12. Sejenak tapi bermakna

8 6 0
                                    

Ckittt

Sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilap berhenti di depan Daniel, karena mobil itu menyalip dan berhenti di depannya, membuat Daniel juga menarik rem motornya dengan mendadak.

“Woy, hati-hati dong!” Daniel tusak ingin marah, tapi karena memang hatinya masih sangat kesal entah karena sesuatu apa.
Seorang pria tampan lalu keluar dari mobil itu, dengan gaya sangat sombong. Tatapannya sangat angkuh dan terlihat meremehkan siapa saja. Dia berjalan mendekati Daniel dan menatapnya.

“Jadi ini, cowok yang jadi pacarnya Vira?” gumam pria itu.

“Tampangnya oke banget, tapi dompetnya euh!” Dia seperti menahan rasa jijik di depan Daniel,hal utu semakin membuat Daniel sangat kesal.

“Maksud lo apaan anjing? Gue gK pantes sama Azavira? Siapa lo berhak menentukan?” Daniel berteriak dan langsung turun dari motornya.

“Santai bro! Gue Cuma  mau bilang, lo harus secepatnya ucapin selamat tinggal sama Azavira. Karena dia, bakal jadi milik gue. Dan lo tau? Cintanya sama lo udah mulai pudar, kenapa? Karena cewek itu butuhnya duit!” Pria itu adalah pria yang sering bersama dengan Azavira akhir-akhir ini. Itu juga yang membuat kemarahan Daniel semakin menambah. Pria itu lalu mendorong bahu Daniel dengan jati telunjuknya, hal utu jelas-jelas gestur untuk menghina.

“Gue pergi!” setelah itu dia pergi masih dengan gaya sombongnya, Daniel menatap tajam mobil pria itu. Tangannya mengepal kuat, matanya memerah, bahkan urat-urat di tangannya terlihat menonjol hingga dagunya mengeras.

“BANGSAT!!”

...

Malam hari, di rumah Alana.
Dia tengah sibuk mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan besok. Banyak buku mata pelajaran di depannya, laptopnya juga menampilkan beberapa materi yang dapat membantunya mengerjakan tugasnya itu. Hingga tiba-tiba fokusnya terganggu oleh suara notifikasi pesan masuk ke ponselnya. Alana langsung melihatnya.

[Angkasa es abadi: Malam, lagi ngapain?”

[Alana: Gak salah nih, tumben nyapa pake perasaan?]

[Angkasa es abadi: Emang gak boleh ya, sama pacar sendiri]

[Angkasa es abadi: Atau gue cari pacar baru aja?]

[Alana: Emang kita kapan pacaran? Lo pernah nembak gue? Lagian ya, nembak itu bukan kayak tadi]

[Angkasa es abadi: Gue gak peduli]

[Angkasa es abadi: Gue Cuma bisa nembak kayak gitu]

[Angkasa es abadi: Kalo lo mau, gue bakalan nembak lo lagi]

[Angkasa es abadi: Pake katapel aja]

[Alana: Sadis banget sih lo]

[Angkasa es abadi: Gue Cuma  mau ingetin, besok bawa bekal buat gue. Dan lo jangan sampai begadang karena tugas, kalo lo gak bisa ngerjain besok aja lo salin punya gue]

“Wih, ternyata perhatian juga es abadi ini?” gumam Alana. Dia akhirnya lanjut bertukar pesan dengan Angkasa, walau pun bahasa Angkasa sedikit ketus. Tetapi Alana tetap tersenyum-senyum sendiri.

D 3A Mengejar Cinta (End) (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang