Chapter 1: Lily dan sekolah barunya

258 26 0
                                    

Dipagi hari yang sangat cerah dan bersemangat, matahari mulai terbit dan menyinari dunia itu dengan terang setelah gelap yang menciptakan suasana hening dan sunyi oleh bulan.

Cahaya itu memasuki ruangan kamar seorang Gadis yang cantik sedang tidur dan masih menikmati mimpi-mimpi yang menurutnya indah? Ia akhirnya terbangun dari mimpi-mimpi itu karena merasa terganggu dengan cahaya yang lama-lama mulai menyinari kamarnya dan terdapat suara jam weker miliknya.

Waktu menunjukkan pukul 6 pagi hari, sebenarnya ia masih merasa sangat ngantuk namun teringat bahwa hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah dan semester baru. Gadis itu mengucek kedua matanya dan akhirnya ia bangun dari ranjang kasurnya menuju kamar mandi yang masih 1 ruangan dengan kamar tidurnya.

Ia melakukan aktivitas mandinya dengan memulai membasahi tubuhnya agar mudah untuk membersihkan tubuhnya. setelah menghabiskan waktu selama 20 menit dikamar mandi, ia keluar dan merasa segar sekali karena airnya yang begitu hangat. Lalu ia berjalan menghampiri lemari pakaian nya untuk mencari seragam sekolah barunya dan ia kenakan dihari pertamanya itu.

Ia sedang merapihkan dasinya, namun terdengar suara seseorang memanggil nama dia dibalik pintu kamarnya, merasa yang punya nama terpanggil akhirnya menjawab "Iya Mah, Sebentar". Gadis itu sudah selesai merapihkan dasinya dan menghampiri sumber suara yang memanggilnya itu.

Pintu kamar terbuka, terlihat seorang wanita sedang berdiri diambang pintu kamar ini sambil menunggu terbuka. "Ayo makan dulu Lily, Sebelum berangkat sekolah". Wanita itu ternyata Ibunya Gadis tersebut. "Iya Mah, Lily nyusul ya. Soalnya Lily belum nyiapin beberapa buku yang mau dibawa hehehe". Ucap Gadis itu yang bernama Lily. Nama aslinya adalah Hillary Abigail, atau kerap disapa Lily. "Aduh kamu tuh ya kebiasaan banget, liat jam dong Lily! Yaudah Mamah tunggu dibawah ya, Cepetan". Seru Mamahnya karena ia sebenarnya sudah terbiasa dengan sifat anaknya namun ia masih saja suka marah kepada Lily, karena ia tidak mau anaknya terlahir menjadi anak yang tidak bertanggung jawab kepada tugasnya.

Jam dinding di kamar Lily sudah menunjukkan pukul 6:30, Lily akhirnya sudah mengendong tas nya yang berisi buku-buku itu, Ia keluar dari kamarnya dan menuju ruang makan yang berada di bawah itu. "Pagi Ayah, Pagi Mamah". Sapanya pada kedua orang tua nya, Ayahnya yang melihat putrinya sudah cantik dan rapih dengan seragamnya. "Wihh anak Ayah sudah cantik dan rapih sekali, sudah siap sekolah nih kayaknya". Goda Ayah Lily sambil menaik turunkan alisnya, Lily yang sedang dipuji itu tersipu malu, "Aaa Ayahh, Mamah liat Ayah ngeselin banget." Mamahnya hanya terheran melihat kedua orang itu.

Lily pun duduk di salah satu kursi meja makan nya itu sambil memakan makanan yang telah disiapkan oleh Mamahnya. Tak ada satupun obrolan karena masih sibuk dengan makanannya. Sampai pada akhirnya Ayahnya membuka obrolan "Kamu mau dianter atau naik motor sendiri ke sekolah?" Tanya Ayahnya dan menunggu jawaban putrinya yang masih makan, Lily akhirnya membuka suaranya "Lily mau naik motor aja Yah, biar ngehemat waktu dijalan". Ayahnya sepertinya ragu, karena keluarga ini kan baru pindah di Jakarta masih 1 Minggu yang lalu. Apakah Lily hafal dengan jalanan Jakarta yang selalu padat merayap?

Ayahnya bertanya kembali "Yakin kamu? Kan kita baru seminggu disini. Kamu memang sudah hafal jalanan sekitar sini sampai kesekolah?" Lily pun menjawab kembali pertanyaan Ayahnya yang menurut dia sedikit meremehkan? "Lily sudah hafal kok, kemarin hari sabtu Lily pergi naik motor dan keliling-keliling, terus nyari sekolahan Lily". Ternyata Lily sudah selesai makan dan hendak ingin berangkat "Yaudah ya, Lily duluan. Takut terlambat nanti". Ucap Lily dan langsung menyalami kedua tangan orang tua nya itu. Ia pun berjalan keluar dan menghampiri motornya digarasi, tak lupa ia panaskan terlebih dahulu. Merasa sudah panas, Lily akhirnya meninggalkan pekarangan rumahnya dan pergi dengan kecepatan sedang.

Ditengah perjalanan ia sempat mengecek jam pada jam tangan miliknya "Duh, keburu ga yah, mana masuk jam 7 lagi". Lalu pandangan beralih kepada salah satu gadis yang menurut dia seumuran dengannya, Ia melihat dia sedang bersusah payah menghidupkan motornya kembali, sepertinya mogok. Merasa tak tega ia menepikan motornya lalu menghampiri gadis itu untuk ia tolong.

"Kenapa motornya? Mogok?". Merasa ditanya gadis itu menoleh ke sumber suara. "AHH, Iya nih gatau kenapa? Padahal tadi ga papa". Lily akhirnya mengecek motor gadis tersebut, lalu mengotak atik motor itu. Tak butuh lama, motor pun hidup kembali. Secara tidak sadar gadis itu menatap tak percaya melihat orang itu menghidupkan kembali motornya. Anehh, padahal dia saja tidak bisa, mengapa orang itu bisa? "Heii, lu kenapa diem gitu?" Tanya Lily khawatir karena gadis itu tidak merespon nya. "G-Gw gapapa kok". Jawab gadis itu yang masih tak percaya. Lily sebenarnya tidak begitu paham dengan mesin, tetapi karena Ayahnya Lily selalu membenarkan mobil/motor nya itu sendiri. Lily selalu memperhatikan Ayahnya itu sampai ia bisa secara otodidak. Lily yang merasa sudah selesai dengan urusannya pun pergi ke motor miliknya.

"Itu motornya udah nyala kan? Gw jalan dulu ya!" Gadis itu berteriak Terima kasih kepada orang itu yang lama kelamaan sudah pergi dari pandangan, Lily yang mendengar ucapan Terima kasih itu hanya tersenyum dibalik spion kaca motornya. Gadis itu teringat bahwa ia tidak sempat berkenalan terlebih dahulu. Lumayan perhatian sih, tapi sayang sok cool gitu. Batin nya. "Ya ampun, sepertinya aku akan terlambat". sontak Gadis itu ketika mengingat hari ini adalah hari pertamanya sekolah.

Sesampainya di sekolah, Lily sudah memarkirkan motornya itu di lahan parkiran sekolahan. Walaupun lahan tersebut berada disamping Gedung sekolahannya dan ia harus berjalan beberapa meter saja. Saat sedang berjalan, tiba-tiba ia ditubruk dari belakang.

BUGGHH

Lily pun terjatuh dan orang yang baru saja menabrak Lily tidak sempat meminta maaf dan pergi dengan tergesa-gesa. "WOYYY, KALO JALAN HATI-HATI DONGG!!" Lily membentak orang itu yang baru saja menabraknya. "Duhh, Sakit banget, Gila tuh orang jalan main nyeruduk aja". Kesal Lily dan ia melihat jam tangan nya menunjukkan pukul 6:50, Gawat 10 Menit lagi pintu gerbang nya ditutup. Batin nya sambil berlari kencang seperti tidak mau meninggalkan hari pertamanya. Benar saja saat setelah ia masuk, pintu gerbang tertutup oleh penjaga sekolah ini Busett masuk jam 7 tapi udah ditutup jam 6:55? Batin nya karena berhenti sejenak mengambil nafas yang terbuang karena berlari.

Merasa sudah mengambil nafas banyak-banyak, ia berjalan memasuki area sekolahnya yang bernama SMA Negeri 48 Jakarta. Untuk sekolah negeri yang pada umum nya, ini termasuk bangunan modern yang luas nan megah. Melamun? Wajar, karena sekolah negeri tetapi serasa swasta elite yang diduduki oleh Kaum Menengah Atas. Ia tersadar dari lamunan nya karena Bell sekolah berbunyi pertanda Upacara akan segera dilaksanakan. Lily bergegas untuk mencari kelasnya yang sepertinya ia lupa dengan kelasnya. Haduhhhh gw lupa lagi kelasnya dilantai berapa ya? Batin nya masih mencari keberadaan kelasnya "Heiii yang disana!!" Lily tersadar ada yang memanggil dan menghampirinya "Gw?" Tanyanya sebelum ia salah menduga. "Iyalah, Siapa lagi?" Lily bingung dengan perempuan didepan ini "Lu kayaknya lagi nyari kelas ya?" Lily hanya menganggukkan kepalanya pertanda pertanyaan perempuan ini benar. "Gw Lana, Salam kenal ya" Sapa perempuan ini yang bernama Lana, Nama aslinya adalah Aurhel Alana. "Gw Lily". Lana langsung menanyakan kelas Lily karena Upacara akan segera dimulai, jika ia telat turun dan mengikuti Upacara, Ia dan Lily akan dihukum dibarisan depan "Gw kelas 10 IPS 3" Jawab Lily. "Kita sekelas, ayo cepet ikutin gw. Nanti telat turun Upacara". Mereka berdua lari ke lantai 4 karena kelas 10 berada di lantai 4" Lily tak ada waktu untuk bernafas karena murid-murid sekolah ini sudah berbaris.

Lily meletakkan tas nya sembarang meja dan berlari kembali turun ke bawah bersama dengan Lana. Mereka berdua masih sempat ternyata, dan upacara telah dimulai dengan hikmat dan disiplin.

*****

Hai, saya penulis baru dan pemula, bolehkah minta vote dan komennya agar saya semangat dalam membuat cerita. oiya mungkin ini ceritanya panjang ya? maaf ya, soalnya saya bikin cerita ini di word laptop saya sebelum saya menulis disini, jadi maklum ya hehehe🙏😁

Ini hanyalah cerita Fiksi yang berarti cerita ini berbeda dengan cerita asli.
Dimohon untuk para pembaca jangan membawa cerita ini ke kehidupan asli mereka.
Apabila ada kesamaan nama, tempat, waktu, dan lain-lain itu adalah fiktif belaka.
Mohon untuk tinggalkan kritik dan saran yang baik dan sopan agar saya sebagai penulis baru bisa semangat untuk menulis cerita lainnya
Maafkan apabila cerita sedikit keluar dari alur karena saya suka kehilangan arah di tengah jalan cerita.
Selamat menikmati cerita saya semuanya.

Best Seventeen Friends [GEN 12]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang