𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙖𝙣𝙢𝙪 𝙘𝙤𝙗𝙖𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙞𝙨𝙖, 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖.
.
.
.Saat ini pembagian raport, Ayasya tidak ikut ke sekolah bersama sang Ayah untuk mengambil raportnya.
Gadis itu sekarang sedang mencuci pakaian, pekerjaan gadis itu sedikit terhambat akibat luka cambuknya yang belum sembuh. Namun Ayasya terus memaksa diri, meskipun rasa perih yang ia rasakan saat mengucek pakaian tersebut.
Tiba-tiba Arga datang dengan Amarah yang dapat dirasakan oleh gadis itu, sang Ayah menarik rambutnya dan menenggelamkan kepalanya ke dalam bak yang berisikan air. Gadis itu meronta-ronta karena kehabisan nafas, namun Arga tetap enggan menarik tangannya. Di ambang kesadaran yang gadis itu miliki, Ayahnya langsung mengangkat kepalanya dan menggeret Ayasya ke dalam kamar mandinya.
Tubuhnya di hantam ke dinding dengan keras oleh sang Ayah, Ayasya sudah kehilangan kesadaran, Arga segera mengunci pintu kamar mandi dan mematikan lampu, lalu meninggalkan putrinya yang sedang tak sadarkan diri itu.
Di malam harinya, Ayasya yang sedang terkapar lemas. Dengan sisa tenaganya, ia mengambil handphone di dalam saku celananya. Tanpa melihat nama kontak di handphonenya, Ia segera mengirim voice note bermaksud untuk meminta tolong.
Danan yang sedang asik belajar menjadi teralihkan karena mendengar bunyi notif dari handphone miliknya. Ia menerima pesan dari Ayasya, setelah mendengar voice note itu , Danan segera bergegas ke rumah Ayasya. Sesampainya di rumah gadis itu, Danan langsung mengetuk pintu. Tak lama kemudian seseorang membukakan pintu, laki-laki itu membuka suaranya.
"Permisi om, Ayasya nya ada?"
"Ada perlu apa kamu malam-malam kesini?"
"Ada yang ingin sampaikan ke Ayasya, om."
Arga menatap laki-laki itu dari bawah sampai atas, kemudian ia memberikan izin.
"Ayo masuk."
Danan yang mendapatkan izin langsung memasuki rumah Ayasya, ia di persilahkan untuk duduk di sofa ruang tamu.
"Tunggu sebentar ya, Ayasya sedang ada di kamarnya." Arga menyuruhnya untuk menunggu, Danan hanya mengangguk.
"Erlina, tolong panggilkan Ayasya, suruh dia kemari." Ucapnya menyuruh istrinya.
☆☆☆
Ayasya yang masih terkapar di lantai kamar mandi, di buat terkejut akibat pintu kamar mandinya yang terbuka. Ibu tirinya lah yang sudah membukakan pintu untuk nya dan menyuruhnya untuk segera bersiap-siap.
"Nih pake, habis itu keluar. Ada yang nyariin lo, inget jangan cepu." Ujar wanita itu dengan melempar baju pada gadis itu.
Gadis itu buru-buru bersiap-siap, Ia penasaran siapa yang ingin menolongnya malam-malam begini. Setelah siap Ia segera menuju ruang tamu, Gadis itu melihat Ayahnya sedang berbicara dengan seorang laki-laki yang menurutnya tidak asing. Ayasya menghampiri kedua orang itu, Ayahnya yang menyadari putrinya datang langsung tersenyum.
"Ayas, ini Danan nyariin kamu, Ayah tinggal dulu ya soalnya ada urusan."
Sang ayah mengangkat tangannya, Ayasya yang mengira akan di pukul reflek menghindar. Namun Ayahnya malah menepuk kepalanya lembut, gadis itu diam di tempat dengan raut wajah yang terkejut. Setelah Ayahnya pergi, Danan mengajaknya berbicara di depan rumahnya.
Saat ini, mereka berdua tengah duduk di bangku taman halaman rumah. Berdiam diri dengan pikirannya masing-masing, Ayasya akhirnya mengeluarkan suara.
"Terimakasih banyak nan, gue minta maaf udah ngerepotin lo. Gue ga tau kalo pesan itu ke kirimnya di lo, terimakasih sekali lagi... dan maaf."
"Lo ga salah, kenapa lo yang minta maaf? Sya, gue dateng kesini ga ngerasa di repotin, justru gue lega bisa nolongin lo."
"Terimakasih banyak nan, gue ga tau harus ngebales pake apa."
"Ngebales dengan lo baik-baik aja, udah lebih dari cukup bagi gue, sya."
Ayasya yang mendengar ucapan laki-laki itu tersenyum sumringah.
"Ay ay captain!!" Ucap gadis itu bersemangat."Masuk gih, udah malem ga enak dilihat orang."
Ayasya segera memasuki rumahnya, meninggalkan laki-laki itu yang tengah terduduk di bangku taman. Danan beranjak dari tempat duduknya, menatap punggung perempuan itu.
"Lo sakit sya, tapi ga berisik." Gumam laki-laki itu.
Selesai mengucapkan kalimat itu Danan segera meninggalkan halaman rumah Ayasya, dan pulang ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANAYA
Teen FictionAyasya Maudi Lashira, tak pernah mengira bahwa Ia akan jatuh hati kepada seorang laki-laki seperti Danan Januarga Kasandanu, yang merupakan adik kelasnya itu. Semua berawal saat Ayasya memimpikan seorang Danan Januarga Kasandanu. Mimpi yang katanya...