RUSA BAYANG TANDUK EMAS

356 37 17
                                    

"Ratuku..." Gumam Raja khawatir, melihat wajah pucat seperti saat Ratu sakit tak sadarkan diri kala itu.

Baru sampai ruang tengah Ratu mengerjapkan mata dan memeluk Raja, bahkan dirinya terisak.
"Mau duduk" Pintanya.

Ya, yang pingsan adalah Ratu.

Raja mengernyitkan dahi tapi menuruti Ratu, membawanya ke ruang keluarga yang dimiliki kediaman Ralph.

Ratu yang sadar menggeleng, "Taman. Mau semua kumpul disana" Ratu menatap Raja dengan senyum yang matanya pun ikut tersenyum walaupun sedikit bengkak.

"Kumpulkan semua orang di taman sekarang!" Tegas Raja pada kepala pelayan yang sedari tadi mengikuti.

"Darahnya udah ga ada?" Ratu memegang wajah Raja yang bersih.

Cuppp!! Raja mengecup kening Ratu yang masih dalam gendongannya.

"Bukan darahku. Paruld memberiku kain basah, katanya Ratu pingsan karena terkejut melihatku, hem?" Raja menggesekkan hidungnya ke hidung Ratu.

Mereka berdua terkekeh berjalan ke taman. Entah mentertawakan apa.

****
Taman Grand Duchy Ralph.

Raja mendudukan Ratunya, merapikan rambutnya serta menghapus sisa air mata Ratu.
"Kenapa menangis?" Tanya Raja.

Semua orang tampak bergerak ragu menuju taman.
"Salam hormat..."

"Dia mau memperkosaku!" Tunjuk Ratu pada Pangeran Axel.

Tak hanya Pangeran Axel yang terkejut, semuanya terkejut.
Jika para perempuan terkejut karena Ratu berkata begitu gamblang, para lelaki terkejut dengan keberanian Pangeran Axel, bukankah mereka kakak beradik?

"Sialan!" Geram Raja.

Belum Raja mengeluarkan pedang, Selir Agung mentitah pengawalnya membuat perisai untuk kakaknya.

"Itu bohong Yang Mulia!" Dibaliknya Pangeran Axel sudah bersujud.

"Ratu ingin membela Dayangnya yang menggoda saya tapi merasa seperti korban. Ini fitnah Yang Mulia"

"Saya memang salah tak menjaga hasrat saya, tapi bagaimana bisa tahan jika saya melihat perempuan muda bertelanjang dan berlenggok didepan saya?" Lanjut pangeran Axel.

Ratu menggenggam tangan Raja Aaron dengan gemetaran.
"Lengan gaunku di robek, gaun bawahku juga robek karena dia menjatuhkan belatiku, kakiku terkena pedangnya.." Air mata Ratu kembali menetes, "Rambutku di tarik... "

"Ratu berhenti memfitnah! Bahkan anda tak ada luka" Pekik Selir Agung yang langsung dihentikan oleh isyarat tangan Raja Aaron.

Ratu menggeleng, "Ada aliran darah di kaki Nabiya pertanda luka kakiku"

Ratu menunduk melepas tangan Raja, "Aku lari, Na.. Nabiya menendang pedangnya dan menahan ka..ki...Tapi keti..ka kem..kembali aku lihat Nabiya yang dimasuki hiksss.." Ratu tak kuat karena dirinya pun membayangkan Nabiya yang disakiti, hatinya sakit sekali tak bisa melindungi orangnya.

Ratu terisak sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Apa lelaki di kamarmu juga dia?" Bisik Raja yang dijawab anggukan Ratu.

Ya, Ratu hanya menjawab, entah kenapa Raja Aaron bisa berpikir kesana. Bukankah Raja Aaron bergerak banyak untuk Ratunya? Dirinya diam tapi mengamati.

Mata Raja Aaron berubah menjadi merah. Semua tau kini Raja Aaron tak dapat dikendalikan. Bahkan pengawal yang menjadi perisai sudah menyingkir. Pangeran Axel gemetaran.

Tak hanya Pangeran Axel, semua tampak ketakutan. Raja memang hebat dan bijaksana, tapi jangan lupakan sifatnya yang menggila dipeperangan.

"Anda sangat berani menyentuh milikku dengan tangan menjijikan itu" SRETTT!!!

SALIMA'S CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang