BAB 1

1.3K 44 0
                                    

Keadaan di perusahaan keluarga Aruna perlahan membaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan di perusahaan keluarga Aruna perlahan membaik. Dalam waktu singkat JCorps kembali menguasai pasar. Bahkan, dalam waktu satu tahun, JCorps mampu mengalahkan kompetitor, melahap semua klien dari kompetitor di bidang yang sama. Bantuan dari Nugraha Group mampu memutar balikkan keadaan dalam waktu singkat. Pengaruh Nugraha Group begitu besar sampai JCorps semakin berkembang pesat.

Berbeda dengan kondisi perusahaan yang membaik, kondisi pernikahan Aruna dan Calvin tidak sebaik perkembangan JCorps. Pernikahan mereka tidak memiliki kemajuan, hanya jalan di tempat. Mereka menikah, tinggal di atap yang sama, tidur di ranjang yang sama, tapi tidak ada kontak fisik layaknya suami istri.

Pernikahan mereka bagaikan ruangan hampa, sunyi, sepi, tidak berpenghuni. Rasanya begitu senyap, terlalu damai, dan sangat hening. Mereka saling menjalani kehidupan masing-masing tanpa adanya perbincangan seperti suami istri sungguhan.

Pernikahan yang sudah berjalan satu tahun itu bagaikan cangkang yang melingkupi keduanya. Aruna sempat berpikir, untuk apa Calvin menerima perjodohan itu? Laki-laki itu tidak mendapatkan keuntungan sama sekali dari pernikahan mereka. Sedangkan Aruna, dirinya bisa membantu keluarganya, dan perusahaan keluarganya jelas di untungkan dari pernikahan ini.

“Langganan banget kayaknya ke sini,” ujar Emil, menatap Calvin yang duduk di sebelahnya. Mereka tengah berada di salah satu bar yang ada di tengah kota. Sebotol wine menemani malam yang semakin larut.

Calvin meneguk minumannya, masih sibuk dengan segala pemikiran yang berkecamuk di otaknya. Selama setahun ini, dirinya sangat sering menghabiskan waktu di bar bersama kedua sahabatnya, Emil dan Fahmi. Baginya, berada di bar lebih baik dari pada di rumah yang hanya di temani kesunyian. “Sepi di rumah.”

“Kenapa mendadak sepi?” tanya Fahmi, menoleh ke arah Calvin. “Kan ada bini lo di rumah.” Fahmi sedikit menyenggol lengan Calvin yang ada di meja bar.

Calvin belum menjawab. Laki-laki itu menatap gelas yang ada di tangannya, gelas yang berisi wine. Kekehan sinis terdengar, Calvin merasa lucu mengingat jika dirinya memiliki seorang istri di rumah. Meskipun ada istri, rumahnya adalah tempat paling sepi baginya. “Tanpa lo tanya, lo udah tahu jawabannya kenapa.”

“Udah setahun? Belum ada perkembangan juga?” Fahmi menatap Calvin heran. Sahabatnya itu sudah menikah setahun, dan tidak ada perubahan dari pernikahannya sedari awal sampai detik ini.

Calvin menggelengkan kepalanya sambil tersenyum masam. “Enggak akan ada yang berubah. Aruna menerima perjodohan itu demi menyelamatkan perusahaannya.”

The real perjodohan yang sesungguhnya.” Emil merasa takjub dengan pernikahan Calvin yang benar-benar menunjukkan pernikahan karena dijodohkan. Status mereka menikah di atas kertas, tapi di kehidupan nyata, mereka hanya dua manusia yang hidup berdampingan.

“Kalau menurut gue, ya,” Fahmi menepuk bahu Calvin pelan. “Lo cuman perlu melangkah maju aja. Lagian Aruna selalu ngikutin apa mau lo, kan? Terobos aja temboknya, lama-lama dia juga cinta sama lo.”

Titik TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang