22.KITA DAN SENJA KALA ITU

29 3 0
                                    

Tombol bintangnya sayang jangan lupa di tekan, ya.

***
🎶 : seamin tak seiman, mahen.
***

"Pj, ya, Van! Jangan lupa!" ucap Afkar tanpa tau malu. Ia menatap Edvan –orang di depannya ini– dengan genit. Berharap mendapatkan apa yang dimintanya.

Namun, harapan Afkar patah —bagaikan ranting kayu yang di injak dengan kuat—kala Edvan dengan cepat langsung menggeleng, lalu berkata, "Lain kali kalo buat kalian, sekarang gue lagi fokus jajanin cewek gue," sahut Edvan. "Biar gak kayak Zihel, noh, pacarin doang tapi gak modal. Laki itu?"

Zihel yang barusan saja memakan bakwan goreng merasa tersedak saat Edvan menyebutkan namanya. "A-air!" mintanya dengan cepat, untung saja Elga dengan sigap memberikan air mineral yang langsung di minum Zihel. Cowok itu sudah merasa lega sekarang.
"Haaah... enaknyaa. Heh,lo!  Ngapain sebut nama-nama gue? Bikin orang keselek, aja, anjirr!"

Berbeda dengan Zihel yang tersedak, Krayna menahan aura saltingnya agar tidak keluar di sini. Sekuat apapun Krayna mencoba menyembunyikan semburat warna merah bagaikan tomat yang berwarna di pipinya akibat perkataan Edvan barusan. Perutnya terasa di gelitik oleh ribuan kupu-kupu yang sedang bahagia. "Kok, Edvan ngomong gitu,sih!"

Edvan menaikkan satu alisnya ke atas. "Emang bener, kan, lo kalo pacaran gak ada modal?"

"Anjing, ya, lo! Tapi emang bener sih...." Zihel mengaku, ucapan Edvan barusan memang fakta, tapi ada alasan di balik itu semua. Jadi jangan salah menilai seorang Hazihel Putra. "Ya...kan mereka yang banyak amat, mana mungkin duit gue sebanyak itu. Yang ada bangkrut gue di situ juga. Beda lagi kalo gue kaya raya, rumah pun gue beli kalo untuk mereka."

"Heleh, jangan salahin ekonomi! Lo aja yang pacarin cewek banyak amat," semprot Afkar. Membuat Zihel diam tak bisa berkutik.

"Halo guys, kami tiba!"

Tanpa disangka, Adelyna juga Mayziya datang menghampiri mereka di kantin. Keduanya langsung duduk di samping pasangannya masing-masing.

"Allea gak bareng kalian?" Zihel celingak celinguk ke belakang Adelyna juga Mayziya, mencoba mencari keberadaan Allea yang belum terlihat di mata.

"Enggak, tuh. Mungkin bentar lagi juga nyampe," beritahu Mayziya. Zihel juga mengangguk, mungkin juga Allea sibuk, apalagi dia yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS.

"Eh, tumben Krayna ada disini?" Adelyna baru menyadari ada Krayna disini barusan. Cewek itu diam saja dari tadi makanya tidak keliatan wujudnya.

Semunya sontak melihat ke arah Krayna.

Krayna mengangguk, lalu berkata, "Iya udah dari tadi aku disini, Adelyna,"

"Tumben, ya?" Mayziya ikut menimbrung. "Tapi gapapa, lah, makin rame, nih, tongkrongan kita!"

"Emangnga kalian gak tau, ya?" tanya Dikta tentang insiden yang baru menghangat itu. Mungkin sampai sekarang seluruh isi sekolah sudah tau akan cerita itu.

"Tau apa, Ta?" Adelyna mewakili.

"Mereka udah pacaran, guys!" seru Dikta sangat senang dengan ini. Seolah ia mendukung berat akan kapal yang baru saja terbuat, pasti sebentar lagi kapal itu akan berlayat menerjang ombak deras dan berhenti di darat dengan sempurna.

"Yang bener lo?!" tanya Adelyna dengan Mayziya secara bersamaan. Mereka terkejut bukan main, bahkan Adelyna saja sampai menutup mulutnya menggunakan tangan akibat mulut yang terbuka lebar ke bawah.

Dikta mengangguk, lalu berucap, "Iya benar, kalo kalian gak percaya tanya aja, noh, sama si Edvan, tuh! Dia yang pacaran!"

Mayziya menatap Edvan juga Krayna secara bergantian. Matanya memancarkan renungan yang penasaran akan perkara itu. "Yang bener kalian pacaran?"

SERAPHIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang