𝚂𝚎𝚠𝚎𝚕𝚊𝚜 - 𝟷𝟷

43 28 95
                                    

Nenek pernah bilang pada Danastri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nenek pernah bilang pada Danastri. Mustahil jika Danastri berasa di titik ini hanya untuk membuatnya merasa sia-sia.

Saat berada di Sekolah Dasar, entah itu aturan dari sekolah atau guru, yang terpenting aturan tersebut sangat tidak masuk akal. Setiap kelas harus memiliki, melantik salah satu dari laki-laki dan perempuan untuk dijadikan siapa yang paling cantik dan paling tampan.

Terdengar kekanakan memang, tapi itulah yang terjadi. Rencana itu awal diterapkan saat Danastri menginjak di kelas tiga. Padahal kata kakak kelasnya, yang Danastri pernah dengar jika dulu tidak ada aturan seperti itu. Rasanya semakin ke sini semakin ke sana. Lebih membingungkan sekaligus menyesakkan.

Mulanya, semua orang di kelas tiga itu memilih Veli Hatari sebagai perempuan tercantik di kelas mereka. Ya wajar saja, siapapun yang melihat Veli pasti akan tertarik dalam waktu sekejap. Pembawaannya yang ramah melebihi ibu-ibu komplek, selalu nyambung dengan pembicaraan. Istilah lainnya jika Veli bukan anak yang kudet. Veli bahkan tahu berita-berita yang baru saja matang. Lalu, ia menceritakannya pada teman-teman atau yang sedang berada di dekatnya. Alhasil, dengan cepat juga Veli memiliki teman baru.

Dan yang dinobatkan sebagai salah satu orang tampan di jajaran murid laki-laki adalah Alvido Mahesa. Ya, seperti kebanyakan orang ketahui, jika Alvido dan Veli adalah couple yang cocok bila dijadikan pasangan Raja dan Ratu kelas.

Mengapa semua memilih Alvido Mahesa? Alvido Mahesa memiliki dimple yang khas, wajahnya lebih dominan manis, tapi bisa dikatakan tampan karena gaya rambutnya yang selalu terdepan. Seragam Alvido tidak selalu rapi, bahkan dengan terang-terangan ia pernah mengeluarkan seragamnya dari celana. Alvido bisa menyesuaikan keadaan di mana dirinya harus serius dan bercanda. Mungkin orang-orang berpikiran jika orang bodoh seperti Alvido akan dimaklumi. Namun, bagi Danastri Alvido hanya malas saja. Sebenarnya Alvido itu pintar jika tidak malas.

Kelas tiga, masih bisa dikendalikan dengan mudah. Terbebas dari namanya tertekan, tapi hidup Danastri tidak stuck di situ saja.

Mulai menginjak kelas empat, ada yang beda dengan semuanya. Masih dengan pembahasan 'Murid tercantik dan terganteng' belum habis. Seputar itu saja sudah membuat Danastri mual. Rasanya ia tidak ingin mengingat hal tersebut.

Kelas empat, kembali lagi memulai. Harus memilih siapa yang paling cantik dan siapa yang paling ganteng. Dan tanpa Danastri ketahui, semua orang menunjuk dirinya dengan santai, bersamaan dengan menunjuk ke arah Veli. Danastri sampai dibuat menahan napas.

Kenapa semua orang memilihnya?

Apa semua orang gemar sekali melemparkan Danastri pada kesialan?

Atau justru hidup Danastri sudah ditakdirkan dalam kesialan?

"Kenapa kalian pilih dua orang?" tanya guru pengajar waktu itu. Sangat heran dengan kelakuan muridnya. Padahal dari awal sudah diperingati untuk memilih salah satu orang saja, agar tidak menimbulkan rasa tidak senang atau iri antar sesama. Apalagi mereka satu kelas.

DANASTRI: Pedar KandarpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang