RATU

592 33 5
                                    

Istana CRYSTICWIND siapapun yang memandangnya pasti akan takjub.

"Berbuatlah ulah," Bisik Putri Reyia Bysti Xavier.

Salima yang mendapat bisikan itu hanya diam saja sambil terus menunduk.
Ini pertama kalinya Salima di istana.

Dengan gaun yang layak walau tak semewah Reyia. Tanpa polesan dan kemewahan Salima tetap cantik dan bersinar.

"Duke Xavier memasuki Istana Putih!" Teriak seorang Prajurit.
Ya, ternyata sang Raja akan mengumumkan hari ini keputusannya.

"Kemarilah Ratu," Dengan suara tegas agar terdengar dari singgasananya. Tangan Raja Aaron terulur seolah dekat dengan pencapainya.

"Ck, sana Salima" Titah sang ayah, duke Xavier.

'Mungkin karena rambutnya hitam'
'Tapi dia cantik, mungkin Raja ingin mencicipi saja'
'Kenapa jadi Ratu? Bahkan orang gila'
'Apa pedang Raja membuat Raja tak waras?'

"Cih, ternyata benar Raja Aaron dengan si gila" Dari kejauhan 2 orang ikut berbicara pelan.
"Benar apa yang saya bilang Pangeran Axel Dith Xavier, kemarin dikediaman memang Raja Aaron." Ucap temannya calon pewaris Count Dipher kekuasaan Shin.
Ya, Axel Dith Xavier adalah anak pertama Duke Xavier yang masih menjalani pendidikan Ksatria. Sangat jarang baginya pulang ke kediaman.

Salima berjalan perlahan sambil mendengar bisikan yang tidak seperti bisikan. Hingga...
Singgg! Pedang Raja keluar dari tempatnya.

"Sepertinya kalian lupa saya siapa? Apa perlu ada pertumpahan darah disini baru kalian bisa ingat? Berani sekali bergunjing tepat dihadapan Raja!!!" Murka Raja Aaron.

Semua menunduk tak berani menatap Raja Aaron, banyak tubuh bahkan gemetaran. Hanya 1 orang yang menatap Aaron, Salima.

Raja Aaron tersenyum hangat, "Kemarilah Ratuku"

Salima terkekeh, menjadikannya pusat perhatian, "Keren! Keren!" Dia bertepuk tangan dengan bahagianya.

"Ayah, ayah juga punya tapi lebih kecil," Jarinya menunjuk pedang Raja Aaron, "Bisa wushh wushh, keren tapi sakit,"
Tiba-tiba Salima menundukan kepala, "Kalau kena Salima sakit, berdarah," Dia mencebikkan bibirnya dan matanya berkaca-kaca menatap Raja.

Semua orang terdiam. Ada yang menatapnya aneh dan gila. Ada yang mencerna. Sedang Duke Xavier menegang.

Raja Aaron berjalan mendekati Salima setelah memasukkan pedangnya.

"Dimana aja yang luka?" Raja Aaron mengelus pipi Salima, benar-benar lembut. Batinnya.

"Luka?" Salima menaruh telunjuknya di dagunya, "Iya aku luka kamu hihi"

Semua orang menggeleng samar, benar-benar gila. Pikir semua orang. Walau tak ada yang menyangkal Salima memang terlihat cantik dan menggemaskan.

"Terimakasih," Raja meraih tangan Salima dan menciumnya.

Tiba-tiba Raja menggendong Salima ala bridestyle. "Wah Salima terbang, Salima terbang, yeayyyy"

"Mohon Yang Mulia Raja Aaron Chaiden Windsor Oceanus pertimbangkan keputusan anda" Sang kakek, Grisham memulai protesnya.

"Kami mohon Raja!" Semua membungkuk mengikuti Tuan Master Grisham.

Raja sudah memangku Salima yang saat ini mengerjap lucu menatap orang-orang yang jadi kecil di hadapannya.
"Saya sudah menuruti pendapat kalian mengenai selir-selir yang harus saya nikahi, dan sesuai perjanji perihal Ratu adalah pilihan saya"

Tanpa canggung sang Raja mengambilkan anggur untuk Salima, bukannya menerima Salima membuka mulutnya, badannya bergoyang kanan kiri bahagia merasakan manisnya buah dilidahnya. Raja membersihkan sedikit air yang keluar dari mulut Salima.

"Jika anda memang ingin menikahi anak dari Duke Xavier bukankah ada Putri Reyia yang merupakan Putri Sosial kelas atas, dia cantik bukan?" Usul Yang Mulia Ibu Suri yang sedari tadi diam.

"Dia jelek," Celetuk sang Raja.
Salima mengangguk lucu, "Iya Rey itu jelek, anak pintar anak pintar" Salima mempukpuk kepala sang Raja.

Lagi-lagi semua orang terkejut tapi tidak dengan Reyia yang memerah wajahnya dan matanya memanas.

"Yang Mulia jika anda ingin menikahi Putri Salima alangkah baiknya ditunda sampai Putri Salima bisa belajar menjadi lebih baik"  Usul Grand Duke Paruld.

Sebenarnya Paruld tak pernah menentang keputusan sahabatnya itu, tapi melihat tingkah Salima menurut Paruld dia bisa belajar agar tau posisi.
Mungkin Paruld lupa Salima gila bukan tak tau adab.

Raja Aaron menurunkan Salima duduk di singgasananya, merapikan anak rambutnya untuk diselipkan kebelakang telinga Salima.

"Keputusan saya mutlak. Besok pengikraran janji Ratu dan pengikatan suci di Teresha tepat matahari meninggi!"

Teresha, Tempat suci yang hanya digunakan untuk ikrar bangsawan dan pengikat suci.
Diyakini dewalah yang melindungi tempat suci ini. Walaupun begitu tak ada orang suci atau dewa yang mengurusnya. Hanya pelayan yang dititahkan Raja.

"Mohon maaf Yang Mulia Raja," Duke Xavier menghadap sambil menarik putrinya. "Bukankah selir agung belum ada yang menempati? Bagaimana jika anak perempuan saya Putri Reyia yang menempati? Salima tidak bisa jauh dengan adiknya dan.. Dan jika selir agung bisa lebih dekat dengan Salima dibanding selir lainnya."

Raja tampak berpikir, "Apa kau memanggil Salima saja tidak dengan gelar Putri?"

Duke Xavier tampak gugup, dia tak menyangka sang Raja bertanya hal itu, "Itu karena Salima pernah mengamuk karena merasa sama dengan Putri Reyia Yang Mulia"

Yang Mulia mengangguk menoleh sedikit kebelakang, tampak Salima memakan buah-buahan dengan riang tak peduli dengan yang terjadi.

"Baiklah. Besok sekaligus pengangkatan selir agung"

Baru akan berbalik tiba-tiba sang paman menghadap, "Bagaimana bisa kau jadikan Putriku hanya selir sedangkan anak seorang Duke saja selir agung!?" Suara Zir Windsor begitu menggelegar.

Salima yang terkejut pun menangis, "Mau pulang, hiks hikss pulang"

Sang Raja menghampiri, memeluk Salima, "Tenang ya, ada aku disini," Membenamkan kepala Salima diperutnya, mengusap kepalanya.

"Kakeknya nakal, jelek," Gumam Salima teredam, hanya sang Raja yang mendengar dan malah terkekeh.

Raja menghapus air mata Salima dan menggendongnya keluar ala bridesyle lagi. Tapi kali ini Salima membenamkan wajahnya di dada bidang sang Raja.

***
"Turun turun," Salima berlari ke arah taman setelah turun dari gendongan Yang Mulia Raja. "Indah"

Sang Raja memeluk Salima dari belakang, "Kamu lebih indah, Ratuku," Bisik Sang Raja tepat di telinga Salima.

Salima bergidik ngeri.
"Apa tujuanmu?"

***
Apa yang terjadi?
Siapa yang punya rencana?
Apa Raja hanya bermain dengan Salima?
Atau Raja menyangka Salima orang jahat?

Kondangan yukkkk!!!

Keep Streaming Semua🙏❤
Keep berenang masih boleh kan?

Salam Rindu, SMS.

SALIMA'S CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang