Part 27

254 15 8
                                    

"Ahh, cape banget." gumam Kevin yang baru saja sampai di kost lalu merebahkan tubuhnya di kasur.

"Minggu depan gue wisuda, seneng banget pasti kalo ci Michie bisa datang. Tapi yang dibilang kak Alya bener, bisa aja cici cuma ngerasa takut karena dia butuh gue, bukan cinta gue." gumam Kevin, nyalinya jadi kembali ciut saat mendengar perkataan Alya tadi pagi, bahkan kata kata itu terus saja terngiang di telinganya.

"Ini kali ya yang orang orang sebut lagi galau."

Kevin tertawa kecil karena ucapannya, tapi tawanya langsung terhenti saat hpnya berdering.

"Koh Jojo nih, pasti mau laporan." ucap Kevin tersenyum lebar dan langsung menggeser tombol hijau di layar hpnya.

"Halo koh, gimana gimana? ci Michie suka engga? fotoin dong, gue mau lihat."

"Hiks ..."

Kevin mengerutkan keningnya, bukan jawaban yang memuaskan yang ia dapat melainkan suara orang yang tengah menangis di seberang sana dan entah kenapa hatinya langsung bereaksi tak karuan sekarang.

"Pulang sayangnya aku, aku kangen kamu."

Kevin langsung diam membeku, ia sangat mengenali suara itu. Suara yang selalu ia rindukan, suara yang mampu mengobrak abrik hatinya.

"Vin aku mohon, udah cukup kamu siksa aku dengan kamu pergi. Pulang sayang, aku gak bisa begini terus."

Kevin mengacak acak rambutnya, ia benar benar terlihat frustasi kali ini. Ingin rasanya ia berbicara dan melepas rindu pada wanitanya di seberang sana, tapi lidahnya terasa kelu.

Apalagi setelah mendengar isak tangis Michie yang membuat hatinya jadi semakin sesak.

"Mmm... ci... aku..." Kevin benar benar gugup, ia beberapa kali menghentakkan kakinya mencoba mencari kata kata yang tepat agar tak menyakiti wanita pujaan hatinya itu.

"Aku ga bisa ketemu sekarang ci." ucap Kevin dengan sekali tarikan nafas.

"Kenapa?" tanya Michie dengan lirih.

"Karena ini udah malem ci, cici tega biarin aku keluar malam. Nanti kalo aku diculik cewe cantik gimana? cici rela jadi janda karena aku diculik cewek cantik?"

"Ihhh, serius dong sayang !"

"Jadi cici pikir selama ini aku main main? cincin pernikahan kita itu jadi bukti kalo aku udah serius dari dulu loh sama kamu."

"Terserah! cape aku ngomong sama kamu."

Kevin tersenyum gemas mendengar Michie yang berbicara dengan nada kesal padanya, ia membayangkan jika Michie ada dihadapannya saat ini pasti benar benar terlihat menggemaskan.

"Tadi bilangnya kangen." cibir Kevin.

"Kangen sih, ihh cepet pulang pokoknya aku ga mau bobo sendiri terus."

"Minta ditemenin mama aja kalo gitu, ribet banget nih emak emak."

"Ga mau sayang!"

"Oh ya, tadi aku ketemu koh Yohan."

"Ehhh serius?? dimana? kamu ketemu dia dimana? apa sekarang dia ada di sana? kasih hpnya, aku mau ngomong sama dia."

Senyuman manis yang sejak tadi menghiasi wajah Kevin kini berubah masam, ia memang sengaja berbohong dengan mengatakan dia telah bertemu Yohan karena dia ingin tahu seperti apa tanggapan wanita yang tadi bilang sangat merindukannya itu.

Kevin tersenyum miris mendengar respon Michie yang sangat antusias jika bersangkutan dengan kakaknya itu dan satu hal yang ia sadari sekarang, bahwa Michie belum bisa menentukan pilihan hatinya atau bahkan sudah dan jawabannya tentu pada Yohan.

"Dia ada, sangat dekat.."

"Mana? udah cepet kasih hpnya ke dia, aku benar benar harus bicara sama Yohan Vin."

"Dia ada di dalam hati dan pikiran kamu!!!" teriak Kevin.

"Eh..."

Suasana jadi hening, entah apa yang sedang dipikirkan Michie saat ini yang jelas itu membuat mood Kevin jadi berantakan.

"Sayang aku..."

Kevin langsung mematikan sambungan telponnya, bahkan ia mengabaikan panggilan panggilan telpon dari Michie.

Baru saja ia merasa senang karena Michie bilang dia merindukannya dan sekarang ia harus kembali merasakan kecewa karena sang kakak yang sangat jelas tak mampu ia gantikan posisinya di hati Michie.

Tok.. tok...

Kevin berjalan gontai ke pintu, kekesalannya berlipat ganda saat ada yang bertamu di tengah malam seperti ini. Tapi wajah kesalnya berubah sendu saat ia melihat sosok mungil yang kini ada di hadapannya.

"Jalan menuju ke apartemenku banjir Vin, jadi aku mau nginep disini boleh?" tanya Alya, Kevin tak menjawab dan ia justru menarik Alya ke dalam pelukannya.

"Bantu aku kak Alya buat melupakan ci Michie."








To Be Continue.....

Cinta Luar Biasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang