CHAPTER 64 - HAREM

314 24 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Walau hubunganku dengan Andre sudah baikan kembali beberapa minggu yang lalu, tapi nyatanya aku masih ada rasa was-was terhadap Papanya itu.

Ya, mas Andra!

Selepas kejadian yang memalukan itu, aku merasa digantung olehnya. Dia bilang aku tak boleh putus dengannya, kalau aku tak mau abangku dikeluarkan dari sekolah. Tapi ketika aku mencoba untuk menghubunginya, malah sangat sulit. Nomorku sering tak dibaca olehnya.

Aku tak tahu soal mas Darsan setelah hari itu bagaimana. Namun kalau kata Gion, si Darsan sudah dipecat oleh guru pembinaku dan dia seolah menghilang bak ditelan bumi. Dari kejadian itu juga, dia belum pernah lagi mencoba menghubungiku. Atau mungkin sudah dapat gadun yang baru? Mungkin!

Berdasarkan informasi dari Andre, beberapa minggu ini mas Andra terlihat depresi di rumahnya. Setiap hari terjadi keributan antara mas Andra dan Indira, padahal mereka sudah pisah kamar. Hingga hal itu membuat Andre tak kuat lagi berada di rumah. Dan dalam beberapa hari, Andre pun menginap di rumahku.

Sebenarnya, aku masih punya trust issue apabila aku mengizinkannya menginap di rumahku. Aku takut kejadian itu akan terulang di belakangku. Tapi Andre dan abang sekalipun memastikan, kalau hal itu tak akan terjadi. Karena saat itu juga, abang seperti lebih menghargai kemauanku. Entah ya, mungkin karena Marvel melakukan hal itu padaku lebih dulu. Makanya dia tak mau kalah.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Walaupun hubunganku dengan Andre kembali normal lagi, tapi aku tak akan melupakan Marvel. Biar gimanapun juga, dia tetap kesayangannya aku. Marvel sebenarnya tidak senang ketika hubunganku dengan Andre membaik lagi, tapi entah kenapa saat itu dia seolah membiarkan Andre menang atasku. Sebelum rencana besarnya muncul ke permukaan.

"Aku pinjem sabun kamu ya, Bin. Sabunku abis." Cengir Andre yang baru saja keluar dari kamar mandiku dengan handukan dan bertelanjangkan dada.

"Hm, ambil aja." Kataku sambil tersenyum dan mengangguk padanya, lalu kembali melihat ke arah layar ponselku lagi.

BOBIN: The HarlotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang