Ayasya Maudi Lashira, tak pernah mengira bahwa Ia akan jatuh hati kepada seorang laki-laki seperti Danan Januarga Kasandanu, yang merupakan adik kelasnya itu. Semua berawal saat Ayasya memimpikan seorang Danan Januarga Kasandanu. Mimpi yang katanya...
Bel pulang sekolah membangunkan Ayasya dari tidurnya. Gadis itu segera menuju kelas untuk mengambil tas miliknya, ditengah jalan Ayasya dihampiri oleh kedua sahabatnya yang sedang membawakan tasnya.
"Lo ga punya tebengan kan? ayo ikut kita."
Ujar ivy, tanpa aba-aba ia langsung menarik lengan Ayasya, menyeretnya dengan penuh semangat menuju ke area parkiran, sedangkan Clara hanya mengikuti dari belakang sembari membawakan tas milik Ayasya. Setelah sampai, kedua sahabatnya mengajak gadis itu menghampiri Danan. Dengan tidak tahu malunya Ivy meminta Danan menyuruh Danan untuk mengantarkan Ayasya pulang ke rumahnya.
"Nan, boleh minta tolong ga? lo bisa anterin Ayasya pulang? kasian ni jompo ga dapet tebengan."
Ayasya yang mendengar itu mendelik seraya menatap tajam sahabatnya itu.
"vy Lo malu-maluin tau gak, gue ga mau. Gue naik bus aja." bisiknya sembari berusaha melepaskan genggaman dari kedua sahabatnya.
"Danan, please tebengin ni anak. Lo searah plus satu komplek kan? Nah kalo gitu sekalian aja bawa ni anak satu." ucap Clara memohon kepada laki-laki itu.
Ayasya menatap mata laki-laki itu, memberi isyarat lewat tatapannya untuk menolak permintaan dari kedua sahabatnya itu. Namun, alih-alih menolak permintaan tersebut, Danan justru mengangguk setuju mengiyakan permintaan kedua sahabatnya itu. Seketika, raut wajah Ayasya berubah, mencerminkan rasa kekesalannya pada laki-laki itu.
"Kok lo malah mau sih, kan gue udah bilang gue bisa naik bus. Lagian lo punya pacar, yang ada gue dicincang sama cewe lo."
"Udah, gapapa, cewe gue ga sejahat itu kok."
Mau tidak mau, Ayasya terpaksa pulang bersama Danan. Di perjalanan pulang, mereka sama sekali tidak berbicara satu sama lain. Danan yang merasa canggung, berusaha memulai pembicaraan.
"Sya, lo ngehindarin gue?"
Ayasya yang mendengar pertanyaan itu terdiam sejenak, ia berusaha menjawab pertanyaan itu dengan nada yang terdengar biasa saja.
"Ngehindarin lo gimana? kita bahkan ga pernah deket."
Laki-laki itu terdiam, mendengar ucapan yang baru saja keluar dari bibir gadis itu. Sementara itu, di dalam keheningan yang terjadi di antara mereka, Ayasya membatin, menyembunyikan gelombang perasaan di balik tatapan yang tampak tenang.
"Lo yang terlalu jauh nan, gue justru ga bisa meraih bahkan menggapai diri lo."
Motor laki-laki itu kini telah sampai di depan gerbang rumah Ayasya, Gadis itu segera turun dari motor dan membuka suaranya.
"Thanks ya nan, lain kali jangan turutin permintaan dua bocah itu, gue bisa sendiri."
Danan hanya tersenyum, menanggapi perkataan gadis itu. Ayasya segera memasuki gerbang rumahnya, lelaki itu sedikit berteriak.
"Titip salam buat Ayah lo, sya."
Ayasya hanya menganggukkan kepalanya, gadis itu segera memasuki rumahnya. Danan segera menyalakan motornya dan bergegas pulang kerumahnya.
☆☆☆
Ayasya yang baru selesai makan siang langsung memasuki kamarnya, Ia berbaring di ranjangnya sambil menonton K-drama di laptopnya. Suara notifikasi dari handphonenya, membuatnya mengambil benda pipih itu dan melihat ada nomor yang tak dikenal mengiriminya pesan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis itu langsung mematikan handphonenya, Ia memilih untuk lanjut menonton K-drama yang sempat tertunda.