Dave POV
Aku nggak mau ini gagal. Aku nggak mau kejadian lalu terulang. Pagi buta ini aku sudah bangun. Bukan untuk pergi ke kantor. Melainkan untuk melakukan suatu acara yang sangat berharga untuk kehidupanku.
Hari ini aku akan mempersunting Gingga. Ya, gadisku itu. Sepertinya kejadian masa lalu sudah cukup.membuat kami berdua belajar betapa berharganya waktu.
"Dave, kamu sudah siap?" tiba-tiba mama masuk ke dalam kamarku. Mama nampak sangat cantik dengan balutan kebaya modern berwarna putih tulang dengan sanggul yang tertata rapi.
"Sudah ma. Ini tinggal pakai pantofelnya saja. Wow, mama cantik luar biasa" godaku sambil mencium kening mama.
"Gombal. Lihat saja nanti kalo kamu sudah ketemu Gingga, apakah kamu masih akan tetap memuji mama seperti barusan, huh?" aku terkikik. "Ayo kita turun, semua sudah pada siap" mama menungguku yang tengah memakai pantofel.
Setelah semua siap, aku dan mama turun menuju ruang tengah. Disana sudah sangat ramai dengan kerabat jauhku dan teman-temanku. Mataku mengedar mencari sosok Bima. "Ma, Bima kemana?" tanyaku setengah berbisik.
"Tadi ada kok. Nggak tau sekarang dimana. Atau dia ke kamar mandi mungkin"
Suara papa memecah keributan dan menyuruh kami segera masuk ke dalam mobil masing-masing. Kira-kira ada sekitar 5 buah mobil yang mengiringiku.
Saat aku hendak membuka pintu mobil papa, aku terkejut. Bima sudah siap dibalik kemudi dengan senyum lima jarinya. "Lo ngapain yang nyupirin gue?" tanyaku kaget.
"Gue lagi pengen saja jadi supir lo. Tapi, ini yang pertama dan terakhirnya ya. Kali saja tahun depan atau dua tahun lagi gue yang bakal minta tolong sama lo buat jadi supir gue" kata Bima. Kemudian aku duduk di kursi belakang bersama mama sedangkan papa menemani Bima di depan.
Gugup dan gelisah diaduk menjadi satu dan menghasilkan debaran jantung yang nggak terkontrol. Sepertinya aku sangat hapal jalan menuju rumah Gingga, namun hari ini sedikit berbeda karena aku merasakan jaraknya amat sangat jauh.
"Slow saja, sepupu. Tarik nafas dan hembuskan perlahan. Lakukan itu sampai lo ngerasa tenang" sahut Bima sambil melirikku dari kaca spion dalam.
Mama menggenggam tanganku berusaha mengurangi gugup yang aku rasakan. Akhirnya mobil yang aku tumpangi memasuki halaman rumah Gingga yang sudah sangat ramai khas acara pernikahan.
Salah satu anggota keluarga Gingga membuka kan pintu mobil papa. Aku pun turun dari mobil dengan detak jantung yang masih nggak bisa bekerja normal. Di depan pintu, om Pandu--papa Gingga-- menyambut rombongan keluargaku.
Sang pembawa acara bercuap-cuap ria sengaja mengulur waktu untuk Gingga mempersiapkan penampilannya hari ini. Sampai akhirnya acara inti dimulai.
Aku dihadapkan pada om Pandu. Beliau menjabat tanganku dengan sangat kencang sambil membacakan kalimat sakral nan suci. Sekali hentak aku melafalkan kembali kata tersebut."Saya terima nikah dan kawinnya Ratu Gingga dengan mas kawin tersebut. TUNAI!"
Pak penghulu menengok ke arah dua orang saksi dan mereka mengatakan sah. Seketika beban yang aku pikul selama ini runtuh. Gingga resmi milikku. Dia resmi menjadi anggota baru di keluarga Maharaja.
Kini tiba saatnya Gingga dibawa keluar dari persembunyiannya. Semua mata menoleh ke arah belakangku. Dan aku masih tertunduk karena masih belum percaya kalau sekarang aku sudah menikah dengan Gingga.
Sampai aku merasakan ada seseorang duduk di sebelahku kini. Wangi bunga melati menyeruak. Pembawa acara memandu untuk memasangkan cincin pernikahan di jari pasangan.
Saat aku menoleh, aku seperti melihat bidadari di sebelahku. Apa benar ini Gingga? Luar biasa cantiknya dia. Dia masih saja malu-malu untuk menatapku intens.Aku mengambil tangan kanannya untuk menyematkan cincin bermata berlian di jari manisnya. Begitu pula sebaliknya. Dia mencium tanganku sebagai perwujudan rasa hormat pada suami.
◆◆
"Gue berbahagia untuk lo, Dave. Lo pantes buat dia" batin Bima. Dia hanya duduk menepi dari pesta di sudut gedung.
Handphone-nya berdering dan ternyata Rayyan menelpon."Lo dimana? Gue sudah di depan gedung" seru Rayyan di ujung telpon.
"Gue di dalam. Lo masuk saja. Gue lagi di pojokan gedung dekat home band"
"Ngapain lo dipojokan sudah kayak upil saja. Yaudah gue masuk" terdengar tawa membahananya dan membuat Bima harus menjauhkan handphone dari telinganya.
Bima kembali sibuk dengan pikirannya. Dengan ditemani segelas jus, dia tetap duduk sendiri menikmati pesta. Nampak di wajah Gingga senyumnya yang nggak pernah pudar meski dia tahu kalau gadis itu sangat lelah karena sudah lebih dari tiga jam berdiri menerima ribuan tamu.
Sesekali Dave memeluk Gingga atau bahkan menciumnya di depan umum. Bima hanya menghembuskan nafas kasar.
"WOIII BIMAAA!" teriak Rayyan dsri kejauhan sambil melambai-lambaikan tangannya. Bima pun membalas. Rayyan berjalan menuju Bima berada.
"Kenapa jas lo? Kok basah?" tanya Bima.
"Tadi ada anak kecil yang nubruk gue terus nggak sengaja numpahin minumannya. Lo punya jas baru nggak?"
"Ada tapi di mobil. Mau gue ambilin sekarang?"
"Boleh lah. Daripada gue masuk angin"
Mereka berjalan menuju mobil Bima terparkir. Mata Bima menangkap sosok Sally tengah sibuk mengantarkan makanan ke meja prasmanan dengan pakaian ala waitress. Namun Sally nggak menyadari keberadaan Bima.
Gadis bertubuh mungil itu nggak banyak berubah setelah dia tiba-tiba menghilang begitu saja dari kehidupan Bima. Dan sang papa pun bingung apa yang menyebabkan Sally pergi waktu itu.
♥♥♥♥♥
Rayyan lumayan akrab dengan Dave. Mengingat mereka bersekolah di SMA yang sama.
"Oke, buat temen gue yang lagi berbahagia akan gue persembahkan satu lagu yang spesial. Check this out"
Rayyan mengintruksikan Bima untuk.memulai intro.I'm hurting, baby, I'm broken down
I need your loving, loving, I need it now
When I'm without you
I'm something weak
You got me begging
Begging, I'm on my knees
II
I don't wanna be needing your love
I just wanna be deep in your love
And it's killing me when you're away
Ooh, baby
'Cause I really don't care where you are
I just wanna be there where you are
And I gotta get one little taste
III
Your sugar
Yes, please
Won't you come and put it down on me
I'm right here, 'cause I need
Little love and little sympathy
Yeah you show me good loving
Make it alright
Need a little sweetness in my life
Dari atas panggung pelaminan, kedua mempelai ikut bernyanyi.
-----
Holllaaa eperybadeh!! Aim cambek.. tentu saja dengan MOOD YANG SANGAT BAIK.
Sengaja author yang lebay ini cepetin alurnya, kan kalo kelamaan bakalan BOSEN. IYA KAN? *Syahrini mode on*
Tetep yoo di vomment. Cukup sekian terima kasih.
Lophe,
221092♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Segitiga Sama Sisi
Любовные романы"Aku suka sama bossku sendiri itu wajar kan? Dia ganteng, charming, bijaksana tapi ya gitu dia nggak suka sama cewek" -Ratu Gingga- "Aku bukannya gay, tapi aku nggak segampang itu jatuh cinta" -Dave Maharaja- "Aku bukannya playboy, aku hanya lagi m...