Six : Jaloux

500 73 14
                                    

Love mengubah posisinya menghadap Milk yang sudah tertidur. Gadis itu dengan hati-hati mengusap rambut pendek Milk agar tidak mengganggu tidurnya, sedikit aneh dengan tampilan baru Milk tapi mungkin nanti dia akan terbiasa.

"Terima kasih Milk atas semuanya," ucap Love sangat pelan. Perasaan Love tak karuan sekarang, seperti ada sesuatu terpendam di dalam sana yang tak bisa ia ungkapkan secara langsung. Entah itu murni perasaan Love atau itu adalah perasaan Amour yang tertinggal padanya.

"Selamat istirahat Milk." Setelah mengucapkan itu, Love ikut memejamkan matanya dan terlelap dengan posisi menghadap Milk dan tangan masih membelai rambut pendek gadis yang lebih tinggi darinya

***

Matahari sudah semakin naik, mungkin sudah memasuki waktu siang hari. Seorang gadis berjalan menuju ke sebuah rumah kecil yang dihuni oleh Milk dan Love. Tangan mungil gadis itu mengetuk pintu tersebut beberapa kali berharap yang di dalam membuka kan pintu untuknya. 

"Siapa itu?" suara lembut dari dalam membuat sang gadis tertegun.

"Ini aku Cerises, Lait," ujar sang gadis yang berada di depan pintu.

Pintu tersebut terbuka menampilkan seorang gadis yang mengusap rambut pendek miliknya sembari mengedipkan kedua mata beberapa kali mencoba melihat gadis lainnya dengan jelas.

"Ada apa Cer?" tanya Milk dengan suara yang serak khas orang bangun tidur.

"Aku mengantarkan beberapa makanan. Voir tidak bisa mengantarnya jadi aku menggantikannya," jawab gadis itu.

"Apa aku mengganggu waktu istirahatmu, Lait?" tanyanya lagi. Milk menggeleng pelan sembari tersenyum.

"Ayo masuk," ajak Milk membuka pintu tersebut lebar mempersilakan tamunya untuk masuk.

Cerises meletakkan makanan yang ia bawa di atas meja makan yang terdapat di sana, kemudian menyusun makanan tersebut dengan rapi. Sedangkan Milk kembali masuk ke kamar untuk membangunkan Love yang masih berkutat dengan mimpinya.

"Love, ayo bangun. Cerises sudah membawakan kita makanan." Milk menepuk pelan pipi chubby Love membuat sang gadis sedikit terganggu, namun masih enggan untuk bangun.

"Love." Milk kembali memanggil dengan sedikit mengguncangkan tubuh mungil gadis yang masih terlelap.

"Loveeee." Kali ini Milk mencubit pipi Love kuat, membuat gadis itu kaget dan memukul-mukul tangan Milk.

"Sakit," ringis Love ketika tangan Milk sudah tidak mencubit pipinya. Matanya menatap sinis ke arah sang pelaku, sedangkan pelaku hanya berkacak pinggang menatap Love datar.

"Susah banget dibangunin, mentang-mentang tuan putri," ledek Milk. Love memutar bola matanya malas menanggapi ledekan gadis itu.

"Ayo makan dulu, Cerises sudah bawain makanan," ajak Milk melangkah keluar dari kamar. Love bangun dari tempat tidur dan mengikuti langkah gadis jangkung itu.

"Selamat siang putri Amour, maaf mengganggu istirahatmu," sapa seorang gadis sembari menunduk pelan kepada Love. Love membalasnya kemudian tersenyum manis.

"Tidak sama sekali, terima kasih telah banyak membantu kami," balas gadis itu kemudian menarik kursi untuk duduk. Di hadapannya kini sudah banyak makanan tersedia, meski makanan tersebut tidak pernah ia lihat, tapi Love yakin rasanya pasti enak. Sedangkan Milk juga menarik kursi di samping Cerises, duduk berhadapan dengan Love.

"Putri Amour, perkenalkan ini Cerises Feuilles, kakaknya Voir Feuilles. Cerises, ini putri Amour Maivie." Milk mengenalkan keduanya. Love sebenarnya agak bingung, ya tentu saja. Nama Voir, Cerises, dan Juin hanya disebutkan ketika Lait masih kecil. Namun sekarang mereka bertemu ketika sudah dewasa.

Different WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang