Chapter 23: Terpilihnya perwakilan Tim Basket

50 5 0
                                    

Pertengahan bulan September, kehidupan kembali berawal dari Lily. namun kali ini Lily yang dimana ia sebagai Ketua Ekskul Basket putri, ia sedang berlatih dengan Oline, Shasa, Regie, Levi, Nachia, Nala dan Ribka. Mereka berlatih karena memang hari ini ialah jadwal Ekskul mereka sebagai anggota Ekskul Basket.

Di sore hari setelah mereka semua selesai dengan sekolah mereka, kini dilanjut dengan latihan basket agar menambah skill mereka. “Udahan dulu guys, udah lumayan juga kita”. Ucap Lily dan memberi mereka beristirahat. Saat semuanya sedang istirahat. Mereka kedatangan Daffa yang dimana ia adalah Ketua Ekskul Basket putra. “Ehh Daffa, ngapain kesini?” Tanya Lily lalu menghampiri Daffa. “Ehh Ly, lu dipanggil sama Pak Putra, katanya ada perlu”. Ucap Daffa. “Dimana Pak putra?” Tanya Lily kembali. “Di ruang guru, gw gatau ada apa”. Ucap Daffa. “Oke, makasih Daffa”. Ucap Lily. “Bentar ya, gw dipanggil. Kalian lanjut aja latihannya”. Ucap Lily meminta kepada anggotanya. Kemudian ia pergi dengan Daffa yang menyusulnya dibelakang.

Lily sampai diruang guru dengan mencari keberadaan Pak Putra untuk menemuinya. Daffa tidak ikut masuk dikarenakan ia sedang berlatih basket dengan tim putra. Sudah menemukan keberadaan Pak Putra, Lily segera menuju ke meja Pak Putra. “Bapak ada perlu apa ya manggil saya?” Ucap Lily sopan. “Ohiya, kebetulan kamu disini. Ada yang perlu Bapak sampaikan”. Ucap Pak Putra. “Mengenai dengan sekolah kita yang di undang oleh SMA Negeri 23 Jakarta untuk pertandingan persahabatan. Pertandingan persahabatan antar sekolah itu untuk memeriahkan acara ulang tahun sekolah mereka juga. Jadi Bapak minta persiapkan dengan baik tim putri untuk latihan basket sampai hari sebelum pertandingan”. Jelas Pak Putra. “Baik Pak, saya selaku Ketua Ekskul Basket putri akan menyiapkan latihan fisik agar bisa memenangkan pertandingan itu Pak”. Ucap Lily semangat. “Iyasudah, itu saja yang Bapak sampaikan. Jangan lupa untuk latihan ya? Semangat sampai waktunya tiba”. Ucap Pak Putra memberi semangat.

Selesai membicarakan sebuah pertandingan persahabatan antar sekolah itu, Lily menuju ke lapangan belakang untuk memberitahu kepada mereka semua. “Guys”. Panggil Lily dengan napas tak beraturan. “Kenapa Kak, kok lari-lari?” Tanya Levi. “Iya lagi, kayak dikejar setan”. Ucap Shasa meledek. “Gw mau ngasih tau”. Ucap Lily yang masih mengatur pernapasan. “Tadi gw dipanggil sama Pak Putra, dia minta untuk kita semua latihan basket karena kita bakal tanding sama SMA Negeri 23 Jakarta”. Ucap Lily. “Ada apa itu sekolah? Acara?” Tanya Oline penasaran. “Iya, katanya sekolah itu ulang tahun sama kayak kita tahun lalu”. Ucap Lily. “Wahh seru pasti nih”. Ucap Nachia semangat. “Yaudah kalo gitu, kita persiapkan ini dengan baik”. Ucap Regie. “Walaupun pertandingan persahabatan juga, kita gaboleh kalah”. Ucap Nala. “Setujuu”. Ucap mereka serentak. “Ehh iyaa, Kathrina sama Clarissa ga latihan ya?” Tanya Lily. “Tadi mereka berdua izin Kak, katanya mereka gaikut karena ada urusan”. Ucap Ribka menyampaikan amanah. “Yaudah deh, kita latihan dulu yang ada. Hari Jum’at kita latihan lagi semua”. Ucap Lily tegas. Mereka latihan sampai malam hari tiba.

+++

Hari Jum’at, dan karena hari ini pulang cepat mereka memulai latihan nya lebih awal. “Guyss”. Panggil Clarissa dari jauh. “Maaf telat, tadi kita piket OSIS dulu soalnya”. Ucap Kathrina. “Gapapa, kita juga baru pemanasan”. Ucap Oline. “Udah hadir semua kan ya?” Tanya Lily memastikan. “Udah”. Ucap mereka serentak. “Yaudah latihan kayak biasanya aja, abis itu game 5 lawan 5”. Ucap Lily. mereka semua latihan dengan baik agar di hari pertandingan mereka akan melakukan penampilan yang terbaik untuk sekolahnya.

Merasa sudah cukup dengan latihan biasanya, kini saatnya mereka game 5 lawan 5. “Baginya gimana nih?” Tanya Oline. “Suit aja deh”. Ucap Clarissa. “Yaudah suit aja Kak”. Ucap Nachia. “Yang menang timnya Lily, yang kalah timnya Regie”. Ucap Shasa.

Tim Lily terdiri dari Lily, Levi, Shasa, Ribka, Kathrina dan tim Regie terdiri dari Regie, Oline, Nala, Nachia, Clarissa. “Wee curang masa ada Levi sama Ribka”. Protes Nachia. “Tapi tim lu ada Regie sama Kak Oline ya!!” Kesal Levi. Mereka semua saling berebut bola dan ingin memasukkan bola itu ke ring lawan nya.

Game pun selesai dengan poin mereka berdua tak begitu jauh, namun tim Regie lebih unggul 5 poin dari tim Lily. “Udah guyss cukup buat hari ini”. Ucap Lily menyudahi latihan hari ini karena hari sudah berlatar sore. “Oke sebelumnya gw mau ngasih tau sesuatu sebelum pulang”. Ucap Lily yang membuat mereka semua penasaran. “Kita bertanding di sekolah SMA Negeri 23 Jakarta di tanggal 28 Oktober infonya dari Pak Putra”. Jelas Lily. “Dan satu lagi, gw mau ngasih kapten tim nya sama Regie”. Lanjut Lily. Mereka bertepuk tangan bangga karena Regie dipercayai sebagai kapten tim nanti. “Ini seriusan aku jadi kapten nya Kak?” Tanya Regie tak percaya. “Iya. Kamu kan dulu pernah juara tingkat nasional pas di SMP”. Ucap Lily. “Iya Gie, kita semua percaya sama kemampuan basket lu”. Ucap Nala. “Kita semua ngandelin lu Gie”. Ucap Oline. “Makasih ya, kalo gitu gw akan berusaha menjadi kapten yang baik. Mohon dukungannya”. Ucap Regie. “Yaudah yok pulang, itu aja yang gw sampein, jangan lupa jaga kesehatan, pola makannya dijaga sampe hari tanding nanti”. Perintah Lily tegas dan dipatuhi oleh mereka semua.

Saat hendak pulang, Daffa mengunjung mereka semua. “Ada perlu apa lagi kesini Daf?” Tanya Lily heran. “Gw kesini cuman mau bilang, gimana kalo kita tanding tim putri lawan tim putra. Sekalian kita latihan buat acara persahabatan itu”. Ucap Daffa. “Gimana guys, mau ga?” Tanya Lily kepada mereka. “Ayo aja sih gw”. Ucap Shasa. “Itung-itung kita cari lawan sepadan Kak Lily”. Ucap Regie. “Latihan tanding nya hari bebas apa gimana Daff?” Tanya Oline. “Kalo itu gw aja yang ngatur, kalian tinggal latihan tanding sama tim cowo aja nanti”. Ucap Daffa. “Yaudah kalo gitu kita terima”. Ucap Lily. “Oke dah, yaudah kalian tunggu aja sambil kalian latihan biasa. Yaudah itu aja sih yang gw sampein, gw pamit ya”. Ucap Daffa sambil berpamitan. “Kalo gitu kita harus semangat latihannya lagi”. Ucap Levi dan disetujui oleh mereka semua. “Udah yok pulang, cape banget soalnya”. Keluh Ribka. “Iya, iya Rib. Yaudah ayok pulang”. Ajak Lily kepada mereka.

---

Langit sore yang menyinari dunia dengan warna senja bercampur jingga, saat ini Lily sedang berada dalam perjalanan pulang menuju rumahnya. Akhir-akhir ini ia selalu pulang terlambat, namun Mamahnya tidak khawatir dengan anaknya yang selalu mengabarinya jika ia akan pulang telat.

Lamanya perjalanan pulang dikarenakan jalanan nya padat, Lily akhirnya sampai dirumahnya. Ia membuka pintu garasi nya untuk menaruh motor nya didalam garasi rumahnya. Sudah selesai menaruh motor nya, Lily masuk kedalam rumahnya. “Lily pulang”. Ucap Lily lemas. “Ehh sayangnya Mamah udah pulang”. Sambut Mamahnya. “Langsung mandi ya nak, abis itu turun makan malam”. Lanjut Mamahnya. Aneh, ia sedang merasakan adanya sesuatu yang hilang. “Ayah belum pulang Mah?” Tanya Lily tak melihat Ayahnya di rumah. “Ayahmu lembur, tadi dia udah ngabarin Mamah”. Ucap Mamahnya. “Yaudah, Lily ke kamar dulu ya. Mau mandi”. Ucap Lily, lalu ia menuju ke kamarnya membersihkan tas dan tak lupa dirinya juga harus membersihkan diri.

Malam pun tiba, Lily keluar kamar dan turun ke lantai bawah untuk makan malam. Makan malam ini hanya bersama dengan Mamahnya, biasanya lengkap namun hari ini tidak. Tetapi mau bagaimana lagi, Ayahnya juga harus bekerja demi menghidupi keluarganya yang harmonis.

Selesai makan malam, Lily sedang berada dikamar nya sambil memainkan sebuah komputer kesayangannya itu. Ia terus bermain namun ia sangat lelah sekali akibat jadwal tambahan latihan untuk mempersiapkan pertandingan persahabatan itu.

Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam, Lily harus segera tidur demi menjaga pola tidurnya dan menjaga tubuh nya agar menunjukkan penampilan di pertandingan nanti. Malam ini sangat sunyi dan hening, hanya ada sebuah cahaya dari bulan dan bintang yang menyinari malam ini dan akan menghilang di pagi hari karena tugasnya akan digantikan oleh Matahari terbit.

******

Yuhuuu gengs, sebenernya gw pengen buat cerita baru, namun gw bakal bikinnya setelah cerita ini tamat. jadi mungkin selesai ini gw bakal hiatus sebentar dan cerita ini mungkin agak pending ya. karena gw juga sibuk kerja hehe, maaf. 🙏

Ini hanyalah cerita Fiksi yang berarti cerita ini berbeda dengan cerita asli.
Dimohon untuk para pembaca jangan membawa cerita ini ke kehidupan asli mereka.
Apabila ada kesamaan nama, tempat, waktu, dan lain-lain itu adalah fiktif belaka.
Mohon untuk tinggalkan kritik dan saran yang baik dan sopan agar saya sebagai penulis baru bisa semangat untuk menulis cerita lainnya
Maafkan apabila cerita sedikit keluar dari alur karena saya suka kehilangan arah di tengah jalan cerita.
Selamat menikmati cerita saya semuanya.

Best Seventeen Friends [GEN 12]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang