Harusnya tadi malam aku minum paracetamol, biar bisa tidur lebih nyenyak. Sekarang, pagi-pagi begini, aku masih setengah ngantuk duduk di lorong rumah sakit. Padahal, aku bela-belain bolos sekolah cuma buat jenguk Marvel. Sampai sekarang, aku belum cerita ke Abang soal kejadian yang menimpa Marvel. Jujur aja, Abang nggak tahu seberapa dekat hubunganku dengan Marvel sekarang.
Semuanya berubah sejak Marvel tahu hubungan sebenarnya antara aku dan Abang. Sejak itu, Abang jadi jaga jarak dari Marvel. Kalau mereka kebetulan ketemu di sekolah, Abang bahkan nggak lagi nyapa, malah kayak nggak peduli sama sekali. Aku ngerti, pasti sedih banget buat Marvel. Dulu mereka dekat banget, tapi gara-gara aku, sekarang malah saling menjauh.
Sebenarnya pagi ini aku bisa aja langsung masuk ke kamar tempat Marvel dirawat. Tapi, pas aku ngintip lewat kaca pintu, aku lihat Mamanya lagi sibuk di dalam, ngurus Marvel yang terbaring lemah. Rasanya nggak enak kalau tiba-tiba masuk dan ganggu waktu mereka.
Namanya Tante Marina, wanita paruh baya yang cantik dengan penampilan elegan tapi tetap natural. Jujur aja, pas aku lihat dari luar, Mamanya Marvel memang cantik banget. Wajahnya bersih meski tanpa riasan, dan auranya kelihatan sederhana tapi berkelas. Penampilannya kayak bos-bos kaya pada umumnya, dengan kemeja putih polos yang dipadukan celana panjang krem, serta kalung sederhana yang menghiasi lehernya. Tapi tetap, rasa keibuannya kelihatan jelas saat dia sibuk merawat Marvel di dalam sana. Hingga beberapa menit kemudian, dia keluar dari kamar dan berpapasan denganku. Sontak aku langsung berdiri sambil melempar senyum padanya.
"Bobin, ya?" tanya Tante Marina sambil tersenyum balik ke arahku.
"I-Iya, kok Tante tahu?" balasku, bingung.
"Laura tadi bilang ke Tante sebelum berangkat sekolah. Tapi kamu sendiri, kenapa malah ke sini? Ini kan jam sekolah," katanya sambil menatapku dengan rasa ingin tahu.
Aku cuma bisa bengong, bingung mau jawab apa. Ya jelaslah aku bolos. Tapi kenapa juga dia nanya kayak gitu?
Akhirnya, kami ngobrol sebentar soal kondisi Marvel. Tante Marina bilang kalau keadaannya sudah mulai membaik, meskipun kakinya masih terluka dan butuh perawatan khusus biar bisa pulih total.
Pas denger itu, aku langsung mikir sendiri. Kompetisi renang yang bakal diikuti Marvel tinggal seminggu lagi, kalau aku nggak salah ingat. Dia udah kerja keras latihan tiap hari buat itu. Aku tahu banget betapa pentingnya lomba itu buat dia, apalagi ini kesempatan terakhir sebelum dia sibuk sama ujian kelulusan.
Bayangin itu semua bikin aku tambah khawatir. Gimana Marvel nanti, kalau dia nggak bisa ikut kompetisi? Rasanya berat aja, mikirin perasaannya yang pasti kecewa banget. Dan tanpa sadar, hal itu juga jadi beban pikiranku.
Setelahnya Tante Marina pun pamit pergi, dia bilang ada urusan sebentar di kantor dan akan balik lagi sore nanti. Namun sebelum pergi, ia menitipkan Marvel kepadaku sampai dia datang ke sana lagi. Aku pun mengiyakan permintaannya itu, dan kemudian aku masuk kamar itu.
Bisa dibayangkan bagaimana kagetnya Marvel ketika melihatku berada di dalam kamar itu. Sekejap dia langsung mencoba bangkit, namun dia malah kesakitan saat hendak membangunkan tubuhnya.
"Dibilang gausah! Bandel banget sih!" Kataku sambil mendekati tubuhnya dan membantunyaduduk.
"Laura ngasih tau lo, kalo gue masuk rumah sakit?" Tanya Marvel dengan wajah yang masih terkejut melihat aku datang.
"Iya, semalem dia ngasih tau gue. Tapi..." Kataku terhenti.
Marvel nggak boleh tahu kalau aku yang pertama nyariin dia, nanti dia malah gede kepala.
"Tapi apa?" Tanya dia dengan penasaran.
"Gapapa. Hm, gimana kabar? Kok bisa kecelakaan sih? Gimana ceritanya?" Kataku mengalihkan topik, sambil merapikan selimut yang menutupi setengah dari tubuhnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BOBIN: The Harlot
Teen Fiction⚠️{{BL LOKAL}} 21+⚠️ ⚠️ CERITA INI TERLALU LIAR UNTUK DIBACA. BAGI YANG BELUM BERUSIA 21 TAHUN KE ATAS (21+) DAN NGGAK SUKA CERITA BL. MOHON JANGAN BACA CERITA INI!!!⚠️ "Kalau kamu single, kamu bukan tipeku. Tapi kalau kamu punya istri dan anak...