Dix huit : Retour

511 84 23
                                    

"Hai sayang, jadi apa jawabanmu?" tanya Ohm dengan percaya diri bahwa ia akan diterima membuat Love sedikit muak, tanpa banyak bicara gadis itu menampar Ohm.

"Jawaban gua gak, dan berhentilah melakukan hal bodoh seperti ini. Ada orang lain yang gua suka." Setelah mengucapkan itu, Love langsung melangkah keluar dari sana diikuti oleh Becky, Prim, dan Tu. Meninggalkan keadaan yang menjadi hening seketika karena gadis mungil itu, semua orang menatap prihatin ke arah Ohm.

Beberapa orang merekam video tersebut dan mengunggahnya ke media sosial. Netizen mulai berkomentar, dengan beberapa orang menghujat Love, sementara para penggemar setia gadis mungil itu masih membelanya. Meski begitu, topik berita tersebut tampaknya tidak mempengaruhi gadis itu, bahkan dalam konsernya kemarin, Love membenarkan bahwa dia melakukan hal tersebut dan apa yang dia ucapkan benar adanya.
Love sudah tidak terlalu peduli lagi dengan karir nya, gadis itu hanya ingin melakukan apa yang ingin dia lakukan. Untungnya masih banyak yang mendukung gadis mungil itu, membuat Love semakin bersinar. Selama hampir dua minggu nama Love selalu menjadi puncak trending, dan selama itu pula Lait menjadi teman Love di dunia nyata. Milk dan Lait masih juga belum kembali ke tubuh masing-masing, membuat Love beberapa kali frustasi, namun gadis mungil itu tetap pada pendiriannya untuk menunggu Milk kembali.

"Tidak peduli seberapa lama. Aku akan tetap menunggu kamu, Milk." Love menatap langit malam, berharap Milk mendengar apa yang ia inginkan.

***

Seminggu berlalu dalam hening, hingga Milk perlahan menyadari dirinya bangkit dari tidur panjang yang seakan membelenggu seluruh jiwanya. Dengan berat, dia mulai menggerakkan jari-jarinya satu per satu, merasakan sensasi dingin dari udara yang menyentuh kulitnya. Matanya yang tertutup rapat mulai mengisyaratkan untuk membuka, perlahan-lahan, seperti kelopak bunga yang terentang di bawah sinar matahari pagi. Ia berharap, dengan segala kerendahan hati, untuk bisa melihat kembali dunia yang telah lama lenyap dari pandangannya.

"Lait," panggil seseorang dengan suara lembut yang memecah keheningan, memasuki pendengaran, menarik perhatian Milk. Dia mengalihkan tatapannya ke arah gadis mungil yang duduk di sampingnya.

"Akhirnya kamu sadar juga." Gadis itu berkata dengan nada penuh kelegaan. Dia menyentuh lengan Milk dengan lembut, seolah memastikan bahwa dunia di sekitar mereka masih nyata. Milk mencoba untuk bergerak dari posisinya, namun sangat sulit membuat gadis di dekatnya khawatir.

"Sebentar, jangan banyak bergerak dulu," lanjutnya. Suara gadis mungil itu penuh dengan keprihatinan dan kasih sayang. 

Milk menatap sang gadis dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka. Kelelahan dan kebingungan menyelimuti dirinya, namun di dalam tatapan itu, ada sebuah rasa syukur yang mendalam bahwa ia masih hidup saat ini. Dengan bantuan lembut dari gadis itu, Milk berusaha untuk duduk perlahan dengan mengandalkan tumpuan yang diberikan untuk menegakkan tubuhnya yang masih lemah.

"Aku panggilkan dokter dulu." Gadis mungil itu bergerak untuk bangkit dari posisinya, namun Milk mencoba meraih lengan gadis itu dengan lembut dengan sisa tenaga yang gadis jangkung itu punya. 

"Love," panggil Milk dengan suara yang terdengar terbata-bata, seolah-olah setiap kata harus berjuang keras untuk keluar dari bibirnya. Dia merasa bingung dan lemah, namun usahanya untuk menghentikan gadis mungil itu adalah satu-satunya kekuatan yang dia miliki saat ini.

Gadis mungil itu berhenti sejenak dan menoleh ke arah Milk, wajahnya terlihat penuh dengan tanya, hingga sebuah pertanyaan keluar dari bibir gadis itu. "Kamu Milk?" tanyanya, nada suaranya campur aduk antara keheranan dan kebingungan di saat yang bersamaan.

Raut wajah Milk juga ikut berubah, mulutnya ternganga dalam kebingungan yang menerpa pikirannya. Setiap kejadian terulang dalam benaknya dengan rasa sakit yang masih terasa di perutnya. Milk memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang terjadi, hingga sebuah asumsi terlintas di benaknya.

Different WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang