SALINDER

416 22 2
                                    


***

Pertumpahan darah hal yang memang seharusnya di medan perang.
Hebatnya, pasukan kerajaan CRYSTALWIND hanya ratusan tapi sudah hampir sampai di gerbang utama istana kerajaan Rowel.

'Aku harus menyusup' Batin Salinder.

Salinder memang banyak membantu prajurit tapi.... hanya barisan belakang.

***

Bendera kerajaan di kibarkan tepat depan Gerbang Kerajaan Rowel, ini adalah pertanda kesempatan terakhir.
Tenda-tenda pun di dirikan.

Salinder yang memang sudah bisa menyusup barisan depan pun akhirnya masuk ke tenda tabib.

"Tuan suci kenapa anda disini? Kami belum membutuhkan anda, bukankah barisan belakang lebih butuh karena serangan panah?" Ya, Guru Tabib berkata.

"Mereka sudah pulih semua. Aku tau barisan depan kuat, aku mau istirahat disini"

Guru tabib hanya menghela nafas berat dan mengangguk pasrah, membuat semuanya menahan tawa. Guru tabib yang biasanya galak menjadi kalah karena makhluk suci.

***
"Besok aku akan mengawasi cara berpedang barisan depan. Sepertinya keren" Gumam Salinder.

Huh huh huh. Deru nafas seperti berlari terdengar di telinga Salinder.

"Tenda itu...Raja Aaron Chaiden Windsor Oceanus. Kalo dia ga baik-baik aja besok, kita bisa tinggal mayat" Panik Salinder. "Ayo kita sembuhkan dia"

Salima tepat di hadapan tenda.
"Maaf yang mulia sedang tidur" Cegat prajurit.

"Saya di suruh mengobati yang mulia"

"Yang mulia tidak sakit"

"Yang mulia sakit makanya memanggil saya. Saya adalah tabib terbaik, maka dari itu saya yang disuruh"

Beruntungnya, jubah tabib yang digunakannya jubah tabib senior.

"Baik, jika yang mulia sampai kenapa-kenapa, karena tidak segera di tindak, kalian akan...dipenggal" Lanjut Salinder menakuti.

Pengawal bergidik ngeri.

"Ini tuan, pakai kalung ini sebelum masuk"

Salinder mengangguk.

Sungguh keren sekali penjagaan disini. Kalung Muti, kalung yang jika tiba-tiba kita memiliki niat jahat akan mencekik penggunanya.

"Tampan," Salinder cukup terpana dengan wajah rupawan berahang tegas, hidung mancung dan sempurna.

"Berkeringat, gelisah, deru nafas berat, hawa panas seperti mau meledak. Oke Salinder, kita cek kenapa yang mulia" Cahaya terpancar membuat yang mulia berangsur tenang tapi Salinder yang tak tenang.

Tak ada. Tak ditemukan penyakit apapun.

"Aneh" Salima berlalu setelah melihat yang mulia tertidur, "sepertinya dia bukan sakit tapi tadi cuma mimpi buruk, ck"

'Salinder' Batin Raja Aaron yang melihat sekilas seseorang berambut putih, setelahnya tidur kembali.

***

Salinder mulai ikut mengobati luka barisan depan. Benar, area menuju istana banyak terluka karena pihak musuh sudah menyiapkan jebakan-jebakan entah kapan.

Salinder lelah sekaligus senang, karena dia benar-benar melihat peperangan yang sesungguhnya di depan mata.

Matanya tak berkedip setiap pedang yang bergerak begitu ahli hingga menebas, menusuk bahkan ikut berlari dengan tuannya. Keren.

SALIMA'S CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang