𝙰𝚝𝚎𝚛-𝚊𝚝𝚎𝚛

112 33 43
                                    

Mendadak, Danastri merasa dunianya runtuh, tumbang ke titik paling dasar kegelapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendadak, Danastri merasa dunianya runtuh, tumbang ke titik paling dasar kegelapan. Rasanya seperti mimpi. Katakanlah Danastri belum siap menghadapi apa yang terjadi sekarang. Namun, takdir selalu pasti.

Tidak hentinya Danastri menyadarkan diri. Dimulai dari gerakan mencubit pipi berulang-ulang, tapi rasanya sakit. Kemudian, Danastri mencoba menjatuhkan dirinya dengan sengaja pada lantai-- dan akhirnya, pinggangnya terasa sakit. Tanpa sadar, setetes air mata jatuh dalam satu kedipan. Hatinya merasa remuk seolah diremas habis oleh kesedihan.

"Yang sabar, ya, Tri. Semua manusia pasti akan kembali ke Gusti Allah, itu bener. Cuma nunggu giliran aja. Tetep ikhlas yo, biarin Nenek tenang di alam sana."

Perkataan seseorang memasuki pendengaran Danastri. Berbisik pelan sambil menepuk-nepuk pundaknya sebagai tanda penguat. Danastri hiraukan, ia kalut dalam pikirannya sendiri.

Tidak. Ini pasti hanya mimpi. Danastri yakin sekali jika dirinya sedang tertidur pulas hingga mengalami bunga mimpi. Tetapi, kenapa harus mimpi sedih seperti sekarang? Apakah ini sebuah peringatan keras bagi Danastri?

"Jangan memperberat langkah Nenek, Tri. Nenek orang baik, beliau pantas mendapatkan keamanan di sisi Allah. Jangan sedih, Allah pasti menyambut Nenekmu dengan senang. Ikhlas atau enggak, tetap harus ikhlas."

Danastri kembali mengucek matanya yang sudah berlinang air jernih tersebut. Pikirannya kosong dengan batin terus berucap, "Ini bukan mimpi?"

Lantas, jika ini mimpi, tidak mungkin Danastri merasakan sakit ketika pipinya tercubit, ketika sengaja menjatuhkan dirinya ke lantai. Ini benar-benar kenyataan.

Danastri tidak memberikan reaksi apapun kecuali menangis tertahan. Air matanya berbondong-bondong keluar membasahi pipi tirus miliknya. Danastri kacau, sedih dan kecewa berat terhadap apa yang terjadi sekarang.

Tubuh Nenek tertutupi kain berwarna putih bersih, semua tanpa terkecuali. Wajah Nenek dibiarkan terbuka, wajahnya tetap ayu dan enak dipandang. Padahal biasanya Nenek selalu memakai baju batik khas orang-orang Jawa pada umumnya. Nenek suka baju bermotif batik, katanya banyak sejarah. Namun sekarang, Nenek malah memakai pakaian putih. Dari atas kepala hingga menutupi seluruh kakinya.

Iya, Nenek pergi. Meninggalkan Danastri sendirian di dunia ini.

"Ne-nenek kenapa pergi tinggalin Astri? Apa Astri ada salah sama Nenek?" tanyanya bergetar.

Bahu Danastri kian rapuh, tangisannya semakin menyayat hati para pendengar yang ada di rumah Nenek. Biasanya rumah Nenek sepi, sekarang banyak sekali manusia.

Harapan bersama bahagia dengan Nenek adalah cita-cita sederhana Danastri. Menghabiskan hidup diiringi dengan nasehat Nenek adalah impian Danastri. Berbagi kesedihan dan kebahagiaan bersama Nenek tanpa orang lain adalah keinginan Danastri. Sederhana saja, tapi kenapa Tuhan tega sekali mengambil Nenek?

"Nenek, Astri bohong sama Nenek kalau Astri kuat. Astri bakal kuat kalau ada Nenek. Terus sekarang, Nenek pergi, siapa yang nguatin Astri?"

Tidak ada suara merdu mengalun milik Nenek. Hanya terdengar hembusan angin seolah-olah menjadi penyampai pesan Nenek untuk Danastri, yang tidak bisa diungkapkan secara langsung. Belum ada lima menit, Danastri sudah rindu suara Nenek.

"Nenek, semua boleh pergi asalkan jangan Nenek."

Danastri semakin tergugu, mengabarkan kepada dunia bahwa ia sedang putus asa, ingin menyerah. Tanpa Nenek, apakah Danastri bisa melalui semuanya tanpa mengeluh?

"Nenek, jangan pergi ... "

Nyatanya, Nenek mengingkari janji. Nenek pergi, sama seperti manusia lain. Hari itu, kewarasan Danastri dibabat habis oleh semesta, bukan lagi penghuninya.

Hai, bertemu lagi dengan danastri dgn suasana baru, meski isinya tetap sama hehe:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, bertemu lagi dengan danastri dgn suasana baru, meski isinya tetap sama hehe:)

lapak ini sebelumnya pernah aku post, tp harus diunpub krn kuajukan event menulis di teradiksi. semoga danastri bisa membersamai kalian hingga akhir ya, aamiin yaallah aamiin ✨💗

segitu dulu ya, jgn lupa tinggalkan jejak!

LOVVVVYUUUUUUUUU.

DANASTRI: Pedar KandarpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang