Sebelum Tragedi

469 27 2
                                    

Kereta kuda berjajar tepat di depan istana Kerajaan. Tidak hanya itu, kuda-kuda prajurit pun sangat penuh untuk pengawalan ini.

"Kita akan tiba sebelum matahari tinggi Ratu" Mereka sedang berjalan bersama.

Hanya kecanggungan yang terjadi setelah kejadian itu. Aneh.

Ratu tiba-tiba berhenti. Raja Aaron merasakan itu.
"Kenapa?" Raja Aaron menoleh.

"Bukankah kita akan tiba malam?"

Raja mengelus surai Ratu, "Istirahatlah dulu sebelum melakukan semuanya, kau lupa aku siapa?"

Ratu Salima mengangguk, "Jangan ada sihir"

Raja Aaron mengerutkan dahinya, "Kenapa?"

"Jika anda tidak mau, kita hanya perlu beda kereta kuda bukan?" Ratu Salima berjalan mendahului Raja Aaron.

Raja Aaron menghembuskan nafas kasar. Mengapa sulit sekali membaca pikiran Ratunya. Pikirnya.

"Salam hormat Raja dan Ratu CristycWind" Semua menghormat kompak dengan kedatangan Raja dan Ratunya.

Dari ujung matanya Ratu Salima melihat kakaknya yang tersenyum misterius di balik bungkuk hormatnya.

Raja mengangkat tangannya pertanda cukup penghormatan.
"Kita berangkat sekarang"

"Yang Mulia, saya kembali" Seseorang berlari kecil dan membungkuk sambil tersenyum.

"Ya" Ketus Raja Aaron.

"Perkenalkan Ratu, saya Dolas Freanus Oceanes. Pangeran sekaligus adik Raja Aaron" Ucapnya begitu bangga.

Ratu hanya mengangguk. Terkesan tak peduli membuat Raja Aaron tersenyum meremehkan pada Pangeran Dolas.

"Saya turut bahagia dengan keberhasilan keluarga Xavier. Semua anaknya menempati posisi di kerajaan. Ksatria ibu suri, Selir Agung dan Ratu. Sepertinya saya harus mempelajarinya untuk keturunan saya kelak"

Dari kejauhan Selir Agung Reyia mengepalkan tangannya. Dirinya sungguh tersinggung seolah Xavier sangat rendah.

Sedangkan Pangeran Axel biasa saja terus memandang penuh gairah pada adiknya.

Ratu tak membalas, tangannya terulur pada Raja, "Aku cukup lemas setelah aktivitas pagi tadi" Wajah Ratu memerah dan menunduk malu.

Awalnya ini hanya sandiwara sekaligus pengumuman bahwa Raja sudah ditaklukan Ratu, tapi Ratu Salima sungguh malu mengungkapkan itu.

Raja tersenyum sumringah, dirinya sekaligus membayangkan kejadian panas itu. Ratu Salima yang hanya berbeda cara jalannya tapi tak pucat seperti saat itu membuat Raja Aaron bersyukur.

'Berbahagialah sebelum kematianmu'
Batin seseorang.
****
Kereta Kuda.
"Bilang padaku jika tak nyaman" Raja masih menggenggam tangan Ratu Salima.

Ratu Salima menghembuskan nafasnya kasar.

"Bisa ajarkan aku berkuda nanti?"

Raja mengerutkan keningnya, "Untuk apa?"

"Posisiku mengharuskan aku bisa segalanya"

Raja merengkuh tubuh Ratu, membenamkannya di dada.
"Aku akan melindungimu, percayalah"

"Posisimu pun berbahaya"

"Takkan ada yang bisa mengalahkan Raja Aaron Chaiden Windsor Oceanes"

"Terlalu percaya diri"

Anehnya keduanya malah terkekeh. Tanpa sadar, Ratu Salima nyaman dan malah terlelap di pelukan Raja Aaron.

****
Kediaman Grand Ducy Ralph.

SALIMA'S CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang