Kevin memarkirkan mobil istrinya di parkiran kampus. Biasanya ia pergi ke kampus memakai motor Suzuki Satria tapi karena ia harus mengantarkan Michie ke kantor dan papa mertuanya pasti akan marah jika Kevin mengantar Michie memakai motor, jadi dengan terpaksa ia memakai mobil istrinya itu untuk pergi ke kampus.
"Widihh... kinclong bener nih civic nya." ucap Teo sambil menatap takjub pada mobil Kevin.
"Jangan pegang-pegang, kesayangan istri gue nih." ucap Kevin.
"Iya deh... yang udah punya istri cantik mah bebas." cibir Teo lalu merangkul pundak Kevin.
"Bro, tadi gue ketemu mantan kesayangan lo Anin, gue harus aduin ini ke ci Michie."
"Aduin aja, dia gak akan cemburu kok, istri gue itu super pengertian."
"Bukan pengertian tapi emang dasarnya yang dicinta ci Michie itu koh Yohan, bukan lo."
Kevin langsung menghentikan langkahnya, ekspresinya kini datar.
"Gausah lo sebut nama itu di depan gue." tegas Kevin. Teo langsung bergidik ngeri mendapat tatapan tajam dari sahabatnya itu.
"Wihhh santai aja bro santai, gue cuma bercanda kok." cengir Teo. Kevin hanya menggelengkan kepalanya lalu berjalan meninggalkan Teo.
"Eh bocah kampret gue malah ditinggal. Woyyy tungguin gue Vinnn!!!!"
Michie memasuki ruang kerjanya setelah ia rapat dengan beberapa staf kantornya.
Michie menghela nafas lelah saat melihat beberapa file yang menumpuk di meja kerjanya.
"Jangan terlalu capek ya ci, kalo ada apa-apa telpon aku aja, kalo mau sesuatu juga langsung telpon aku ya. Biasanya kan kalo wanita hamil suka banyak maunya, tapi jangan yang aneh-aneh ya ci, aku gak mau cici jadi janda gara-gara aku mati karna stres."
Michie tersenyum sambil menggelengkan kepalanya saat mengingat perkataan Kevin tadi pagi, setidaknya itu bisa membuat ia semangat kembali.
Tapi, senyuman itu luntur seketika saat matanya menatap sebuah foto yang sengaja ia simpan rapi di meja kerjanya.
Fotonya bersama Yohan, lelaki yang sangat ia cintai sekaligus ayah dari anak yang di kandungnya.
"4 tahun menjalin hubungan, tapi hanya karena aku hamil sekarang kamu pergi meninggalkanku. Padahal ini adalah kesalahan kita berdua dan anak kita tak punya salah apa-apa." lirih Michie.
Setetes air mata menetes membasahi pipinya, bahkan tangisnya pun pecah saat ia menatap cincin yang melingkar di jari manisnya, cincin pernikahannya dengan Kevin.
"Karena kamu, aku harus menyakiti perasaan banyak orang bahkan dengan egoisnya aku meminta adikmu untuk mengakui anak yang ada di kandunganku di depan semua orang hanya karena aku terlalu takut anakku lahir tanpa seorang Ayah." lirih Michie dan ia semakin terisak.
Tiba-tiba hpnya berdering dan tertera panggilan masuk dari Kevin.
"Halo..."
"Halo ci, kamu kenapa? suaranya kok parau gitu."
"Gapapa kok, ada apa Vin?"
"Aku mau minta ijin ci."
"Minta ijin buat apa."
"Dikta ngajak aku main futsal nanti sore."
Michie tersenyum, entah kenapa ia merasa gemas pada Kevin saat ini.
"Gak boleh!" ucap Michie dengan suara yang ia buat setegas mungkin.
"Yahhh... yaudah deh kalo gitu." ucap Kevin lesu.
Michie semakin gemas pada suaminya, ia jadi membayangkan betapa lucunya ekspresi Kevin saat ini.
"Hahahaha....."
Michie sudah tak kuat menahan tawanya.
"Kok ketawa sih ci, cici gak lagi kesambet setan kantoran kan???"
"Hahaha, gemes deh aku, mana ada coba setan kantoran. Iya-iya aku ijinin kamu main futsal."
"Serius ci??"
"Iya sayang."
"Isshh, jadi malu di panggil sayang sama bidadari."
Michie menghentak-hentakkan kakinya karena semakin gemas dengan tingkah suaminya bahkan entah kenapa ia merasa sangat ingin bertemu Kevin saat ini.
"Cici lagi di kantor apa di tempat tawuran sih? heboh amat kedengarannya."
"Kamu ke kantor aku sekarang ya."
"Lah ngapain? kan belum jam istirahat."
"Pokoknya kamu kesini!"
"Aku bentar lagi ada kelas ci."
"Aku lagi ngidam Kevin sayang." ucap Michie dengan manja.
"Otw ke situ..."
Tut....
Michie tertawa geli saat Kevin memutuskan telponnya begitu saja.
"Arghhh... cici, sakit udah dong."
"Diem! aku lagi ngidam tau!"
"Iya-iya aku tau kamu lagi ngidam tapi ini mukaku jangan diacak-acak gini juga dong..."
"Ihhh sayang, aku kan ngidamnya pengen unyel-unyel muka kamu." ucap Michie manja sambil terus mencubit pipi Kevin dengan gemas.
"Ya Tuhan Yesus, apa salah hamba-Mu ini??"
"Salah kamu cuma satu..." ucap Michie kini kedua tangannya ditangkupkan pada kedua pipi Kevin.
"Apa??" tanya Kevin, ia sempat terpaku dengan senyuman manis Michie.
"Kamu itu ngegemesin." ucap Michie kembali mengacak-acak muka Kevin lagi.
"Arghhh ya ampun ci ini muka lho, bukan adonan donat. Cici ngidam apa dendam ini sebenarnya?"
Michie langsung cemberut, kini hanya telunjuknya yang bermain di ujung hidung Kevin.
"Hidung kamu kok mancung banget sih sayang?"
"Takdir." jawab Kevin kesal.
"Aku pesekin ya..."
Michie langsung menekan-nekan hidung Kevin dengan telunjuknya.
"Aduhhh mamah tolong Kevinnn!!!!"
To Be Continue.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Luar Biasa
Storie d'amoreAku memang manusia biasa, yang tak sempurna dan kadang salah. Namun di hatiku hanya satu, cinta untukmu luar biasa. Cerita ini terinspirasi dari lagu Yovie & Nuno yang berjudul Manusia Biasa (CLB) dan juga merupakan adaptasi dari cerita yang berjudu...