13. Cinta Lo itu...

9 7 0
                                    

Tugas yang menumpuk, hapalan materi pelajaran yang sudah tidak bisa dibendung di otak membuat semua siswa-siswi kelas dua belas serasa seperti orang stres. Mereka saat ini tengah dalam kondisi yang sangat sulit diajak berbicara atau bahkan jalan-jalan, karena mempersiapkan dirinya di hari ujian nanti yang menjadi prioritas utama mereka sekarang.

Saat ini, di kantin sekolah. Daniel, Aksara dan Azkara sedang saling menatap karena mereka melihat pemandangan yang terasa mungkin sangat mustahil, masih satu meja dengan mereka. Angkasa sedang makan, tetapi ada Alana yang sibuk menyuapinya, Alana bahkan sibuk mengomel saat Angkasa tudak membuka mulutnya dengan lebar.
Alana sudah seperti seorang ibu yang marah karena anaknya tudak mau makan. Angkasa hanya diam dan melihat ponselnya, sementara Alana menyuapinya.

“Widih, kayak pengantin baru aja nih,” cibir Aksara.
Angkasa menatap sekilas dan mendengus. “Iri?” hanya satu kata itu yang dikeluarkan Angkasa.

“Akhirnya, orang yang menutup matanya dengan cinta kejedot, kebuka deh matanya!” Angkasa mengambil gelas kosong dan melemparkannya tepat pada Aksara, untung saja Azkara mampu menangkapnya dengan mulus.

“Daniel, kenapa kamu gak noleh saat aku panggil tadi?” Azavira datang dengan wajah yang terlihat kelelahan.

“Mqaf, aku gaj denganr.” Daniel berkata tapi wajahnya sana sekali tak menatap Azavira yabg duduk di sampingnya.

“Aku tuh butuh bantuan kamu tadi.” Azavira terlihat cemberut.

“Ngapain kamu butuh aku, sementara kamu bisa manggil orang ang lebih baik dari aku.” Azavira langsung menatap Daniel dengan tajam.

“Ngomongnya, Dan! Ngapain bicara kayak gitu?” tanya Azavira.

“Kan yang lewat tadi bukan Cuma aku,” ucap Daniel, Azavira mengangguk kalu melihat makanan yabg ada di meja.

“Loh makanan buat aku vak ada?”

“Aku gak tau kamu suakanya apa.”

“Kan udah biasa kamu pesanin, kamu itu kenapa sih? Dari tadi kayak gaj suka banget aku datang? Kalo memang gak suka lagi bilang!!” Azavira langsung berdiri dari duduknya dan oergi meninggalkan Daniel, Daniel hanya diam dan meminum esnya dengan santai tanpa berpikir untuk menyusul Azavira yang terlihat kesal. Bahkan perdebatan mereka berdua membuat dia orang yabg sedang suap-menyuap dengan kasih sayang sempat terjeda.

“Gak usah peduliin, noh ayamnya masih ada. Lagi!” Angkasa membuka mulutnya karena tak sabar dengan suapan dari Alana. Dia sudah bertingkah manja seperti itu tetapi dia masih terlihat dingin.

...

“Nama kamu siapa?” tanya seorang wanita cantik elegan pada Ariana. Wanita itu menatap Ariana sangat dalam, memang sangat cantik pikirnya.

“Kamu gak malu dicintai dua cowok sekaligus, dan malah dekat sama dua cowoknya? Kamu, mau ngehancurin hubungan anak-anak saya?” ternyata wanita itu adalah Vanya. Dia datang ke rumah Ariana, yang masih terlihat mewah itu. Dia sempat berpikir di awal, mungkin wanita yang dicinta kedua anaknya adalah wanita miskin dan hanya memanfaatkan keduanya. Tapi dari rumahnya, keluarga wanita itu cukup berada. Walau pun rumah Ariana tak semewah kediaman Pratama.

“Sebenarnya saya bukan orang jahat yang akan menghancurkan cinta seseorang. Tapi, tidak mungkin juga kamu mencintai kedua anak saya sekaligus...” Vanya menarik napas dan menatap Ariana. “Kamu harus memilih salah satu, dan pastikan mereka berdua tudak saling membenci karena itu. Jika utu sampai terjadi, maka saya mungkin bisa melewati batas kemanusiaan.” Vanya berkata dengan sangat serius.

“Ingat, saya bukan orang jahat. Jadi gak usah takut sama saya!”

“Iya, tan. Aku udah punya pilihan, sebenarnya aki juga ragu. Tapi mengingat perjanjian di antara kami bertiga, sekarang aku yakin,” ucap Ariana dengan keyakinan penuh.

D 3A Mengejar Cinta (End) (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang