11

12 2 0
                                    

𝙆𝙖𝙢𝙪 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙗𝙪𝙡𝙖𝙣, 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖 𝙟𝙖𝙪𝙝 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙝𝙖𝙡 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙞𝙧𝙞𝙣𝙜𝙞.
-𝘼𝙮𝙖𝙨𝙮𝙖 𝙈𝙖𝙪𝙙𝙞 𝙇𝙖𝙨𝙝𝙞𝙧𝙖

.
.
.

Malam itu, Ayasya beranjak dari tempat tidurnya. Tanpa tujuan yang jelas, Ia menuju pantai berharap angin laut bisa menenangkan hatinya. Ayasya kini sedang duduk di tepi pantai, membiarkan pasir dingin menyentuh kulitnya sembari menatap laut beserta langit malam.

Disaat gadis itu sedang menikmati pemandangan laut yang tenang, tiba-tiba seseorang datang menghampiri dirinya. Laki-laki pemilik mata teduh itu saat ini duduk di samping gadis bertubuh mungil itu. Ayasya yang menyadari kehadiran seseorang yang sedang terduduk disampingnya segera menoleh, Ia melihat Danan dengan senyuman manis terukir di wajahnya. 

Ayasya segera mengalihkan pandangannya, kembali melihat pemandangan malam dari tepi pantai, Danan yang memperhatikan gadis itu, akhirnya ikut mengalihkan pandangannya. Cukup lama mereka terdiam dengan pikiran masing-masing, hanya desiran ombak beserta angin yang mengisi ruang. Gadis itu akhirnya memilih untuk memecahkan keheningan di antara mereka.

"Lo perlu apa kesini?"

Danan yang mendengar suara halus dari gadis itu segera menoleh, matanya bertemu dengan pandangan gadis itu yang penuh pertanyaan. Danan yang mendapat pertanyaan itu pun membuka suaranya dengan nada tenang.

"Nyamperin lo."

Ayasya terdiam sejenak mendengar jawaban dari Danan, perkataan laki-laki itu semakin membuatnya bingung dengan sikap yang laki-laki itu lakukan padanya. Dengan napas yang berat, gadis itu menghela napas panjang.

"Lo mau apa dari gue sih nan, sikap lo buat gue bingung. kadang memberi harapan dan kadang memaksa gue untuk mundur." 

Setelah mengucapkan kalimat itu, Ayasya langsung bangkit dari tempat duduknya. Dengan langkah cepat, ia meninggalkan Danan yang masih terdiam memandang kepergiannya. Laki-laki itu duduk seorang diri dengan pertanyaan-pertanyaan yang membanjiri pikirannya, Danan sama sekali tidak memahami maksud dari perkataan gadis itu.

☆☆☆

Di pagi-pagi buta, Ayasya kini sudah berada di tepi pantai, Ia terduduk di atas pasir sembari menikmati suara deburan ombak dengan pemandangan yang memanjakan mata. Saat mentari sudah memancarkan sinarnya, Clara beserta Ivy menghampiri gadis itu, keduanya duduk di samping Ayasya dengan Clara yang duduk tepat di tengah antara Ayasya dan Ivy.

Hening, tak ada yang berbicara, hanya angin dan ombak yang terdengar di sekitar. Clara yang merasa ada sesuatu yang berbeda dari sikap kedua sahabatnya mulai menyadarinya, Clara akhirnya membuka suara untuk memecahkan keheningan di antara mereka.

"Canggung banget, kalian habis berantem kan? ngaku."

Keduanya diam membisu seolah enggan mengeluarkan suara, keheningan semakin panjang membuat Clara merasa frustasi.

"Guys please, jangan bersikap kaya anak kecil. Kalo ada masalah itu, selesain baik-baik bukan saling ngambek kaya gini." ucap Clara, suaranya terdengar kesal namun penuh perhatian.

Setelah beberapa saat, akhirnya Ayasya menyerah. Ia mengangkat suaranya untuk meminta maaf, suaranya terdengar lebih lembut dan penuh penyesalan.

"Vy, gue minta maaf tentang kejadian semalem. Gue tau maksud lo itu buat kebaikan gue. Terimakasih udah seperhatian itu tentang keadaan gue, maafin gue yaa."

"Gua juga minta maaf, karena terlalu ngatur lu. Tapi gua mohon sya, pikirin diri lu dulu yaa. Gua ga tega liat lo sedih dan mendem semuanya sendiri."

"Nah gitu dong, kalo kaya gini kan enak ngeliatnya, sini-sini peluk dulu." ujar Clara sambil memeluk kedua sahabatnya itu.

" ujar Clara sambil memeluk kedua sahabatnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang