Jeongin memandang benda kotak di tangannya dengan gugup. Kotak berbahan beludru itu berisi cincin permata yang Jeongin udah siapin di hari ulang tahun kekasihnya.
Dengan langkah panjang, Jeongin berjalan ke halaman rumah yang luas itu. Seungmin berdiri di sana. Lelaki manis itu tampak semakin manis dengan sweater warna biru langit dan baret di kepalanya. Jeongin memegang dadanya yang berisik.
"Berisik, jantung gue." Umpatnya.
Jeongin menyadari, dia sudah jatuh cinta sepenuhnya kepada sang pemilik wajah rupawan yang tak lain adalah kekasihnya itu.
Seungmin ngelihat Jeongin. Dia melambaikan tangannya dengan riang. Biarpun pakaian Jeongin sangat tertutup tapi Seungmin tau. Dari postur tubuh sama mata rubahnya juga udah kelihatan jelas kalau itu kekasihnya.
"Udah lama dateng?? Kok gak nelpon gue sih???" Tanya Seungmin.
Jeongin mengusak rambut Seungmin lembut. "Belum. Lagian lo kelihatan seneng bangett ngobrol sama temen-temen lo tadi. Gue gak mau ganggu."
Seungmin tersenyum sambil menggandeng tangan Jeongin. "Ayo sayang. Pestanya bentar lagi mulai."
Jeongin mengikuti langkah Seungmin dan berdiri di sebelahnya. Seungmin nerima banyak banget kado dari temen-temennya. Jeongin menghembuskan nafasnya pelan. Semoga Seungmin suka sama kadonya nanti.
Tapi Jeongin mulai jengah. Dia gak ngerti. Apa cuma perasannya aja yang sensitif? Tapi temen-temen Seungmin terlebih yang cowok hampir Semuanya ngasih kado sambil cipika cipiki.
Jeongin mengepalkan tangannya kuat-kuat. Gak boleh. Dia harus bisa ngendaliin amarahnya apalagi ini di acara penting kekasihnya.
Tapi itu gak lama karena sosok yang dia harap gak dateng justru dateng dengan penampilannya yang mencolok.
Gimana gak mencolok? Eric itu cakep. Dia akuin itu. Itu kenapa kesan pertama Jeongin udah buruk waktu pertama kali ketemu Eric.
Gak memungkinkan suatu saat Seungmin bakal tertarik sama Eric dan buang dia gitu aja. Bayangin itu aja, hati Jeongin udah sakit duluan.
"Seungmin, selamat ulang tahun." Ucap Eric dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Tak lupa melirik bentar ke arah Jeongin di sebelahnya.
Seungmin menerima uluran tangan Eric sambil senyum juga. Hal yang ditakutin Jeongin beneran terjadi.
Eric mencium pipi kanan dan kiri Seungmin bergantian di depan matanya sendiri. Kali ini bukan hanya pipi dan pipi seperti yang lain, tapi pipi Seungmin dan bibir Eric.
Jeongin gak bisa nahan kekesalannya lagi. Kerah Eric ditarik kuat-kuat dan dihepaskannya badan itu hingga mengenai kue berwarna biru satu-satunya yang ada di meja itu.
Seketika suasana jadi ricuh. Apalagi Eric yang jelas gak terima dia tiba-tiba dihempas gitu aja. Eric balas memukul Jeongin hingga kacamatanya lepas tapi buru-buru Jeongin mengambilnya lagi.
Suasana makin ricuh dan Seungmin cuma diem. Gak bisa berkata apa-apa. Pestanya hancur. Hatinya hancur. Bulir bening mulai mengalir dari kedua matanya.
"Cukup! Eric, Jeong, cukup!!!" Seungmin berteriak.
Dan kedua laki-laki dewasa itu masih belum berhenti juga. Hingga akhirnya Seungmin turun tangan buat melerai keduanya.
BUGGHHH!!!
Lelaki manis itu terjatuh. Memegangi pipinya yang terasa perih. Lebih dari itu, di dasar hatinya bahkan jauh lebih perih.
Jeongin memukulnya. Walaupun Seungmin tau itu gak sengaja. Tapi tetep aja. Siapa yang gak ngerasa sakit??? Dipermalukan di hari spesialnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Types | JeongMin
FanfictionKim Seungmin, seorang cowok yang hidupnya biasa aja. Suka sama Yang Jeongin, seorang bintang Idol.