Di sebuah Aula megah, dengan hiasan khas Inggris. Meja dan kursi tertata rapi, dan banyak hidangan di meja prasmanan. Tetapi tak satu pun hidangan utu disentuh karena di jam-jam terakhir acara utu akan dilangsungkan sosok penting yabg menjadi penyebab terlaksananya acara utu kabur.
Di salah satu meja, duduk seorang pria berperawakan Eropa. Duduk sambil mengepalkan tangannya du atas meja dan tatapannya tajam pada ruangan itu. Ruangan yang seharusnya menjadi saksi bisu atas pertukaran cincinnya dengan Azavira, kini berubah menjadi saksi bisu tentang bagaimana kelamnya dirinya sendiri di sana, di jam-jam terakhir pertunangannya dengan Azavira harus dibatalkan karena Azavira kabur.
“Fe... Ferdy?” Irene datang dan ragu untuk bertanya sesuatu pada Ferdy.
“Ke mana dia pergi?” tanya Ferdy dengan dingin.
Irene membuka ponselnya, dan melihat postingan terakhir di akun sosial media milik Azavira. “Dia ada di pulau Cermin.” Ferdy mengeraskan dagunya, dia lalu berdiri dan pergi meninggalkan Irene. Dua juga sangat rugi besar dalam acara pertunangan ini, semua biaya ditanggung oleh ayahnya. Dan dia tidak akan membiarkan itu terjadi, dia harus mendapatkan Azavira lagi.
***
Malam hari di pulau Cermin.
Mereka sedang berada di meja makan dan makan dengan sangat riang. Mereka terus bercanda dan menggoda satu sama lain. Mata Daniel tak sengaja melihat sudut jalan menuju toilet, tidak ada lukisan tadi di sana. Padahal siang tadi ia melihatnya.“Loh, lukisan di sana mana?” tanya Daniel sambil menunjuk tempat lukisan utu berada seharusnya. Semua orang terlihat bingung dengan yang dikatakan oleh Daniel.
“Lukisan apaan? Di sana gak ada lukisan kok,” ucap Alana.
“Kapan ada lukisan di sana?” tanya Azavira juga.
“Enggak, gue benar-benar liak kok tadi siang, pas gue ke toilet.” Daniel benar-benar heran.
“Tadi gue juga ke toilet kok, gak ada apa-apa,” ucap Azkara. Semua orang mengangguk.
“Mungkin kamu kecapean,” ucap Azavira sambil mengelus pundak Daniel, Daniel mengangguk. Mungkin itu ada benarnya juga, tapi dia masih merasa jika memang ada lukisan di sana.
...
Setelah selesai makan malam, saat ini mereka semua sedang berada di ruang utama villa. Menayangkan film bergenre horor dengan menggunakan infokus. Pada awal film mereka masih biasa-biasa saja tapi di pertengahan, suasana mulai mencekam. Teror dari arwah penuh dendam mulai datang.
“Dia pantas mati!!” sosok arwah penasaran itu muncul, Daniel mengerutkan keningnya saat menyadari jika pemeran dari hantu utu sangat mirip dengan wanita yang ia lihat di lukisan misterius tadi. Daniel mengusap matanya, dan sekarang wajah hantu di dalam film itu berubah. Tadi jelas-jelas sangat mirip dengan wanita yang ia lihat di lukisan.
“Aaaaa.” Semua wanita berteriak dan memeluk pria mereka masing-masing, kecuali Alana.
Angkasa menatap Alana dan sudah sangat menunggu Alana ketakutan dan memeluknya. Taoi sajak tadi Alana hanya biasa saja dan menutupi wajahnya dengan bantal saat hantu di film menampakkan dirinya.
Semakin lama Angkasa semakin kesal dan karena Alana masih tudak mau seperti yang lainnya, Angkasa langsung menarik Alana dan memeluknya. “Hm, lo takut ya?” tanya Alana.“Takut apaan? Gue Cuma takut lo nanti ketakutan dan meluk gue, ya gue peluk aja langsung,” ucap Angkasa tanpa mengalihkan pandangan pada film.
...
Pukul sebelas malam. Di kamar oara pria, Aksara bangun dengan wajah yang seperti menahan sesuatu yang ingin keluar. Dia hendak keluar dari kamar, namun dia langsung berbalik lagi dan membangunkan Azkara.
“Azka! Bangun, temani gue yuk!” Aksara mengguncang tubuh Aksara.
“Hngh, gue masih ngantuk. Lo pergi sendiri aja,” ucap Azkara dengan lenguhan sambil menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya. Aksara sangat kesal lalu berjalan keluar sambil memegangi perutnya.
Saat sampai di tangga menuju lantai dua, dia berjalan pelan karena tiba-tiba dia merinding, seperti ada yang menatapnya. Angin juga bertiup dan sangat dingin di pundaknya.“Anjir, kok villa ini seram ya di malam hari?” tanya Aksara entah pada siapa, dia juga berdiri membelakangi tangga, menatap ke seluruh penjuru villa.
Puk
“Kyaaaaa setan!!” Aksara berteriak xan membuat seseorang juga berteriak. Aksara berbalik dan ternyata orang yang di belakangnya adalah Ariani.
“Ngapain teriak sih?” tanya Ariani dengan kesal.
“Lo nyentuh pundak gue, vue kira setan, eh ternyata cantik begini. Mana ada setan secantik ini,” ucap Aksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
D 3A Mengejar Cinta (End) (Telah Terbit)
Mystery / ThrillerDaniel memiliki pujaan hati bernama Azavira, tetapi gadis pujaan hatinya itu telah dijodohkan dengan sahabatnya, Angkasa. Daniel, Angkasa, Aksara dan Azkara merupakan sahabat sejati. Namun cinta masing-masing membuat persahabatan mereka terancam. S...