⚠️{{BL LOKAL}} 21+⚠️
⚠️ CERITA INI TERLALU LIAR UNTUK DIBACA. BAGI YANG BELUM BERUSIA 21 TAHUN KE ATAS (21+) DAN NGGAK SUKA CERITA BL. MOHON JANGAN BACA CERITA INI!!!⚠️
"Kalau kamu single, kamu bukan tipeku. Tapi kalau kamu punya istri dan anak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayah pasti tahu, gimana aku kangen dengan dia. Aku nggak sabar memeluk tubuhnya itu, bau tubuhnya, dan hembusan nafasnya tiap kali memelukku. Bertahun-tahun aku pelan-pelan merayunya di belakang abang, memang belum ada kemajuan. Tapi setidaknya, rindu memelukku.
Tiap kali aku kangen sama ayah, aku selalu membayangkannya di mas Andra. Ya, lelaki yang berusia lewat dari 40 tahun itu selalu menjadi bahan fantasiku bilabaku memikirkan ayah.
Beberapa kali aku membayangkan ayahku menyetubuhi aku, seperti layaknya abangku yang selalu menyetubuhiku setiap hari, setiap waktu, apapun yang terjadi! Dia selalu berusaha untuk menyalurkan nafsunya padaku, bahkan kalau ia sedang marah atau kecewa pun. Ia lampiaskan dengan nggenjoti lobangku.
Setidaknya, itu yang kuharapkan dari ayahku. Walau setebal apapun abang melarangku, tapi aku akan selalu mencintai ayahku.
Siang itu, aku seharusnya masih berada di sekolah. Namun alih-alih berada di sekolah, kini aku tengah mengendarai mas Andra di ranjang peraduan kami. Tubuhku naik turun menggenjoti rudalnya di dalam tubuhku, sambil membalas chat dari ayahku.
Aku selalu takjub dengan tubuh mas Andra, dengan umurnya saat itu, tubuhnya masih prima. Pria itu selalu menjaga tubuhnya, agar selalu atletis. Awalnya, sebelum bertemu denganku. Dia nggak punya niat apa-apa untuk menjaga badannya. Namun setelah ia jadi milikku, ia melakukan semua itu agar aku selalu bersamanya. Dan ya, itu berhasil! Aku selalu menginginkannya setiap waktu.
Rudalnya seakan tumbuh dan tumbuh besar setiap aku menggenjoti penisnya. Seringkali ia mengerang nikmat akan goyanganku, yang selalu berhasil membuatnya mabuk cinta padaku.
Dia memperlakukanku seperti istrinya sendiri, dunianya seakan hanya aku seorang di dalamnya. Seperti tempat yang kini kami tempati, mas Andra nggak jadi menyewa villa untuk peraduan kami. Tapi ia menyewa sebuah penthouse mewah, yang letaknya di Tangerang. Hanya untuk berduaan denganku.
"Ayahku, dia nanyain kabar aku. Sebentar." Kataku membalas chat dari ayah, namun tanpa menghentikan genjotanku.
"Nanti kan bisa..." Kata mas Andra risih.
"Udah!" Kataku sambil melempar ponselku jauh dari tempat kami berada.
"Sini sayang..." Parau mas Andra, sambil langsung menggulingkan tubuhku ke kasur.
Kini aku berada dibawah, wajahnya adalah pemandangan yang terbaik, yang pernah kulihat. Rudalnya masih setia menancap di lobangku. Dia menatapku dalam-dalam, sembari kembali menggenjotiku perlahan-lahan.
"Aahh...." Desahku yang sangat menikmati momen itu. "Sayang..."
"Hmm?" Gumam mas Andra dengan tatapan tajam dan genjotannya yang gila.
"Cupangin aku mau ga? Di pundak aja, yang gede." Kataku dalam desahan.
"Anything for you, baby!" Mas Andra menuruti perintahku.