“Aksa!! Azka!! Mama udah bilang jangan berantem kalo soal hal kecil!” seorang ini sedang dalam kepusingan yang sangat besar menghadapi kedua anak kembarnya. Di meja makan, Aksara dan Azkara berdebat tentang siapa yang mendapatkan paha ayam yang ada di menu opor ayam itu.
Keduanya selalu berdebat soal makanan, tapi itu hanya di depan ayah dan ibunya, ya hanya di depan ayah dan ibunya. Banyak orang atau teman-teman mereka bercerita, jika keduanya selalu dekat jika di luar.
“Kalian itu kenapa sih selalu berantem di depan Mama?” tanya Vanya. Aksara dan Azkara saling menatap lalu mereka tertawa.
“Biar uang jajannya ditambahin!” keduanya berucap secara bersamaan. Vanya dan Jovan langsung menganga, kedua bocah ini memang susah ditebak.
“Ya udah nanti Papa tambah!” ucap Jovan, Aksara dan Azkara tersenyum. Lalu Azkara mengambil paha ayam dari piring Aksara dan membelahnya. Vanya dan Jovan tersenyum mengetahui sebenarnya keduanya saling menyayangi, banyak orang yang mengatakan jika anak kembar akan selalu berkelahi memperebutkan sesuatu. Untung mereka tidak memperebutkan sesuatu hal yang besar. Yang akan mengancam hubungan keduanya.
...
Setelah selesai sarapan, Aksara dan Azkara sekarang berada dalam kamar mereka. Aksara tengah sibuk memainkan game online kesukaannya dengan berbaring di kasur dan bersandar di bahu Azkara. Sedangkan Azkara juga sibuk dengan ponselnya, namun yang ia perhatikan adalah sosial media dari Ariana sang pujaan hati.
“Ariana makin cantik aja njir!” ucap Azkara pelan, namun Aksara mendengarnya dengan baik dia langsung menghentikan aktivitasnya dan merebut ponsel Azkara.
“Apaan sih, ganggu aja Lo!” Azkara merebut ponselnya lagi.
“Lo gak boleh lihat foto Ariana tanpa izin gue!”
“Emang Lo siapanya Ariana? Ayah bukan, kakak bukan. Apalagi pacar!”
“Ya tapi sebagai kakak Lo, gue berhak larang Lo lihat foto Ariana!”
“Ya apa masalahnya bego!” Azkara mendorong kepala Aksara dari bahunya dengan tanpa perasaan. Lalu dia berdiri dan menjauh dari Aksara. Melihat hal itu Aksara merasa sangat kesal, dia langsung mengejar Azkara, merebut ponselnya dan mengangkat Azkara agar kembali ke atas kasur.
“Lo ingat ya! Ariana bakal jadi kakak ipar Lo!” ucap Aksara. Azkara mendelik tajam. Keduanya berakhir dalam perdebatan panjang lagi, perdebatan yang selalu mereka lakukan apalagi menyangkut Ariana.
Perdebatan itu selalu merasa lakukan, namun tidak diketahui oleh orang tua mereka. Ayah dan ibunya belum mengetahui jika mereka mencintai satu gadis yang sama. Bagaimana reaksi mereka saat mereka mengetahui hal itu.
...
Keesokan harinya.
Di sekolah, Daniel sedang ditemani oleh ketiga temannya untuk menemui pujaan hatinya, kelas mereka berbeda.
“Terus usaha apa yang mau Lo lakuin sekarang?” tanya Aksara, Azkara mengangguk dan menatap Daniel dengan serius.
Daniel mendehem, dia lalu menatap ke atas. “Mungkin gue bakalan ngajak dia jalan-jalan aja.” Daniel sudah memikirkan ke mana dia akan mengajak Azavira jalan-jalan. Dia telah menyusun agenda dengan sempurna.
“Gue rasa, Azavira itu juga suka sama Lo. Mungkin karena dia dijodohin sama orang tuanya,” ucap Azkara. “Dari tatapannya sama Lo udah kebukti,” lanjutnya.
Daniel juga berharap demikian, dia ingin semuanya berjalan lancar sama seperti yang sudah ia impikan selama ini. Tapi masalahnya, dia tidak mengetahui siapa yang akan dijodohkan dengan Azavira. Mungkin dia bisa berbicara dulu dengan pria itu.
“Cowok yang dijodohkan sama Azavira itu bodoh...” ucapan Aksara langsung terpotong oleh Angkasa yang tiba-tiba tersedak.
“Makanya kalo minum pelan-pelan!” peringat Azkara. Angkasa mengangguk dan tersenyum.
“Kenapa Lo bilang gitu?” tanya Daniel.
“Ya, gini ya. Ini bukan lagi zamannya pake acara jodoh-jodohin, anak-anak muda udah bisa bergerak mencari pasangan tepat untuk dirinya sendiri.” Mereka mengangguk dengan perkataan Aksara.
Tak lama mereka sampai di kelas Azavira, terlihat dari kaca ruangan dia sedang sibuk menulis dan membuka beberapa buku pelajaran.
“Dia rajin ya!” ucap Daniel, terbuai dengan pesona Azavira yang sedang membaca.
“Kita tunggu di sudut aja ya, biar Lo bisa bebas,” ucap Angkasa, Daniel mengangguk lalu masuk dan menyapa Azavira. Azavira sedikit terkejut, namun matanya langsung menatap sekilas pada Angkasa yang sedang mengobrol bersama Aksara dan Azkara.
Azavira sedikit tersenyum dan membalas sapaan dari Daniel. “Ada apa?”
Daniel tersenyum lalu duduk di samping Azavira. “Gue mau ngajak Lo jalan-jalan...” Daniel mendehem mencoba menetralkan rasa gugupnya.
“Lo mau kan?” lanjutnya.
Azavira langsung mendehem, dia tidak tahu harus berkata apa. “Maaf, gue sibuk untuk beberapa hari ke depan.” Azavira menolak dengan halus. Dia mencoba untuk menolak Daniel dengan halus mulai sekarang, siapa tahu dengan tolakan yang halus Daniel perlahan akan mundur.Selama ini Azavira selalu menolak dengan cara kasar, namun tidak ada hasilnya. Daniel malah lebih sering menemuinya.
“Tapi rencananya, kita bakalan pergi bulan depan.” Azavira langsung mematung, dia sekarang berada dalam perangkap.
“...Apa? Lo juga sibuk beberapa bulan ke depan?” dengan cepat Daniel menyela perkataan Azavira.
Karena tidak bisa menolak untuk sekarang, Azavira akhirnya mengangguk supaya Daniel cepat pergi dari kelasnya. Dia akan memikirkan cara lain untuk menolak ajakan Daniel. Melihat Azavira menyetujui ajakannya, Daniel langsung tersenyum bahagia dan berucap terima kasih. Setelah itu dia menemui teman-temannya dengan senyuman yang mengembang.
Melihat Daniel yang tersenyum bahagia, Angkasa menatap Azavira dan ternyata Azavira juga menatap dirinya. Hanya tatapan dingin yang dilayangkan keduanya. Angkasa menaikkan sudut bibirnya setelah itu mereka pun pergi dari kelasnya Azavira.Sepeninggalan keempat orang itu, seorang wanita datang dan menatap Azavira. Dia memegang ponsel yang ternyata dia memotret saat Daniel berbicara dengannya tadi. Azavira langsung melotot dan berlari menuju wanita itu.
“Gak boleh!” wanita itu menjauhkan ponselnya saat Azavira hendak merebut ponselnya.
“DASAR CEPU!”
...
Jam istirahat. Daniel dan Angkasa sedang berada di kantin. Kecuali Aksara dan Azkara, namun terlihat dari pintu kantin mereka berdua datang dengan mengawal seorang gadis cantik di tengah-tengah mereka. Daniel dan Angkasa langsung menatap ke arah mereka bertiga.
“Aksa! Azka, udah aku bilang. Aku gak suka duduk di antara cowok sendirian, kita duduk di meja lain aja!” ucap Ariana. Dengan cepat mereka langsung mengiyakan perkataan ratu mereka, mereka berdua juga mengatakan pada Daniel serta Angkasa jika mereka duduk di meja lain.
Janlup votmen
KAMU SEDANG MEMBACA
D 3A Mengejar Cinta (End) (Telah Terbit)
Tajemnica / ThrillerDaniel memiliki pujaan hati bernama Azavira, tetapi gadis pujaan hatinya itu telah dijodohkan dengan sahabatnya, Angkasa. Daniel, Angkasa, Aksara dan Azkara merupakan sahabat sejati. Namun cinta masing-masing membuat persahabatan mereka terancam. S...