10

10 2 0
                                    

𝙈𝙚𝙣𝙜𝙖𝙜𝙪𝙢𝙞 𝙠𝙚𝙞𝙣𝙙𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙢𝙪 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙖𝙠𝙞 𝙜𝙪𝙣𝙪𝙣𝙜, 𝙗𝙖𝙣𝙮𝙖𝙠 𝙧𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖.
-𝘼𝙮𝙖𝙨𝙮𝙖 𝙈𝙖𝙪𝙙𝙞 𝙇𝙖𝙨𝙝𝙞𝙧𝙖

.
.
.

Di hari yang cerah, langit biru menjuntai indah tanpa awan mendung yang mengelilinginya. Ayasya sedang mempersiapkan barang-barangnya untuk perjalanan study tour. Selepasnya, sang Ayah langsung menghantarkannya menuju sekolah.

Ayasya kini sudah berada di sekolah dan bersiap menaiki bus. Sebelum berangkat, seorang anggota osis yang ditugaskan untuk memeriksa kehadiran setiap murid yang ada di bus melalui absensi. Danan, yang memegang tanggung jawab tersebut, melaksanakan tugasnya dengan baik. Setelah selesai, laki-laki itu pun berjalan menuju kursi kosong di sebelah Ayasya lalu duduk di sana.

"Lo ngapain disini? bareng sama cewe, lo sana, gua mau duduk sendiri."

"Cewe gue tugasnya di bus sebelah, emang salah gue duduk disini?"

Gadis itu tak menggubris, ia memilih mendengarkan lagu melalui earphone sembari menatap pemandangan dari jendela. Ayasya masih bersikukuh memandang ke luar, meskipun disampingnya adalah suatu hal yang baginya jauh lebih menarik dibandingkan pemandangan yang sedang Ia pandang itu.

Hari mulai sore, bus yang mereka tumpangi saat ini sudah sampai di tujuan. Semua murid bergegas turun, murid-murid itu berpencar, ada yang memasuki villa untuk beristirahat dan ada juga yang memilih untuk melihat sunset di tepi pantai.

Ayasya kini sedang duduk bersama kedua sahabatnya di tepi pantai untuk menikmati indahnya senja yang perlahan terbenam di garis cakrawala. Namun, tanpa sengaja pandangannya tertuju pada sepasang kekasih yang sedang bermain air, dengan raut bahagia yang terukir di wajah mereka masing-masing. Tanpa banyak bicara, Ayasya segera berdiri dari tempatnya dan mengajak Ivy serta Clara untuk pergi meninggalkan pantai.

"Guys, kita beres-beres dulu yuk, sebelum kemaleman." ucapnya mengajak kedua sahabatnya, mereka segera bergegas menuju villa mereka.

Setelah merapikan barang bawaannya, Ayasya duduk di sudut kamar dengan ponsel ditangannya. Ia membuka galeri dan memilih foto-foto yang sempat ia abadikan di pantai tadi. Dengan teliti, Ayasya memilih salah satu foto yang menurutnya bagus lalu mempostingnya.

 Dengan teliti, Ayasya memilih salah satu foto yang menurutnya bagus lalu mempostingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diwaktu yang sama, Danan juga memposting sesuatu di Instagram story nya. Ayasya segera melihat story laki-laki itu.

Melihat itu, Ayasya langsung keluar dari aplikasi tanpa ragu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat itu, Ayasya langsung keluar dari aplikasi tanpa ragu. Hatinya terasa sesak, tanpa pikir panjang ia mematikan handphonenya dan meletakkannya. Seolah berharap keheningan bisa meredakan rasa sesak yang menyelimutinya.

Saat ingin beranjak untuk tidur, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Gadis itu segera membukakan pintu, orang itu adalah sahabatnya, Ivy. Tanpa banyak basa-basi Ayasya mempersilahkan sahabatnya untuk masuk.

"Dah kelar beberes lu?" Ivy bertanya kepadanya, gadis itu hanya mengangguk.

"Lo mau ngapain, vy? Ada perlu sesuatu?"

"Kaga, gue cuman mau bahas kejadian di pantai tadi."

Mendengar penuturan sahabatnya itu, Ayasya tiba-tiba menjadi diam, Ia tidak merespon perkataan Ivy, gadis itu hanya memainkan jari-jari tangannya seolah-olah tidak tertarik dengan pembahasan yang sedang Ivy bicarakan.

"Sya, sampai kapan lo suka sama orang yang bahkan hatinya bukan buat lo."

Lagi-lagi gadis itu hanya diam, tak menanggapi perkataan sahabatnya.

"Please, jangan siksa diri lo cuman karena perasaan yang ga jelas itu."

Mendengar perkataan yang menusuk itu, Ayasya tak lagi mampu menahan diri. Ia akhirnya membuka suara, suaranya bergetar penuh emosi yang tak terbendung.

"Ga jelas? Lo bilang ga jelas?!! Vy Lo tau gue!! Gue kan udah pernah bilang, apapun keputusan dia bakalan selalu gue dukung, meskipun dia ga tau bahwa gue selalu mendukung dia." gadis itu membentak sahabatnya akibat tersulut emosi.

"Gue paham sya, sangat paham.. tapi ga gini juga, lo emang dukung keputusan dia, tapi apakah lo bahagia dengan keputusan yang dia buat? Engga sya, lo malah simpan rasa sakit itu, gue tau lo suka dia tapi please.. peduliin diri lo dulu sya, jatuh cinta boleh, goblok jangan."

"Fine, terimakasih atas sarannya tuan nyonya. Dari pada lo buang-buang waktu, mending  lo istirahat vy, dari pada ngurusin cewe gila kaya gue."

Ayasya langsung berbalik menuju ranjang, menyelimuti seluruh tubuhnya. Ivy yang menyaksikan itu, hanya menghela nafas kasar dan segera keluar dari kamarnya.

"Gue khawatir sya, gue ga tega liat lo selalu sedih setiap liat mereka berdua." gumam Ivy lirih, menatap Ayasya yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut itu.

Ivy segera menutup pintu dengan perlahan dan bergegas meninggalkan kamar gadis itu dengan langkah yang berat.

DANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang