Di kediaman Buana.
Irene dan Ferdy sedang ber-tos dengan gembira, keduanya merayakan rencana mereka yang hampir gagal namun kembali berhasil.
“Tante, untuk punya rencana B. Tante pintar banget mikirin ide kayak gitu.” Ferdy tertawa dengan sangat lepas.
“Tentu, tentu. Gak akan aku biarkan putriku satu-satunya, harus memiliki pendamping seorang yang melarat,” ucap Irene dengan tatapan mendalam pada akuarium di depannya. Irene mencoba menangkap ikan-ikan di dalamnya dengan alat penangkap ikan yang ada di sana. Ikan-ikan itu berenang cepat untuk menghindari jaring yang bergerak mengejar mereka.
Irene tersenyum. “Jika mereka tidak mau mengikuti apa yang aku katakan maka...” Irene lalu membuka penutup lubang pembuangan air di akuarium itu dan menghentikan aliran air. “Kita akan membuat mereka tersiksa.” Dengan cepat air di akuarium itu terkuras, hingga air semakin sedikit dan ikan-ikan di dalamnya melompat karena tidak bisa bernapas. Satu persatu ikan-ikan di sana mulai lemas dan tak bergerak.
...
Malam hari di kediaman Buana.
Azavira, Irene dan Gilang, ayahnya Azavira. Sedang makan dengan hikmat, tidak ada suara sama sekali hanya suara dentingan sendok dan garpu.“Oh iya, Mama ada niatan mau jodohin Vira sama Ferdy loh, Pa.” Irene memecah keheningan. Gilang langsung mendongak begitu juga dengan Azavira.
Gilang menatap putrinya. “Emangnya Vira mau? Jangan sampai kayak dulu loh ya, emang pacarnya Vira gak bakalan marah lagi?”
Azavira tersenyum dan menggeleng. “Vira gak pernah punya pacar kok Pa, dan Vira mau. Ferdy itu baik, dia juga kan sahabat kecil Vira.” Gilang mengangguk, dan Irene tersenyum dengan penuh kemenangan. Rencananya benar-benar berhasil.
***
Di rumah Daniel.
Semua anggota keluarganya sedang sangat bingung dengan Daniel, dia terlihat sangat murung dan hanya diam saja. Jika ditanya atau diajak berbicara maka dja hanya menjawab dengan deheman. Biasanya setelah selesai makan mereka akan berkumpul di ruang tengah dan mengobrol, taoi sekarang Daniel hanya diam di kamarnya.
Daniel, menatap foto-foto kebersamaannya dengan Azavira, walau pun utu hanya sebentar. Tapi Daniel sangat menyayangi setiap momen utu. Dia terpaksa membuat Azavira harus membencinya, itu semua demi keselamatan keluarganya. Dia tudak bisa egois dan membuat keluarganya dakam masalah hanya karena dia ingin mendapatkan cintanya. Sekarang, entah aoa yang Tuhan rencanakan untuknya, taou Daniel yakin setiap rencana Tuhan itu sangat baik....
Keesokan harinya.
Di sekolah, Daniel berjalan pelan menuju kantin. Di sana semua temannya sudah duduk dan mengobrol. Dia sedikit terlambat datang ke sekolah, untungnya karena hari ini ujian, jam masuk dimundurkan. Daniel duduk di samping Aksara, keduanya lah yang tidak memiliki pasangan di sana. Angkasa, yanv katanya menutup rapat-rapat hatinya pada cinta.Matanya tekah terbuka, sekarang dia sadar jika cinta itu sebenarnya tidak buruk, hanya saja kita yang harus tahu di mana meletakkan cinta itu.
“Dan, mana pacar lo?” tanya Aksara. Daniel mendehem dan tersenyum pahit.
“Daniel, kenapa lo kayak gini. Kenapa lo main rahasia-rahasiaan sama kita? Oh mungkin Daniel udah gak nganggap kita sahabat,” ucap Azkara dengan sedikiy mendrama.
“Gak bukan gitu tapi...”
“Tapi apa Dan?” Kali ini Angkasa yang bertanya, Daniel menghela napasnya lalu menceritakan semua yang terjadi.
“APA?” pekik Aksara.
“Jadi lo sama Azavira udah?”
Daniel mengangguk. Mereka benar-benar sangat terkejut.“Gak bisa dibiarin, Dan. Biar hue yang urus,” ucap Angkasa.
Daniel menggelengkan kepalanya.“Gue tau kalian mau bantu gue, kita sahabat. Tapi please, kasih gue kesempatan buat nyelesaiin masalah gue sendiri.” Meeting semua diam, jika seperti itu mereka sudah tidak jisa lagi mengatakan apa-apa. Memang benar, ini masalah Daniel, dan Daniel sudah dewasa dan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Saat semuanya diam, tiba-tiba ada beberapa siswi datang dengan membawa sesuatu di tangan mereka masing-masing. Mereka membagikan itu pada semua siswa-siswi.
“Guys-guys! Perhatian, ini adalah undangan dati teman kita Azavira, dia akan bertunangan sama sahabat masa kecilnya. Dia ngundang kita semua,” ucap skaah satu dari wanita itu dengan kuat. Lalu salah satu dari mereka oeegi ke meja Daniel dan yang lainnya.“Oh iya Daniel, datang sama gue ya? Biar semua orang nanti itu dengan kita yang serasi,” ucapnya sambil memberikan undangan utu pada Daniel dan yang lain. Dia tersenyum dan sok cantik di depan mereka berempat.
“Mimpi Lo!” jawaban tak terduga datang dari Daniel, bisanya fia akan menolak dengan halus jika ada siswi yang mencoba mendekati dirinya, taoi yang mereka lihat sekarang adalah Daniel yang sungguh berbeda. Wanita utu pergi dengan perasaan yang sedikit nyeri.
“Azavira udah mau tunangan aja?” ucap Alana sambil mengambil undangan yang ada di tangan Angkasa.
“Gue bilang, ini suatu kebodohan.” Angkasa berkata dengan singkat, dulu dia tisak memahami arti cinta yang sesungguhnya, taoi sekarang dia paham. Semuanya tidaklah benar bagi Daniel dan Azavira. Mereka benar-benar sangat bodoh menurut Angkasa.
***
Dua Minggu berlalu.
Ujian telah dilangsungkan hingga selesai, untuk sekarang siswa-siswi bisa bernapas karena telah menerima hasil ujian mereka. Ada yang lulus dengan nilai yang sangat bagus, ada yang sedang-sedang saja dan afa jiga yang tidak lulus. Empat sekawan, termasuk Ariana mendapatkan nilai yang bagus. Walau tak seperti Alana yang mendapatkan nilai paling bagus. Angkasa sangat bahagia, walau dia tusak menunjukkannya dengan reaksi yang berlebihan. Hanya ekspresi datar seperti biasanya, tapi Alana tahu jika Angkasa sangat bahagia untuknya.Mereka berenam membuat rencana liburan ke sebuah pulau, di mana pulau itu merupakan rekomendasi dari pihak travel ke pada ayahnya Angkasa. Beberapa hari yang lalu Angkasa menemui sang ayah di ruang kerjanya, Angkasa melihat ada sebuah selebaran. Utu sebabnya Angkasa nisa mengetahui ada sebuah pulau yang indah seperti itu.
“Gini-gini guys, kita buat agenda kita saat sampai di sana!” Alana mengeluarkan sebuah kertas dan pulpen.
“Kalo gue sih duduk dan menatap pantai yang indah aja,” ucap Azkara dan diangguki oleh Ariana yang ada di sampingnya.
“Kalo gue, berenang di pantai!!” Alana berkata dengan sangat semangat.
“Gak nanti ada hiu,” ucap Angkasa, melarang aoa yang diinginkan oleh Alana.
“Kok gitu sih? Mana ada hiu?” Alana mengerucutkan bibirnya.
“Halah, Lana. Sebenarnya Angkasa utu gaj bisa berenang,” Aksara memberitahu sebuah rahasia besar, rahasia yang dapat mengurangi kewibawaan dari seorang Angkasa.
“Diam lo anjir!” Angkasa menyentil dahi Aksara karena sangat besar, bisa-bisanya dia dengan mudah membocorkan rahasia negara yang sangat penting itu.
“Dan lo?” mereka semua menatap Daniel yang sedang murung, entah aoa ya g sedang pria tampan itu pikirkan. Dia terus saja diam sejak tafi, dia sama sekalu tudak tersenyum dengan candaan yang lainnya.
“Daniel, maaf ya. Bukan apa-apa, tapi gue pikir lo sama Azavira itu sama-sama bodoh,” ucap Alana.
“Dan maaf juga, itu semua karena keluarga gue. Lagi pula, gue udah hapus namanya untuk selamanya dari hati gue.” Daniel berdiri dari duduknya dan orrgi meninggalkan yang lainnya, saat ini sebenarnya mereka sedang berada di kafe milik keluarga Alana.
“Gue tau Dan, lo itu mikirin pertunangan Alana tiga hari lagi.” Angkasa membatin sambil menatap Daniel yang berdiri di luar kafe, dia menatap kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan dengan penerangan jalan. Susana malam itu begitu menggambarkan kondisi pria tampan yang sedang dalam hati yang gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
D 3A Mengejar Cinta (End) (Telah Terbit)
Mystery / ThrillerDaniel memiliki pujaan hati bernama Azavira, tetapi gadis pujaan hatinya itu telah dijodohkan dengan sahabatnya, Angkasa. Daniel, Angkasa, Aksara dan Azkara merupakan sahabat sejati. Namun cinta masing-masing membuat persahabatan mereka terancam. S...