“Makanan udah siap, gue manggil merek—eh udah datang,” ucap Alana yang hendak memanggil para pria untuk makan, namun mereka telah lebih dulu datang. Semuanya duduk di samping pasangan masing-masing.
“Wah enak-enak nih,” ucap Azkara. Dia terlihat sudah sangat ingin mencicipi semua makanan yabg ada du depan mereka itu. Makanan seperti nasi goreng, telur dadar, ikan goreng dan cumi-cumi juga ada.
“Hm, semuanya pada pinter masak rupanya.” Aksara seperti memuji semuanya, tetapi matanya malah tertuju hanya pada Ariani.
“Capcay? Ini yang masak siapa?” tanya Daniel. Alana dan gabv lainnya bingung, mereka tidak pernah memasak makanan semacam itu.
“Iya ih, kok bentukannya aneh gitu?” ucap Azkara.
“Hust, gak boleh menghina makanan. Tapi, asal usulnya gak diketahui, kita gak ada yang masak capcay. Kita buang aja, takut sebenarnya ada yang mau meracuni.” Alana memelankan suaranya di akhir. Dia lalu menepikan makanan yang entah dari mana datangnya. Walau pun asal-usul makanan itu diketahui, di antara mereka tidak ada yabg menyukai makanan itu. Jadi tetap saja makanan utu akan tersingkir.
Mereka mulai makanan dengan sambil terus bercanda, kecuali Angkasa. Dia hanya diam seperti biasanya, hanya berbicara jika ada yabg ingin ia bicarakan. Itu pun jika benar-benar sangat penting, matanya hanya tertuju pada Alana yang tertawa dan tersenyum.
Sekitar lima belas menit, mereka oun selesai makan. Mereka mengangkat piring ke wastafel untuk dicuci. Azavira mengambil piring berisi capcay tadi dan membuangnya ke tempat sampah. Setelah utu dia mencuci piringnya.
Prang
Suara benda jatuh dan pecah. Suaranya sangat keras hingga membuat mereka semua terdiam, mereka langsung berlari ke sumber suara itu. Di ruang tengah, lukisan besar jatuh hingga kacanya hancur berkeping-keping. Mereka sangat terkejut dengan jatuhnya lukisan itu.
“Aden, nona. Ada apa tadi?” tanya Juminem, dai datang dengan keterkejutan yabg besar saat melihat sesuatu yabg pecah dan berserakan.
“Mbok yang gantung lukisan ini di sini?” tanya Alana. Juminem mengerutkan keningnya, dia tidak pernah melihat lukisan utu sebelumnya. Kapan jiga dia yang menggantung lukisan itu.
“Enggak Non, saya gak gantung kok. Saya gak pernah lihat lukisan itu malah,” ucap Juminem sambil menunjuk lukisan itu. “Mungkin pak Naga di,” sambungnya. Mereka saling menatap, hal-hal aneh semakin sering terjadi.
“Lalu capcay di meja makan masakan Mbok Jum?” tanya Daniel. Juminem terkejut sekarang apa lagi.
“Gak den, saya juga gak bisa masak capcay. Gimana saya mau buat makanan seperti itu?” Juminem benar-benar heran, kenapa ada hal yang terjadi dan tidak diketahui mereka dan malah diarahkan padanya. Mereka semua bingung, dari mana kedua benda utu berasal. Jika bukan dari Juminem, apa mungkin dari pak Jagad? Mereka harus memastikan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
D 3A Mengejar Cinta (End) (Telah Terbit)
Mystery / ThrillerDaniel memiliki pujaan hati bernama Azavira, tetapi gadis pujaan hatinya itu telah dijodohkan dengan sahabatnya, Angkasa. Daniel, Angkasa, Aksara dan Azkara merupakan sahabat sejati. Namun cinta masing-masing membuat persahabatan mereka terancam. S...