Malam Pertama

1.4K 40 6
                                    

Matahari sudah meninggi. Semua berlangsung lambat karena Ratu yang tidak bisa berikrar, alhasil dibantu bisik oleh sang pembimbing.

Sakralnya acara ditutup dengan Raja dan Ratu berciuman.

Kenapa harus ciuman? Batin Ratu Salima kesal.
Salima pasti bahagia karena menerima bibir langkaku lagi. Batin Raja Aaron.

Semua orang tampak terkejut melihat Raja Aaron mencium bahkan memperdalam ciumannya.

Sebelumnya Raja Aaron tidak mau berciuman bahkan bersentuhan pun setelahnya dia merasa jijik. Seperti tadi setelah pengesahan Selir Agung hanya disahkan dengan berjabat tangan.

Ya, hubungan keterikatan ditandai dengan keterikatan fisik setelah berjanji. Lebih sakral jika berciuman tapi Raja Aaron yang melanggar dengan hanya berjabat tangan, itupun setelah perdebatan panjang.

***
"Kakak! Kak Salima!" Teriak Selir Agung Reyia diikuti para dayangnya.

Para dayang sudah disiapkan sejak sidang keputusan, meskipun Salima pertama kali bertemu hari ini untuk membantunya berdandan.

"Kak," Selir Agung Reyia tampak malu-malu di hadapan Ratu Salima dan Raja Aaron ketika berhenti.
"Hmm...gimana kalo Raja malam ini sama aku dulu, kan aku yang ikrar dulu?" Selir Agung Reyia menatap Ratu Salima memohon.

Semua hening. Raja pun menantikan jawaban Ratu Salima.

Hoammm!! Salima menguap seperti anak kecil bukan sang Ratu yang beretika, "Bibi Salima ngantuk, yuk!" Ratu Salima menatap kepala dayangnya.

Kepala dayang 'Kin' menghadang, "Ratu ini malam pertama anda. Anda harus mempertahankan Yang Mulia demi harga diri anda"

"Begitu aja ngga tahu, dia benar gila kah?" Gumam Kepala Dayang 'Odyt', Kepala Dayang Selir Agung tapi terdengar jelas di telinga Ratu Salima.

Sedangkan Raja hanya terdiam menikmati peributan akan dirinya. Raja penasaran dengan yang dilakukan Ratu Salima.

Huaaaaa.. "Hiks hiks ngga boleh bobo, bibi Kin nakal" Salima tahu istana bukan tempat ia hanya diam. Di istana siapa lengah dia terbunuh pisau tersembunyi.

Sang Raja yang terkejut Ratu Salima menangis refleks memeluknya, "Kita tidur ya?" Raja mengangkat dagu Ratu menghapus air matanya.

Kenapa lelaki ini seperti peduli? Ngga Salima, dia hanya menginginkan tidur bukan dirimu. Batin Salima.

"Ta..tapi ngga ma.. mau a..da bi.. bi Kin," Salima terdengar masih terisak.

"Yaudah sekarang Kepala Dayang Kin langsung ke Istana matahari dan Ratu ke Istana Bulan, Istanaku ya?" Raja terlihat lembut, terus menikmati mengelus pipi lembut Sang Ratu.

Ratu Salima mengangguk. Raja mengendong Salima ala bridestylenya.

"Aaaa Salima terbang lagi, hihi terbangggg!" Teriak Ratu Salima meninggalkan semua orang bersama Raja Aaron dan prajurit Raja.

"Bagaimana Kepala Dayang Kin? Sepertinya anda harus sabar mengurus kakakku," Sinis Selir Agung Reyia pada Kepala Dayang Kin.

Kepala Dayang Kin mengepalkan tangannya dan berlalu dengan Dayang lainnya.

"Biarkan si gila itu. Besok hariku dengan Yang Mulia, aku mau berendam dari sekarang!" Tegas Selir Agung Reyia yang diangguki dayang-dayangnya.

***
Ceklek
Ratu Salima terkejut melihat Raja Aaron menatapnya yang berdiri di ambang pintu kamar mandi. Jelas saja karena perjanjiannya ketika Ratu Salima mandi Raja Aaron akan menunggu di ruang kerjanya sampai pengawal menyusulnya untuk mengatakan selesai.

Ratu Salima langsung berlari dengan jubah handuknya ke arah tempat berpakaian. Ya, Raja tidak mau seseorang menyentuhnya, tak ada Dayang yang membantunya melakukan apapun selama di kamar.

Tadi apa yang menyembul? Batin Sang Raja yang tengah terduduk di kursi.

Raja Aaron memang memutuskan untuk keluar tapi bukankah kadang dia juga bekerja di kamar, jadilah Raja Aaron bekerja di kamarnya.

"Anda melanggar perjanjian Yang Mulia," Tegas Ratu Salima yang sudah memakai baju malamnya dilapisi jubah penutupnya.

"Kemarilah Ratu," Titah Raja Aaron terkesan dingin.

"Kenapa bukankah kita sudah..."

Raja Aaron menyela, "Tadi aku membantumu, bayarlah" Raja Aaron tersenyum sangat manis.

"Aku bisa menolong diriku sendiri," Ketus Ratu Salima tampak menggembungkan pipinya. Lucu. Batin Raja Aaron.

Raja menarik Ratu Salima hingga terduduk miring di pangkuan Raja Aaron, "Apa yang anda lakukan yang mulia?" Pekik Ratu Salima.

"Bagaimana? Sudah menemukan obat untuk menidurkan saya?" Tanya Raja Aaron seraya memeluk pinggang Ratu Salima, bahkan wajahnya mendusel pada dada Ratu Salima.

"Sudah, lebih baik Anda tiduran, cahaya saya mungkin bisa membantu Anda, benar kan?"

Ya, memang benar dahulu pun mengobati orang-orang dengan cahayanya.

Raja mengangguk, "Maksudku sembuh sepenuhnya" Raja yang merasa nyaman diatas dada Ratu Salima sepertinya hanya beralasan.

"Ya tentu belum," Salima bergerak-gerak merasakan tak nyaman, sesuatu terasa mengganjal dibawahnya.

"Ssshh, jangan bergerak" Raja menatap Ratu Salima sendu seperti menahan sesuatu.

"Kenapa?" Ratu Salima semakin mengerutkan dahinya.
"Bagian bawahku tak akan tahan jika Ratu terus menggeseknya"

Seketika Ratu Salima menunduk dan melihat yang tak ingin dilihat keluar dari jubah Sang Raja. Ya, setelah mandi Raja hanya memakai jubah mandinya tak ada niat memakai baju malamnya, kenapa ya?

"Aaaaa!!!" Ratu Salima berhasil meloloskan diri dan berlari ke kasurnya, "Hiks hiks hiks.." Tanpa sadar air matanya terus mengalir.

Raja pun panik, "Ratu, Ratu kenapa?" Raja duduk di tepi mengelus rambut Ratu Salima yang tengah tertidur memunggungi Raja.

"Ta..takut" Cicitnya.

Sang Raja tersenyum, "Bukan apa-apa, tidurlah" Ucapnya mengecup rambut Ratu Salima.

Belum sampai Raja Aaron memasuki kamar mandi, Ratu berujar, "Pergilah ke Selir Agung Reyia"

Tapi Raja tak menyahut memilih masuk membanting pintunya kasar.
Raja memutuskan berendam di kolam hangatnya, menuntaskan yang seharusnya dikeluarkan. Hufffttt kapan kau memasuki sesuatu yang nyata? Batinnya frustasi.

***
Jadi, Raja Aaron benar tak mencintai Ratu Salima? Masa sih ya hmmm

Selanjutnya mungkin flashback gengsss. Jadi, gak malam pertama dong Selir Agung :()

Teka-teki perlahan terbuka?
Atau menambah teka-teki baru?

Keep Streaming, please gengsssss🙏❤

Salam Rindu, SMS

SALIMA'S CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang