𝙈𝙚𝙣𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙞 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙩𝙚𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙠𝙞, 𝙩𝙚𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙡𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙡𝙚𝙥𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣.
.
.
.Di hari pernikahan Ayahnya, Ayasya hanya duduk diam di kursi tamu, memandangi keramaian tanpa berniat menghampiri atau memberikan ucapan selamat. Hingga akhirnya, kedua sahabatnya datang menemui diri nya dengan senyuman hangat yang terpancar di wajah mereka.
"Oh my God!! You look so pretty!!" seru Ivy yang sangat excited.
"Gue setuju, lo cantik banget sya." tambah Clara sambil tersenyum lebar.
"Terimakasih, kalian berdua ga kalah cantik kok." balasnya sambil tersenyum.
"Duduk yuk guys, ga enak dilihatin orang." ujarnya setengah berbisik, menyadari beberapa pasang mata mulai tertuju pada mereka.
Saat sedang asyik bercanda dan bercerita, tiba-tiba Danan muncul dari keramaian menghampiri mereka bertiga. Dengan senyum santainya, ia menatap Ayasya sejenak lalu membuka suara.
"Permisi, boleh pinjam Ayasya nya bentar?" tanyanya dengan suara tenang.
"Kaga, apaan pinjem-pinjem temen gue bukan barang." sewot Ivy dengan menatap tidak suka ke arah laki-laki itu.
"Vy, udah biarin aja, lagian Ayasya kaga di culik elah." ujar Clara.
"Tapi kan.." perkataan Ivy tertahan karena Ayasya menepuk pelan pundaknya.
"Gapapa vy, bentar doang kok. " ucap gadis itu sembari memegang tangan sahabatnya.
"Yaudah, tapi beneran loh ya ga lama, awas aja lo berani macem-macem, gue hajar lo."
ucap Ivy sembari menunjuk dan mengancam laki-laki itu."Santai, kaga gue apa-apain."
Mereka berdua melangkah pergi, meninggalkan Ivy dan Clara yang hanya bisa saling berpandangan. Saat sudah sampai di tempat yang tidak terlalu ramai, Danan akhirnya membuka suara.
"How's your day, sya?"
Ayasya yang mendengar perkataan itu langsung menoleh, menatap laki-laki itu dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Tiba-tiba?"
"How's your day?" laki-laki itu mengulangi kalimatnya.
"Baik kok." ucap gadis itu.
"Bohong... mulut lo mungkin bisa bohong sya, tapi mata lo engga. Mata ga akan pernah bisa bohong, terlihat jelas dari tatapan mata lo." ujar laki-laki itu.
"Gue beneran gapapa nan." ia masih berusaha untuk mengelak.
"Lagi-lagi lo ngebohongin diri lo sendiri, mau sampai kapan sya? Gue udah pernah bilang, sampaikan keluh kesah lo ke gue."
"Terimakasih atas perhatiannya nan, tapi gue masih punya hati dan gue tau posisi gue dimana. Inget nan, lo udah punya pacar, gue juga cewe dan tau rasanya kaya gimana. Gue ga bisa nyakitin perasaan Leona karena deket sama cowo yang dia sayang. Nan, semua ada batasannya masing-masing."
Setelah ungkapan yang Ayasya sampaikan, terjadi keheningan beberapa saat. Tak ingin larut terlalu lama, akhirnya Ayasya memecahkan keheningan itu.
"Gue balik dulu." ucapnya pada laki-laki itu.
"Gue anterin, gue kaga mau di omelin temen lo yang kaya mak lampir itu."
"Gue ga temenan sama mak lampir, awas lo gue aduin."
"Aduin aja, gue ga takut."
Mereka berdua segera menghampiri kedua gadis, yang sedang duduk manis di kursi tamu.
"Nih, temen lo, gue kembaliin dengan selamat."
"Vy tau ga, tadi si dan-"
Belum sempat Ayasya menyelesaikan kalimatnya, Danan dengan cepat membekap mulut gadis itu. Ivy yang menyaksikan itu, langsung bereaksi dengan memukul tangan laki-laki itu.
"Lo apa-apaan sih!!" Ivy membentak laki-laki itu.
"Maaf-maaf." ucap Danan sembari mengelus tangannya yang dipukul.
"Lo gapapa, sya?" tanya Clara pada gadis itu.
"Gapapa, cuman engap dikit doang."
Ivy yang mendengar penuturan dari sahabatnya, langsung menatap tajam ke arah laki-laki itu.
"Lo mau ngomong apa barusan?" Ivy bertanya.
"Udah lupain aja, bukan hal yang penting kok."
Danan yang mendengar itu akhirnya menghela nafas lega.
"Selamet-selamet." gumamnya dalam hati sambil mengelus dadanya.
Acara resepsi pernikahan akan segera berakhir, semua para tamu undangan berfoto bersama. Ayasya dengan kedua sahabatnya beserta Danan, tidak ikut berfoto bersama, mereka memilih untuk mengamati keramaian dari kursi tamu undangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
DANAYA
Teen FictionAyasya Maudi Lashira, tak pernah mengira bahwa Ia akan jatuh hati kepada seorang laki-laki seperti Danan Januarga Kasandanu, yang merupakan adik kelasnya itu. Semua berawal saat Ayasya memimpikan seorang Danan Januarga Kasandanu. Mimpi yang katanya...