"Ma, aku ngga mau ya punya assisten baru"
"Plis lah Maa"
"Aku tu CEO punya aissten dengan pakaian sexy itu biasa"
"Lianda Sanjaya!!!"
"Ikutin kata mama, atau mama kirim kamu kembali ke luar negeri !!!"
"Oke fine ma, 30 hari"
"Kalau dalam 30 hari aku...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
******
Sabila tiba lebih awal dikantor om Hartono dari jadwal yang seharusnya, menunggu di lobby depan dengan pakaian formal warna basic pada umumnya yang biasa orang gunakan saat pertama kali masuk kerja, kemeja putih, bawahan rok hitam semata kaki, Sepatu heels dengan alas tumpul yang tingginya hanya 5 cm, polesan riasan seadanya dipadukan dengan kacamata tipis kesayangannya.
yah cantik dan sederhana tampilan perdana yang dipilih Sabila untuk berjumpa boss barunya.
_______________________________ tok tok tok
"permisi"
"masuk"
dorongan pintu dari Sabila membawa dia sekarang berada dalam ruangan bernuansa putih dan abu-abu muda ini, dilangkahkannya kakinya beberapa Langkah hingga stop diujung karpet merah tebal didekat pintu.
Lian yang rencananya berpura-pura sibuk dengan berkasnya agar mendapat nilai berwibawa di mata assisten barunya melirik sekilas kearah Sabila dan membuang kembali pandangannya kearah tumpukan berkas yang ada didepannya
seolah tak peduli dia pun berkata "maaf bu tadi kopi saya udah dibuatkan sama mas boy, ibu bisa kembali bekerja ya"
Sabila bingung harus menjawab apa dengan terbata-bata berusaha menjelaskan "ma..ma..maaf pak tapi sayaaaa..."
"iya gapapa bu emang office girl dan office boy disini sering salah masuk ruangan saya, pasti ibu baru nanti saya kasih tau lagi sama HRD biar bisa mengenalkan tempat dengan baik saat menerima karyawan disini, ibu boleh keluar ya" ucap Lian formal sambil memeriksa beberapa berkas yang tadi diberikan Fernan.
Sabila marah, bagaimana bisa dia yang diterima sebagai asissten dianggap bossnya sendiri seperti office girl, dengan lantang dia menjawab usiran Lian terhadapnya.
"Maaf Bapak Lianda Sanjaya yang terhormat tapi saya bukan office girl, saya assisten baru anda"
Lian terkejut dan menarik berkas CV yang diberikan HRD melirik sekilas foto disana dan memicingkan mata dibalik kacamata kerjanya melihat kearah Sabila
"Shiiitt..... mamaaaaaa!"...
Tidak ada jabat tangan, juga tidak ada perkenalan antara boss dan assisten barunya saat ini, Lian yang begitu terkejut melihat apa yang ada didepan matanya saat ini langsung menelpon Fernan dan meminta Fernan mengurus Sabila untuk diperkenalkan dengan lingkungan kantor dan juga tugas kerjanya, Fernan yang heran dengan kelakukan bossnya hanya bisa pasrah dan menjalankan permintaan Lian tanpa banyak tanya, karena dia melihat raut kekasalan tercetak jelas di wajah Lian.
Lian menelpon mamanya, tapi tak kunjung mendapat respon 12 panggilan tidak terjawab sengaja diabaikan Lidya, tau apa yang akan putranya bicarakan membuat Lidya memutuskan membiarkan hanphonenya berdering dikamar dan meninggalkannya ke dapur untuk mempersiapkan makan malam.
Sama halnya dengan Lidya, Lian juga tau mamanya pasti akan mengabaikan panggilannya sehingga memutuskan pulang lebih awal untuk mendengar penjelasannya.
_____________________________ Rumah Lian
Maa.. mamaaa.... (masuk kerumah dan langsung menuju dapur)
"Assalammualikum dulu nak, main masuk aja"
"iya, Assalamulaikum" seolah tak ingin basa-basi dan ingin memperlihatkan kekesalannya Lian meletakkan tas kerjanya ke meja makan, membuka jas dan merenggangkan dasinya lalu membuka dua kancing kemeja bagian atas, duduk dikursi makan dan meneguk segelas air"
"waalaikumsalam anak ganteng mama, sembari menepuk pelan bahu putranya"
"Maa, pliss mama nemu asisten begitu dimana sih ma?" "itu bukan tipe Lian ma", tampilannya kaya' anak kuliah yang baru mau diospek ma" "ganti ya ma", mama boleh pilihan yang lain lagi tapi jangan yang ini ya ma" "ma tolong banget lian itu butuh yang seger-seger buat semangatain Lian dikantor biar kerjaan Lian juga lancar" rengek Lian menyatuhkan kedua telapak tangannya seraya memohon kepada mamanya untuk segera membuang jauh assisten barunya yang bahkan untuk namanya pun dia belum tahu.
"ngga bisa nak, itu udah pilihan mama" "ini lebih baik dari pada Perempuan berbaju minim yang selalu habisin uang kamu selama ini" "seger-seger matamu, nanti mama guyur air kamu tiap hari biar seger sampe ke otak-otaknya" Lidya menjawab keluhan anaknya dengan guyonan
"Ma ayolah ma" "Ma aku ngga mau ya punya asisten baru kalau bentukannya kaya' gitu" "Plis lah ma" "aku ini CEO punya asisten dengan pakaian sexy itu biasa"
"Lianda Sanjaya!!" "ikutin kata mama atau mama kirim kembali kamu keluar negeri!!!"
Lian tau mamanya sudah marah, tidak ada cara lain selain mengikuti perintah mamanya "Oke Fine Ma, tapi Lian punya syarat" "30 hari..! kalau dalam 30 hari aku ngga cocok, aku minta dia diganti" "Mama tau kan ini kerja, kita ngga ada toleransi kalau emang orangnya ngga kompeten"
Lidya berpikir sejenak, dan berujung mengiyakan saja dulu agar Sabila bisa kerja disana
"satu lagi Lian mau pindah ke apartemen"
"ngapain kamu?, rumah kita lebih dekat dari kantor malah mau tinggal di apart"
"Lian mau mandiri ma, biar bisa bangun pagi kan lagian udah ada assisten juga jadi bisa bantu Lian untuk banyak hal"
Lidya pun berakhir menyetujuinya "nanti mama yang bilang sama papa"
"Makasih ya ma, Lian ke kamar dulu" dengan penuh kekecewaan Lian masuk ke kamarnya.
________________________________ Kamar Lian
Lian menggerutu sendiri "gila ngapain gue pede banget tadi pagi bilang ke mama kalo asissten baru itu bidadari yang bakal jadi calon mantu mama" Lian menatap dirinya dicermin mengetuk kepalanya dengan genggaman tangan kanannya berapa kali dan menjambak ringan rambutnya menandakan bahwa dia sedang frustasi
"Maaf ya Allah Lian khilaf, doanya Lian tarik ya anggap aja Lian ngga pernah ngomong gitu, Lian masih muda belum mau nikah ngga usah sekarang kok nanti aja, jangan sama yang ini ya plis-plis" Lian terus menolak kehadiran Sabila dari semua sisi hingga matanya terpejam masih sulit rasanya akan bekerjasama dengan Wanita itu untuk waktu yang panjang
_______________________________
POV LIANDA "Aku ngga tau maksud dan tujuan mama apa maksa aku nerima assisten baru yang jauh dari kriteria aku, tapi kita lihat ma apa dia akan tahan sama Lian dalam waktu 30 hari ini" "akan Lian buat dia ngga betah dan cepat meninggalkan kantor papa"
POV MAMA LIDYA "mama tau nak pasti kamu merencakan sesuatu, mama juga ngga akan tinggal diam, dalam waktu 30 hari itu mama akan usahakan Sabila menetap disana demi kamu"
POV SABILA "emang sok kecakepan, kurang ajar ya boss itu, masa cewek cakep begini tampilannya dibilang office girl mana ngga ada maaf sama sekali, katanya boss nama bawahannya aja ngga mau tahu, kenalan juga ngga mau, untung ada pak Fernan yang baik dan juga ganteng jadi gue masih betah betah aja disana".
POV AUTOR "Lian loh mau ngapain Sabila? Hahaha"
POV PEMBACA "Yuk isi dikomen versi kamu"
Gimana pertemuan pertama Sabila dan Lian? Bantu 150 vote ya untuk update tingkah Lian selanjutnya 🤍