SIAPA YANG SALAH?

280 23 12
                                    

Sudah 1 minggu Ratu Salima tidak keluar kamarnya. Hanya pelayanan tabib yang keluar masuk untuk membantunya bahkan Noran pun tak datang.

Sebenarnya Ratu Salima ingin keluar menghampiri Nabiya yang katanya telah sadar tapi kram yang berlanjut keluar darah mengejutkannya, sehingga dirinya memilih mengistirahatkan diri sesuai perkataan ketua tabib yang di panggilnya.

1 minggu pula Raja Aaron tak menghampiri Ratu Salima. Bahkan sepertinya acuh perihal perencanaan pembunuhan tempo hari, sedangkan Ratu Salima tak bisa berbuat apa-apa.

"Aku merasa lebih baik, kau juga?" Gumam Ratu Salima mengelus perutnya.

Ratu Salima tersenyum menatap cermin. Saatnya dia keluar menunjukkan taringnya.

Perjalanan di lorong, dia melihat Selir Briana yang menampar pipi Ratu Rusal, tampak juga Selir Agung Reyia yang hanya melihat.

"Salam hormat Ratu Salima" Para Dayang menunduk hormat dengan kedatangan Ratu Salima.

"Ratu mohon maaf saya belum sempat mendatangi kamar Ratu karena saya baru melahirkan. Bayi lelaki" Ratu Rusal langsung menyela. Bahkan terasa ada penekanan di akhir.

Apa maksudnya dia mengejekku? Batin Ratu Salima.

Ratu menatap perutnya yang sudah rata, "Lantas sedang apa disini?"

"Kakak tau? Dia mengincar Raja, dia bahkan suka berpakaian sexy setiap malam melewati ruang kerja Raja. Hm maksudku- maksudku-" Reyia yang menggebu sampai lupa citra baiknya.

"Katanya dia Kepala Dayangmu Ratu? Sepertinya kau memelihara Srigala genit dalam istanamu" Sindir Selir Briana.

"Kepala Dayang?" Ratu Salima mencoba mencerna semuanya.

"Apakah wanita ini penipu!? Sudah ku duga!" Plakkk! Briana bahkan menampar Ratu Rusal kembali, kali ini sampai tersungkur atau ppura-pura?

"Ada apa ini!?" Tegas Raja Aaron. Matanya sedikit melirik Ratu Salima lalu kembali ke situasi.

"Mohon maaf Raja, saya hanya datang dan sudah ada keributan ini" Ujar Selir Agung Reyia.

Selir Briana membelalakan matanya seolah dialah penjahatnya meskipun memang benar ia yang melakukannya.

"Hormat Ratu Salima" Grand Duke Ralph menyapa Ratu Salima, "Apakah anda sudah sehat hingga bisa berjalan kesini?"

Ratu Salima tersenyum tipis, "Tentu. Saya akan menemui Nabiya, bisa antar saya?"

"Ratu, bagaimana dengan saya? Saya adalah dayang-"

"Grand Duke Ralph bantulah dulu Ratu itu dia baru saja melahirkan 3 hari lalu" Raja Aaron menunjuk Ratu Rusal dengan dagunya.

Ratu Salima merasakan sesak mendengarnya. Sedangkan yang lain terkejut. Apa Raja sudah tidak peduli kepada Ratu Salima?

'Aku harus bilang ayah agar lebih melancarkan aksi membunuh Salima. Tetap saja dia yang masih diposisinya sangat menganggu' Batin Selir Agung Reyia.

'Aku harus lebih berusaha merayu Raja' Batin Selir Briana tersenyum licik.

"Saya akan menemani Ratu Salima saja, dia baru pulih Yang-"

"Anda menentang saya?" Tatapan tajam Raja Aaron terhadap Grand Duke Ralph.

"Grand Duke tak apa, lagi pula sebelumnya saya selalu sendiri. Saya bukan wanita lemah atau haus akan lelaki. Permisi. Hormat kepada Yang Mulia Raja Aaron Chaiden Windsor Oceanes"

Ratu berbalik pergi, air matanya luruh tanpa sadar.

'Apa kamu menangis nak? Tidak apa, ada ibu' Batin Ratu Salima, menghapus air matanya di persimpangan lorong.

"Sudah saya ingatkan, jangan menyesal nanti Yang Mulia" Bisik Grand Duke Ralph berjalan ke samping Ratu Rusal. "Bangkitlah sendiri, ku yakin kau bisa" Tegasnya, aura Grand Duke Ralph sesungguhnya.

"Awssshh" Ringisnya dengan perlahan Ratu Rusal bangkit, "Te-terimakasih Raja, ku harap anakku sepertimu yang adil" Senyumnya mengembang sempurna.

Raja Aaron hanya menatap datar ke depan tanpa melihat siapapun. Kemudian tanpa menjawab dirinya berbalik pergi.

"Raja!" Selir Briana pun mengejar Raja yang menuju istananya.

*****

"Nabiya!" Teriak seseorang tiba-tiba, Nabiya yang sedang disuapi terkejut bahkan terbatuk-batuk.

"Ratu" Mata Nabiya mengembun.

Ratu Salima langsung menghampiri memeluk Nabiya.

"Maafkan saya Ratu tak menjaga Ratu, saya malah terbaring sakit" Lirih Nabiya.

"Ratu saya-" Baru saja Noran hendak berbicara, Ratu Salima menghentikannya.

"Sudahlah, aku disini untuk menemanimu Nabiya. Aku sangat rindu. Jangan sedih sedih"

Nabiya mengangguk.

Mereka bercanda diselingin Ratu Salima yang menyebarkan cahaya pada Nabiya.

Ya, Nabiya seperti Ratu Salima yang harus istirahat tapi bedanya Nabiya bahkan tak bisa turun dari kasur karena perutnya yang langsung sangat sakit ketika turun. Untungnya Noran siap sedia menggendongnya.

"Akhirnya dia tertidur" Ratu mengelus surai Nabiya.

"Noran ayo keluar, kita bicara"

Noran mengangguk.

*****
Ruang kerja Ratu.

"Apa yang Raja katakan saat itu?"

Noran menunduk memilin bajunya.

"Maaf Ratu" Noran langsung ambruk di bawah kaki Ratu Salima.

Ratu Salima baru menyadari 2 jari  Noran yang sudah tiada.

"Siapa yang melakukan ini Noran?" Tanya Ratu Salima duduk menyamakan posisi Noran.

"Ternyata Raja sudah tau kehamilan anda kembar Ratu"

Ratu Salima terbelalak, 'Darimana? Ketua tabib baik-baik saja, tak mungkin dia berkhianat'

"Apa- apa kau menceritakan-" Ratu bertanya dengan pelan. Noran memang tak diberi obat pengabdi itu, tapi Ratu Salima sangat percaya dengan Noran.

Noran menggeleng, "Sampai akhir saya tak mengatakannya"

"Maka dari itu kau kehilangan jarimu?"

Noran mengangguk perlahan, "Grand Duke menahan Raja dan menyuruh saya pergi, jadi hanya jari-"

"Darimana dia tau?"

Noran menggeleng.

"Maafkan aku Noran karenaku-" Air mata Ratu Salima luruh, dirinya merasa benar-benar tak memiliki kekuatan. Orang-orangnya merasakan kesakitan saat bersamanya.

"Tidak Ratu jangan menangis, ini bukan karena Anda. Saya bahagia menjadi kepercayaan Ratu"

Ratu Salima memeluk Noran, beruntungnya dia mempunyai orang kepercayaan disaat seperti ini. Saat hamil ini perasaannya sangat sensitif, mudah menangis dan sakit hati.

"Noran aku harus apa?"

"Wajar Raja Aaron seperti itu mungkin dia kecewa, itu tetaplah anaknya"

Ratu Salima mengangguk lalu melepaskan pelukan Noran.

"Tapi tetap saja, dia tak berhak melukai orangku" Ratu Salima berkata dengan tegas.

Ratu Salima bangkit menghapus air matanya, "Baiklah. Sepertinya Raja Aaron harus diberikan pelajaran!"

*****

"Mati atau hidup bersama neraka?" Bisik Selir Agung Reyia tepat di telinga Nabiya yang tengah kejang-kejang.

'Selanjutnya giliran si gila' Batin Selir Agung Reyia tersenyum menyeramkan.

*****

Ingatlah setelah hujan atau badai akan ada pelangi.

Meskipun tidak selalu ada, tapi suasana setelah hujan terasa menyejukkan bukan?

Kalau mood hari ini akan ada double up, gasssss! 💙

SalamRinduBiru, SMS.

SALIMA'S CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang