Hay
•
•
•
•Suasana di luar ruangan rendy seketika menegangkan ,bahkan keluarga jennie sudah datang kesana .
Semua semakin nambah panik di saat dokter melakukan permanent pacemaker atau alat pacu jantung permanen ke tubuh rendy, dalam pikiran keluarga yg awam pasti sudah berfikir ke arah yg jauh karena setau mereka kalau alat itu sudah dipakai kemungkinan buruk akan terjadi nantinya.
Semua keluarga hanya bisa berdoa dengan keadaan rendy .
Selang beberapa menit dokter keluar dri ruangan.
" bagaimana dengan keadaan anak saya dok" tanya beni.
" maaf pak ,kami sudah berusaha semaksimal mungkin , memang tadi keadaan pasien sempat kritis dan skarang kembali lagi ke koma. Tetapi saya harus bilang ini ke keluarga pasien" ucap dokter serta menyerahkan lembaran surat ke beni.
" kami perlu persetujuan bapak untuk menandatangani surat ini pak,maaf kami harus melakukan ini . Karena ini sudah prosedur rumah sakit, kami tunggu surat nya sampai besok pagi biar bisa pihak kami melakukan tindakan lebih lanjut. Permisi" ucap dokter lalu pergi .
Beni yg membaca surat itu langsung menangis sejadi jadi nya ,karena yg di sana merasa penasaran reno mengambil surat itu membacanya dengan agak keras biar yg disana bisa tahu juga isi surat itu.
Jadi surat itu berisikan pertanggung jawaban dri pasien untuk bertandatangan atas tindakan yg akan dilakukan kepasien, dokter memprediksi keadaan rendy sudah sangat tidak stabil . Jadi kalau keluarga berkenan dokter menyarankan untuk mencabut semua alat alat medis yg ada di tubuh rendy, karena kalau alat itu di lepas kemungkinan besar rendy akan meninggal dunia. Kasarnya beberapa hari ini rendy masih bertahan karena adanya alat itu aja.
Sangat sedikit kemungkinan rendy untuk balik karena dia sendiri yg memilih untuk nyaman di posisi ini ,jadi itu cukup menyimpulkan kalau rendy memang ingin pergi.
Semua orang yg ada disana tdk setuju atas surat itu bahkan reno langsung merobek kertas itu di hadapan semuanya, jennie yg dri tdi hanya melamun dan diam tiba" lari msuk ke ruangan rendy.
Dengan muka datar nya jennie mendekat ke ranjang rendy.
" masih belum mau bangun juga?? Mau km apa sih al ?? Kemarin km kasih harapan buat kita atas keadaan km yg mulai ada kemajuan trus skarang km jatuhkan begitu saja harapan kita. Ini emang kemauan km atau gimana sihh?? Km gak lihat apa gimana sakit nya ortu km selama ini lihat km kayak gini?? Kalau km mau kasih ayah km pelajaran please jangan libatkan kita semua terutama ibu km, dia sampai ikut sakit karena mikirin km al. Aku bener" gak ngerti dengan pemikiran km , sebagus apa di sana sampai bikin km gak mau balik hah?? Aku kecewa sama km al km bener bener jahat sama orang yg km sayangin" ucap jennie.
" tolong bangun al ,jangan jadi pengecut lari dri msalah km, km pikir gak ada orang yg sayang sama km apa?? Kamu egois al hanya mentingin dri km sendiri . Bangun al bangun " ucap jennie yg sudah kelihatan sangat marah dengan rendy bahkan ia sedikit memberontak di bahu rendy.
" hiks ,hiks bangun sayang , tolong bangun aku cinta km sayang" tangis jennie.
Tanpa jennie sadari rendy sedang berusaha menahan rasa sakit di kepalanya untuk membuka matanya, berusaha melawan semuanya sampai dia tidak sadar melenguh karena menahan rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendy Saputra
Teen Fictionsemua kejadian dalam hidup harus dijalankan dengan ikhlas.