Aku nggak bisa begini terus!
Semakin aku ladeni permainannya, aku juga semakin bingung dengan apa yang kulakukan.
Apa yang dilakukan Marvel, sebenarnya sama seperti yang dilakukan mas Andra padaku. Keduanya seakan meratukan aku, tapi di saat yang sama pun. Keduanya terasa berbeda saat memperlakukanku.
Pagi itu sebelum masuk ke dalam sekolah, aku tengah bercengkrama di dalam mobil dengan mas Andra. Pagi itu aku nggak berangkat bersama abangku, aku meminta mas Andra yang jemput aku dari rumah.
Dan ya, dia patuh dan menjemputku. Tapi aku nggak mau langsung ke sekolah, dan ia membelikanku sarapan di sebuah restoran makanan siap saja. Namun aku nggak lapar, hingga akhirnya aku pun memilih rudalnya sebagap sarapanku pagi itu. Di pojokan area parkir mobil sekolah, disitulah aku langsung hisa rudal mas Andra dengan penuh nafsu.
"Ahhh....isepan kamu nggak kayak biasanya, sayang." Desah mas Andra meracau keenakan.
"Enak?" Kataku terus menjilati dan membasahi batang kejantanan suamiku itu.
"Enak, enak banget sayang! Sshh....ahh..." Ia meracau sambil mendaratkan kepalanya ke atas kepalaku.
"Buka kancing baju kamu!" Perintahku yang gerah melihat ia mengenakan kemeja biru pagi itu.
"I-Iya sayang." Mas Andra langsung melepas kancing kemejanya satu persatu seraya ia nikmati hisapanku pada rudalnya.
Hingga setelah rudalnya semakin keras dan stabil, aku pun lepas celanaku hingga rudalku yang tegang telihat oleh mas Andra. Kemudian aku naik ke atas rudalnya, untuk tunggangi tubuh mas Andra.
Suamiku langsung meracau dan mendesah sambil mencium wajahku dengan deruan nafsu yang panjang. Kedua tangannya erat di pinggangku, sementara aku ciumi wajah hingga lehernya dengan penuh nafsu.
Sesekali kulihat parkiran itu masih tampak sepi, maklum waktu itu masih sangat pagi. Sekitar jam 5 pagi, dan posisinya aku sendiri pun juga belum mandi. Aku sengaja ingin bertemu mas Andra pagi itu, karena aku ingin melepaskan perasaanku yang hampir tenggelam, dengan perasaan Marvel yang datang ke hatiku. Aku ngerasa nggak boleh suka dengan Marvel, dia bukan tipeku!
Tipeku ya kayak mas Andra! Bersuami, berkeluarga, dewasa, kaya raya, tampan, dan pastinya tunduk padaku. Mas Andra adalah pelampiasanku terhadap ayahku yang nggak bisa kudapati. Dia selalu jadi bonekaku selama 3 tahun hubungan kami. Bahkan hingga pagi itu pun, aku membayangkan sedang menggejoti rudal ayahku yang besar di dalam lobang anusku.
Melihat wajah mas Andra yang begitu menikmati genjotanku, membuatku semakin gila menggoyangkan pinggangku dan memainkan segala nafsunya. Hingga kemudian, mas Andra langsung mengeluarkan spermanya. Tapi ketika ia hendak mengeluarkannya di dalam tubuhku, aku langsung mencabut rudalnya hingga ia akhirnya mengeluarkan sperma di atas alas mobil.
"Tumben kamu nggak mau keluar di dalem?" Desah mas Andra mendekap tubuhku sambil menjilati putingku.
"Eh? Hm..." Aku bingung mau jawab apa.
Karena kenyataannya, waktu tadi saat ia hendak penetrasi. Aku langsung teringat dengan ucapan Marvel saat kami selesai bersetubuh di dalam bioskop itu. Itu sebabnya aku langsung mencabut rudal mas Andra yang hendak menyembur itu.
"Maaf ya, mas." Kataku sedih.
"Gapapa, sayang." Kata mas Andra dengan penuh perhatian.
Aku pun langsung menciuminya dengan mesra, aku nggak biarkan ia memainkan lidahku. Hanya aku yang dapat mengendalikan lidahnya. Pokoknya saat itu, aku melampiaskan segala kekesalanku pada Marvel ke mas Andra. Aku masih nggak terima, kalau dia seakan mengendalikanku.
![](https://img.wattpad.com/cover/374395569-288-k909387.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BOBIN: The Harlot
Teen Fiction⚠️{{BL LOKAL}} 21+⚠️ ⚠️ CERITA INI TERLALU LIAR UNTUK DIBACA. BAGI YANG BELUM BERUSIA 21 TAHUN KE ATAS (21+) DAN NGGAK SUKA CERITA BL. MOHON JANGAN BACA CERITA INI!!!⚠️ "Kalau kamu single, kamu bukan tipeku. Tapi kalau kamu punya istri dan anak...