Enam

398 18 1
                                    

♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡♡♡

Pria misterius itu Kembali memasukkan alat komunikasinya kedalam jas yang ia kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria misterius itu Kembali memasukkan alat komunikasinya kedalam jas yang ia kenakan.

Jam menunjukan pukul 15:45, seorang pria berpakaian rapi melangkah tenang di lorong kantor. Ia mengenakan kemeja putih dan celana hitam, serta jas ya tentang ditangannya, tampak seperti karyawan biasa. Sebuah tas laptop tersampir di bahunya.

Pria itu berjalan santai, sesekali mengangguk pada orang-orang yang berpapasan. Wajahnya dikenal sebagai salah satu karyawan disana, sikapnya wajar dan percaya diri.

Ia melewati area kerja terbuka, lift, lalu menuju lobi utama. Langkahnya mantap mengarah ke pintu keluar. Diperhatikannya Resepsionis yang sedang sibuk menerima telepon.

Sampai di area parkir, pria itu mengeluarkan kunci mobil. Ia masuk ke sebuah sedan silver yang terparkir di dekat pintu keluar. Mesin menyala halus, mobil bergerak perlahan.

Satpam di pos depan hanya melirik sekilas saat mobil melintas. Pria itu bergabung dengan arus lalu lintas sore.

────୨ৎ────

Mentari pagi mulai merayap naik, menyinari gedung pencakar langit yang menjadi markas Benji Firma Technologi atau BFT di jantung Jakarta. Briana melangkah masuk ke lobi utama, disambut oleh sapaan hormat dari para staf keamanan dan resepsionis. Ia membalas dengan senyum ramah, namun langkahnya tetap cepat dan tegas menuju lift eksekutif.

Begitu pintu lift terbuka di lantai 30, Briana disambut oleh suasana kantor yang sudah mulai sibuk. Aroma kopi segar menguar dari pantry, bercampur dengan deru samar mesin fotokopi dan percakapan para karyawan yang mulai mendiskusikan agenda hari ini.

"Selamat pagi, Mbak Briana," sapa Bimo, sekretaris pribadinya yang sudah siap dengan tablet di tangan. Pria muda berusia awal 30-an itu selalu terlihat rapi dan efisien, salah satu alasan Briana memilihnya sebagai tangan kanannya di kantor.

"Pagi, Bimo," balas Briana sambil berjalan menuju ruangannya. "Jadwal gue hari ini apa aja?"

Bimo mengikuti bosnya, jemarinya dengan cekatan men-scroll layar tablet. "Jam 9 ada meeting sama tim marketing untuk evaluasi kampanye terakhir. Terus jam 11, Mbak dijadwalin ketemu sama Pak Damien dari Dharma Capital Ventures, agendanya membahas lebih lanjut investasi yang beliau sudah disepakati."

PURE BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang