1

24 4 1
                                    

"𝙔𝙤𝙪 𝙘𝙤𝙪𝙡𝙙 𝙗𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝙤𝙣𝙚 𝙩𝙝𝙖𝙩 𝙄 𝙡𝙤𝙫𝙚, 𝙖𝙣𝙙 𝙣𝙤𝙬 𝙄'𝙢 𝙨𝙩𝙖𝙣𝙙𝙞𝙣' 𝙝𝙚𝙧𝙚, 𝙝𝙤𝙥𝙞𝙣' 𝙞𝙩 𝙜𝙚𝙩𝙨 𝙩𝙤 𝙔𝙤𝙪." -𝙈𝙚𝙨𝙨𝙖𝙜𝙚 𝙄𝙣 𝘼 𝘽𝙤𝙩𝙩𝙡𝙚, 𝙏𝙖𝙮𝙡𝙤𝙧'𝙨 𝙑𝙚𝙧𝙨𝙞𝙤𝙣

.
.
.

Selepas mimpi itu, Ayasya sering memperhatikan Danan diam-diam dan akhirnya menyadari tentang perasaannya. Gadis itu telah jatuh cinta kepada sosok Danan Januarga Kasandanu, lelaki dengan segala keindahannya. Lelaki dengan tatapan seteduh rintik hujan yang mengguyur tanah, lelaki dengan suara lembutnya yang bagaikan hembusan angin malam yang menerpa kulit.

Sudah dua minggu lebih Ayasya mengagumi Adik kelasnya itu. Tetapi tidak ada perubahan sama sekali, mereka tidak pernah sama sekali berinteraksi bahkan bertegur sapa. Gadis itu seakan enggan mengangkat suaranya untuk menyapa lelaki itu, gadis itu hanya bisa menatap Danan dari jauh.

Waktu menunjukkan 12.00 WIB.
Suara bel pun berbunyi, karena saatnya bersiap-siap untuk melakukan ibadah sholat zhuhur. Semua murid SMA BANTARA satu persatu mulai keluar untuk berwudhu. Kemudian, Ayasya yang sudah langganan dengan ruang TU sedang menuju ke ruangan itu untuk berwudhu, karena di toilet sudah banyak sekali siswi-siswi yang mengantri. selesai berwudhu Ayasya langsung bergegas menuju Musholla untuk sholat berjamaah.

Selepas sholat, siswa-siswi yang ditugaskan untuk berpidato satu persatu menyampaikan pidato-pidatonya. Tetapi gadis itu, Ayasya Maudi Lashira tidak memperhatikan. Ia sibuk menatap lekat lelaki yang sedang Ia kagumi itu, tanpa disadari Ayasya bergumam kecil,

"Kayanya, gue suka Lo deh Nan."

Clara, selaku sahabatnya yang menyadari hal itu segera menyenggol bahu Ayasya sembari mengatakan.

"Sya, Lo beneran suka Dia?"

"Iya ra, gue ga tau kenapa bisa suka dia. Tapi rasanya setiap ngeliat Dia rasanya tenang banget ra." Jawabnya sambil terus memperhatikan adik kelasnya itu.

Ivy yang sedari tadi memperhatikan, akhirnya membuka suara.

"Ceilah, perasaan tampangnya biasa aja dah."

Ayasya yang mendengar itu, melirik sinis pada sahabatnya itu.

"Gue Jatuh cinta itu, bukan dari tampangnya. Gue juga ga tau karena apa, intinya udah selayaknya begitu. Tapi gue yakin, Tuhan ngasih perasaan ini bukan tanpa alasan."

"Lo ga ada niatan buat ngejar dia?" tanya Clara

"Cukup dengan begini aja udah menyenangkan bagi gue ra, gue ga mau jadi penghambat dari perjalanan yang Dia tempuh. Dia yang pintar plus aktif organisasi bersanding dengan gue? Mimpi kali gue ra, Gue akan selalu mendukung dia ra. Apapun keputusan dia akan gue dukung, meskipun Dia ga tau kalau gue selalu mendukung dia." Ucap Ayasya menjawab pertanyaan sahabatnya itu.

Kedua sahabatnya nya bergeming, bingung ingin menanggapi seperti apa. mereka hanya mengucapkan kata semangat untuk gadis itu.

.
.
.

Hari terus berganti, sudah banyak hal yang dilalui oleh gadis remaja itu. Tak terasa Ayasya sudah menempuh satu bulan lamanya dengan perasaannya yang tak kunjung berubah, Ia masih mengagumi Adik kelasnya itu.

Saat ini semua siswa-siswi SMA BANTARA sedang melakukan ujian semester, dimana para anak ambis sedang berkompetisi. Ayasya telah menyelesaikan soal-soal ujian nya melalui kertas lembaran, Gadis itu segera menghantarkan kertas jawaban itu kepada guru yang bertugas mengawasi aktivitas ujian yang sedang berlangsung
di kelasnya. Gadis itu segera bersiap-siap untuk pulang, Ia keluar meninggalkan kelasnya dan bergegas menuju rumah.

Satu pekan sudah berlalu dan ujian semester pun telah selesai, Ayasya tak pernah melihat Danan selama satu minggu lamanya, Ia sangat merindukan sang pemilik mata teduh itu.

DANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang