𝚁𝚘𝚗𝚐𝚙𝚞𝚕𝚞𝚑 - 𝟸𝟶

40 27 31
                                    

Kemarin siang, Nenek mengajak Danastri memasak untuk makan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin siang, Nenek mengajak Danastri memasak untuk makan malam. Tidak ada hal istimewa yang menyebabkan Danastri diajak tanpa sebab. Sebenarnya, besok adalah hari ulang tahun Danastri. Namun, ternyata si pemiliknya lupa. Entah lupa atau tidak ingat.

Seingat Nenek, Danastri jarang merayakan ulang tahun. Dimulai dari waktu masih kecil, tidak ada yang menyinggung jika ulang tahun termasuk hari istimewa. Jika dalam keluarga cemara, itu hal tabu yang sangat dilarang karena bagaimana pun, semua yang ada pada diri sendiri adalah hal istimewa.

Bersama-sama menyanyikan lagu happy birthday, dilanjutkan memotong kue dan menyuapi semua anggota keluarga. Tidak lupa sebelum itu berdo'a dan langsung diaminkan oleh semua manusia yang ada di sana. Mengenakan pakaian gaun, terlihat cantik dan memesona. Menjadi bintang di antara banyak manusia. Danastri hanya bisa membayangkan itu pada televisi rumah.

Danastri tidak pernah tahu, seperti apa rasa dari kue ulang tahun. Yang banyak mengandung gula, pemanis dan terutama coklat. Tidak ada yang bisa menandingi nikmatnya rasa dari coklat.

"Nanti Astri mau masak sama Nenek?" tanya Nenek menatap Danastri. Dalam benaknya terdapat banyak susunan rencana ala Nenek Ratna Pujangga. Tidak mewah, tapi semoga saja Danastri menyukainya.

Danastri mengangguk senang. Sudah lama sekali ia tidak membantu Nenek memasak. Pasalnya, Nenek selalu siap siaga bangun pagi sebelum adzan subuh berkumandang. Masakan sudah siap setelah sholat subuh dan tidak ada hal lain yang Nenek lakukan selain jalan-jalan pagi, lalu pergi bekerja di proyek menaiki sepeda. Dan tentu saja, bangun tidur Danastri sudah melihat banyak masakan tersaji di meja dekat kompor. Lengkap dengan nasinya. Jadi, tidak ada waktu untuk Danastri membantu Nenek memasak. Apalagi jika ia berniat membantu, tapi urung sebab balasan Nenek, "Nggak usah Nduk, Astri mending mandi dulu. 'Kan harus berangkat sekolah."

Danastri bukan pemalas ya, itu karena titah dari Nenek juga. Tidak ada hal lain lagi yang harus diterima Danastri selain patuh.

"Yey! Akhirnya Astri bisa bantu Nenek masak!" seru Danastri. Sebenarnya, ia tidak terlalu pintar memasak, oh lebih tepatnya belum. Danastri suka membantu Nenek karena pasti akan banyak mendapatkan pelajaran yang ia ambil. Seperti; bagaimana cara mengupas bawang merah dan bawang putih dengan benar, bagaimana cara menguleg cabai menjadi sambal pedas, bagaimana cara membuat tempe agar garing-kriuk-kres. Semua ada hikmahnya sendiri-sendiri.

"Astri bahagia sekali ya?" Nenek terkekeh.

Danastri dengan semangat mengangguk. "Iya Nek! Nggak sabar kalau nanti Astri bisa masak semua makanan. Nggak perlu beli, nggak perlu bingung dan yang terpenting nggak ngerepotin Nenek juga! Astri pengen mandiri, semuanya bisa."

Belajar dari hal-hal kecil, Danastri suka menjadi anak mandiri. Tentu karena mungkin faktor semasa kecilnya tidak memiliki sandaran untuk berbagi. Semua cerita ia simpan sendiri. Saat ingin mengadukannya pada Ibu, rasanya tidak akan sama seperti Veli-- yang Mamanya akan siap sedia membela anak ketikan dijahati teman-teman.

DANASTRI: Pedar KandarpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang