BAB 33

401 61 2
                                    

Happy reading all readers.

"Dunia tidak sejahat itu, kau hanya perlu memperbaiki beberapa hal kecil, bukan berarti kau harus menerpa badai besar. Perbaiki sudut pandangmu, maka semua akan kau anggap kebahagiaan"

-Freyando agleren billeryn-

"Jangan selalu mementingkan hidup orang lain, buatlah dirimu sendiri bahagia, biarkan dirimu menikmati dunia. Kita hidup untuk berusaha, tapi jangan lupa bahagia"

-indira putri wicaksono-





Derasnya hujan membasahi tanah yang awalnya kering, aroma tanah basah meruak  kedalam hidung mancung gadis manis yang tengah duduk diteras, dirinya duduk sembari ditemani dengan secangkir teh dan biskuit cokelat kesukaannya. Gadis manis ini tak lain adalah indira yang tengah menyendiri didepan teras rumah, dia sangat menyukai hujan, makanya dia duduk disini, sembari makan dan menikmati sejuknya suasana hujan.

*krekkk*

Pintu rumah terbuka dengan keluarnya freya yang tengah menenteng sebuah katana dengan sarungnya, nampaknya pria ini masih belum menyadari kehadiran indira, dirinya masih sangat hati2 menutup pintu guna tidak menimbulkan suara, tetapi disaat dia berbalik.

"Akhh?! D-dira?"kaget freya dikala melihat indira yang tengah duduk sembari mengunyah sebuah biskuit, tatapannya mungkin terkesan santai, tetapi dimata freya, tatapan itu seolah2 menusuk kedalam matanya.

"Mau kemana, sayang?"freya yang sudah tertangkap basah mau pergi melakukan kegiatan tidak bermanfaat hanya bisa terdiam, dia sama sekali tidak mengetahui jikalau indira duduk disini.

"A-anu.. kan hari ini libur... jadi... aku mau.. emm.. nah, mau jual katana ini ketemen aku, gitu.... hehehe"penjelasan panjang lebar itu hanya dihadiahi tatapan tajam dari indira. Freya pikir indira bodoh? Dengan mengatakan jikalau dia hanya mau pergi menjua katana?, sudah berkali2 pria manis ini berbohong, jikalau dibiarkan terus, lama kelamaan dia bisa terseret kasus hingga kepenjara.

"Ohhh, mau cod? Yaudah sana"indira meraih kembali 2 biskuit yang tersisa diatas meja. Freya yang mendengar hal itu, lantas tersenyum senang, dia merasa jikalau kali ini bisa mengikuti kegiatan tawuran dengan teman2nya tanpa sepengetahuan indira.

"Yaudah aku pamit yah, kamu jangan lupa makan siang"freya mengecup pipi indira sebelum memakai helm ditangannya.

"Pergi aja keluar, tapi aku pulang kebapak sama ibu dikampung yah"sudah freya duga tidak segampang itu untuk membodohi indira, sekarang dia sudah mendengar ancaman seperti itu, bahkan sebelum sempat menginjakkan kakinya diluar rumah.

"Yaudah gak jadi..."dengan wajah lesu, freya membuka kembali helmnya dan juga jaket yang dia pakai, sudah pasti indira mengetahui kalau freya akan pergi tawuran, mana mungkin bisa dipercaya, jikalau freya saja pernah mengikuti kegiatan2 tak berguna seperti itu, bahkan bukan satu kali, tetapi berkali2.

"Loh? Kenapa ga jadi? Kan katanya tadi mau cod katana"ucap indira dengan tawa yang dia tahan, melihat wajah lesu dari freya sangatlah menggemaskan, indira ingin menerkam pria manis ini.

"Gak jadi, gak mood, mau pelukan aja"freya duduk disofa panjang yang indira duduki, dia berbaring dengan kepala dia letakkan diatas paha indira.

"Memangnya apa sih enaknya tawuran, kan enak gini, duduk... sambil minum teh, apalagi minum susu"kata terakhir yang diucapkan oleh indira membuat freya mendongak menatap indira, wajahnya hanya biasa saja, tetapi tatapannya yang fokus menatap mata indira penuh dengan arti.

"M-maksudnya susu formula"freya hanya menghela nafas lemas, dia pikir indira akan menawarkan susu yang lain, rupa2nya susu formula. Lagipula indira telah melarang untuk terus memberikan itu kepada freya, makanya freya juga tidak mau terus memaksa minta, juga dia tidak mau indira risih karena sikapnya.

"Bodoh banget sih kamu indira.... kenapa malah bilang kayak gitu sih, aduh....."indira membatin dengan wajahnya yang sudah bersemu merah, tetapi untungnya hal itu sama sekali tidak disadari oleh freya, karena anak ini fokus memainkan gelang yang berada ditangan kiri indira.

"Dira..."

Indira menatap freya yang berbaring dipahanya.

"Usap2in kepala rey"indira lantas langsung menuruti permintaan anak ini, tangan kirinya yang semula dipegang oleh freya, kini terangkat mengusap2 rambutnya yang tebal, usapan lembut itu membuat freya memejamkan mata menikmati lembutnya tangan indira.































"Bang, kok kak freya jarang kelihatan yah sekarang, dia juga jarang keluar minum2 sekarang"zean menatap seorang anak yang duduk disampingnya sembari membuka botol alkohol berwarna hijau.

"Ohhh, gua denger2 sih dia udah ada bini"ucap zean dengan santainya, hal itu berhasil membuat salah seorang anak laki2 didepannya menyemburkan air yang dia minum kewajah zean.

"Seriusan bang?!"anak laki2 tadi bertanya tanpa memikirkan keadaan zean yang basah kuyup dibagian atas.

"Bangsat lu! Basah nih muka gua, mana bau jigong lagi tuh air"zean mengelap air diwajahnya dengan menggunakan tisu yang ada didepannya.

"Huekk, bau banget setan, lu kagak sikat gigi apa gimanasih???"zean mengeluarkan parfum dari sakunya lalu kemudian dia semprotkan kewajahnya, benar2 menjijikan.

"Kan kak freya masih sekolah, kok bisa kawin sih bang?"tanya dimas, salah seorang anak laki2 yang sering menjadi kawan zean jikalau pergi minum2 atau merokok.

"Yeeee, yang gua maksud tuh, dia punya pacar, makanya gak bisa keluar rumah, ditambah lagi cicinya freya, aduhh galak bener"para anak2 itu hanya ber oh ria mendengar penjelasan dari zean. Anak tampan ini meraih sebatang rokok didepannya lalu kemudian dia nyalakan dengan pemantik yang ada digenggaman tangannya.

"Tapi untungnya nih, tante gua gak kayak tantenya freya, tante gua mah aman, mau gua ngerokok kek, minum kek, dibolehin"zean mengibaskan tangannya didepan wajah guna menghilangkan asap didepannya. Dengan tengilnya dia berucap seperti itu, tetapi dia tidak menyadari kalau sudah ada nyonya besar dibelakangnya, dengan kedua tangan dipinggang dan memasang ekspresi garang.

"Dibolehin yah?, gitu?."zean menelan ludah dengan susah payah, dia paham betul suara siapa ini, dan dia tahu pasti siapa ini.

"Hehehe... kaka... anu... emmm... ini kita lagi bikin kerkom, isi kandungan2 didalam rokok"dengan entengnya zean berkata seperti itu, dan dia pikir feni akan percaya? Tidak mungkin pastinya.

"Ohhh, kerkom? Sampe dihisap gitu? Sampe ada asapnya?"lidah zean kelu tak bisa menjawab, bahkan dia sampai lupa melepas rokok dijepitan jarinya.

"A-anu..."

*plakkk*

Satu tamparan kasih sayang dari feni mendarat kepipi zean. Mata anak ini langsung berkaca2 dengan bibirnya yang bergetar.

"Sana pulang! Pulang terus tidur!"dengan dramatisnya zean berlari pulang sembari menangis, tetapi ini bukan satu kali, berkali2 dia seperti itu.

"Drama banget itu anak"gumam feni dengan nada kesal, dia berjalan menyusul zean menuju perum yang mereka tempati.

Ditempat zean nongkrong tadi, tersisa anak2 yang berebutan mengambil minum maupun cemilan dan rokok yang ditinggalkan zean, terkecuali dimas yang beranjak pergi, entah mau kemana, tetapi dia berjalan menuju rumah freya.

Love a bastardd, author rindu cerita ini, nanti lanjutannya bakalan ada hal2 yang kalian gak sangka2, ditunggu aja yah guysss, jangan lupa vote and komen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE A BASTARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang