FINALLY💙

494 29 4
                                    

BRAKKKK!!

"Ratu!" Raja melihat Ratu yang terduduk lemas memegang pedang.

"Apa yang terjadi?" Paniknya melihat darah mengalir sampai ke arah jendela kamar Ratu.

"Pengawal!!!" Teriak Raja. Semua masuk termasuk Grand Duke Ralph dan Dayang Nabiya.

Raja mengambil pedang Ratu dan menghunuskan ke arah leher salah satu pengawal, "Kenapa ada penyusup disini!?" Geramnya.

Pengawal itu saling pandang. Jujur dia pun tak mengerti. Istana Ratu dijaga begitu ketat di dalam dan luar istana.

"Raja..." Ratu Salima tampak pucat, kedua tangannya mengulur pada Raja Aaron.

Bukannya meraih. Raja menjatuhkan pedangnya, menggendong Ratu bak koala.

Raja menghembuskan nafas pelan sambil mengelus punggung Ratu, "Semuanya keluar"

Berbeda dengan perasaan Raja, perasaan pengawal sangat lega. Dirinya amat berterimakasih, berkat Ratu kepalanya masih pada tempatnya.

"Ceritakan yang terjadi" Tegas Grand Duke menahan pergelangan tangan Dayang Nabiya yang berjalan cepat entah akan kemana setelah keluar dari kamar Ratu.

"Saya tidak tau. Mohon maaf Grand Duke ketika Anda ada di pihak Raja, saya juga ada di pihak Ratu tapi hanya Ratu. Meskipun mereka berpasangan tapi mereka tetap berbeda, permisi"

"Posisi Kepala Dayang itu membuatnya sombong, tapi yang lebih mengesalkan karena perkataannya benar" Grand Duke bergumam sambil menatap Dayang Nabiya yang menghilang seiring jalannya yang makin menjauh.

****

Kamar Ratu Salima.

Raja masih menggendong Ratu seperti menimang bayi, hanya berjalan mondar-mandir. Ratunya menyandarkan kepalanya dipundak Raja seolah mencari posisi nyaman, yang membuat Raja tak berani menurunkan Ratu di kasurnya.

"Kenapa tidak bertanya?" Lirih Ratu.

"Sssttt, sudah mengantuk?" Tanya Raja lembut.

Ratu mengangguk, "Mau bobo tapi di kamar Raja boleh? Disini bau amis"

Kini Raja mengangguk dan berjalan ke arah luar, ditendangnya pintu membuat penjaga terkejut.

Raja terus berjalan tanpa malu atau merasa keberatan.

"Saya turun, saya berat" Lirih Ratu.

"Ssssssttt jika mengantuk tidurlah. Anda bahkan lebih ringan dari sehelai rambut"

Ratu tersenyum tanpa Raja tau, 'Aku harus mempertahankan posisiku. Aku gak boleh mati' Batin Ratu.

***
Flashback on

Kereta terus melaju, entah mengapa pikiran Raja terasa berkecamuk.

Tiba-tiba kereta berhenti mendadak.
"Apa kusirmu itu tidak bisa mengendarai kereta?" Ketus Raja Aaron.

"Mohon maaf Yang Mulia, ada seorang perempuan yang berdiri tepat di depan sana" Dengan gugup sang Kusir membuka tirai sekat dirinya dan pemiliknya.

Grand Duke Ralph menghembuskan nafas kasar, "Pasti dia tau saya bersama anda, kali ini perempuan mana lagi yang akan merayu anda?" Kesal Grand Duke pada Raja Aaron, sambil beranjak turun.

"Kenapa saya? Mereka tau ini kereta..."

Perkataan Raja terhenti melihat Dayang Nabiya yang sudah berlari menghampiri dengan nafas terengah-engah.

"Ratu dalam bahaya!" Ucapnya tanpa salam penghormatan. Dirinya sungguh panik.

Raja terkejut tapi kembali menetralkan wajahnya.

"Sangat lancang! Hormati Raja anda!" Teriak Grand Duke Ralph.

"Saya mohon selamatkan Ratu" Tangis Dayang Nabiya pecah, dirinya kini bersimpuh.

"Ceritakan yang jelas" Ujar Raja Aaron dingin.

Dayang Nabiya menyingkap gaunnya ke atas, terlihat seperti darah didalam kulitnya anehnya mengalir hanya di dalam kulit tak sampai keluar.

Grand Duke Ralph yang awalnya curiga bahwa Dayang Nabiya ingin merayu dengan menyingkap roknya sangat terkejut menyaksikan hal baru terjadi.

"Panjang ceritanya, tolong Ratu terluka di pahanya!" Teriak Dayang Nabiya.

Secepat kilat Raja menyuruh kusir turun dari tempatnya, dan memukul mereka hingga pingsan.

Ctik!!
Dengan sekali jentikan jari menyisakan 2 kuda sudah tanpa kereta.

Raja langsung menjalankan kudanya, bayangannya tentang Ratu kesakitan membuat hatinya di landa kepanikan, nafasnya terasa berat.

"Aku akan membunuh siapapun yang menyakitimu Ratu" Gumam Raja terus melaju cepat sampai melupakan semuanya. Lupa menunjukkan kekuatannya di depan Dayang Nabiya dan lupa dirinya bisa berpindah langsung.

Mungkin Raja tak menggunakan karena efek setelahnya, dirinya butuh istirahat full 1 hari seperti orang pingsan. Atau memang Raja lupa untuk menggunakan kekuatanya.

Dayang Nabiya menatap Raja Aaron yang sudah pergi.

"Anda akan di sini melamun begitu?"

Dayang Nabiya langsung menoleh, "Saya tak bisa naik" Dayang Nabiya menunduk.

Terpaksa Grand Duke turun membantu Dayang Nabiya naik terlebih dahulu, "Lupakan yang Anda lihat tadi"

Dayang Nabiya mengangguk mantap, yang dipikirannya saat ini apa yang terjadi dengan Ratunya.

Nabiya sang ahli Racun, cukup ahli. Dirinya membuatkan racun pengikat. Tapi dirinya yang diikat. Ketika Ratu meneteskan setetes atau banyak darah dirinya pun merasakan sakitnya, harusnya luka yang dialami Ratu dia pun mengalaminya tapi kenapa tidak? Mengapa darahnya hanya mengendap didalam dengan rasa sakit yang tak sesakit darah yang mengalir?

Racun pengikat adalah bakti atau tanda Dayang Nabiya tak akan berkhianat, melukai Ratu sama dengan melukainya.
Semua ini murni keinginannya, dan dia merasa senang karena memaksa Ratu saat itu melakukan hal ini.

'Anda harus baik-baik saja Ratu Salima' Batin Dayang Nabiya.

Flashback off

*****

Kini Ratu terlelap didekapan Raja, "Cantik" Raja merapikan rambut Ratu yang menghalangi wajah cantiknya.

"Ratu, sepertinya aku mencintaimu" Raja mengecup cukup lama kening Ratu.

Ya, Raja menyadari rasa khawatirnya terlalu berlebihan. Bahkan dirinya tak peduli kekuatannya terungkap dan tak malu menggendong Ratu dari istana Matahari. Semua demi Ratunya.

Dirinya memeluk Ratu dan mengelus punggungnya sambil tersenyum hingga terlelap bersama Ratu Salima.

Disisi lain.
Grand Duke Ralph terpaksa meminjam kereta kuda milik kerajaan yang bukan milik Yang Mulia untuk pulang.

"Saya harap, kali ini Anda percaya ini cinta Raja" Gumam Grand Duke Ralph.

"Tapi... Katanya Ratu terluka. Gaunnya tampak robek dan ada bekas darah tapi tak ada luka yang mengalir, apa mengering ya? Apa itu kekuatan makhluk suci juga?"

Grand Duke Ralph menghembuskan nafas kasar, "Sudahlah lebih baik aku istirahat, hampir seharian dengan Yang Mulia. Bahkan terlambat pulang. Huh melelahkan"

"Semua aneh" Gumamnya sebelum terlelap.

****

Yang bahagia-bahagia dulu ah...

Wellcome to Kerajaan RonSal era... Mungkin.

Aku mau kasih bonus oneshoot setelah ini, biar kalian makin semangat dan bahagia selalu💙

Please, Streaming:

Rony Parulian~ Mengapa. Sepenuh Hati. Angin Rindu.

Salma Salsabil~ Menghargai Kata Rindu. Bunga Hati. Rumah. Boleh Juga. Affa Iyah.

Salam Rindu, SMS.

SALIMA'S CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang