih sudah mengerti." Mayor Adam memberikan kecupan tulus di kening sang istri, lalu mengecup seluruh wajah manis istri kecilnya itu.
"Berarti kalau mantan istri Mas meninggal pas acara resepsi, Mas belum sempat itu dong?" tanya Najla yang tidak dimengerti oleh Mayor Adam. Maksudnya sayang?
"Mas berarti duda perjaka dong?" Tanya polos Najla membuat Mayor Adam terkekeh. Ia menyentil pelan kening Najla lalu mengecup kening perempuan itu yang baru saja kena sentil. Sebagai menawar rasa sakit.
Mayor Adam mengangguk tapi tidak menjawab. Lucu sekali pertanyaannya.
"Udah malam, tidur yuk." Mayor Adam menggendong Najla menuju kamar mandi, ia menurunkannya di lantai kamar mandi.
"Kok malah diajak ke kamar mandi?" Tanya Najla bingung.
"Cuci muka, cuci kaki, gosok gigi Dek." Mayor Adam menjawab dengan sabar.
Najla menurut, ia mencuci mukanya dengan suaminya yang fokus melihat apa yang ia lakukan. setelah selesai, ia menatap suaminya.
Najla teringat akan sesuatu. "Oh iya, waktu itu aku beliin Mas facial wash." Lalu ia mengambil facial wash itu di laci dekat wastafel.
"Taraaaaa." Najla memekik senang, merasa jadi istri paling perhatian karena sudah memberikan perawatan untuk suaminya.
"Waaaahh." Mayor Adam ikut berbinar, ia ingin mengapresiasikan apa yang istrinya lakukan. Sebenarnya ia tidak pernah menggunakan perawatan untuk mukanya, biasanya pun ia menggunakan sabun mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR TERBAIK (TERBIT)
HumorDilamar karena saling mencintai ✖ Dilamar karena mendoakan saat bersin✔ ** Najla tidak pernah mengira kalau mendoakan seorang Adam Rayyan Rizqullah ketika lelaki itu bersin akan berakhir dilamar. Gadis yang belum move on dari mantan kekasihnya itu d...