𝙈𝙚𝙣𝙜𝙖𝙜𝙪𝙢𝙞 𝙠𝙚𝙞𝙣𝙙𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙢𝙪 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙖𝙠𝙞 𝙜𝙪𝙣𝙪𝙣𝙜, 𝙗𝙖𝙣𝙮𝙖𝙠 𝙧𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖.
-𝘼𝙮𝙖𝙨𝙮𝙖 𝙈𝙖𝙪𝙙𝙞 𝙇𝙖𝙨𝙝𝙞𝙧𝙖.
.
.Di hari yang cerah, langit biru menjuntai indah tanpa awan mendung yang mengelilinginya. Ayasya sedang mempersiapkan barang-barangnya untuk perjalanan study tour. Selepasnya, sang Ayah langsung menghantarkannya menuju sekolah.
Ayasya kini sudah berada di sekolah dan sedang memasuki bus, sebelum berangkat, anggota OSIS yang ditugaskan untuk mengecek setiap murid yang ada di bus melalui absensi. Danan kini sedang mengabsen murid yang ada di dalam bus tersebut, setelah selesai laki-laki itu pun duduk di kursi kosong sebelah Ayasya.
Gadis itu tak menggubris dan memilih mendengarkan lagu melalui earphone sembari memandang keluar jendela. Ayasya masih bersikukuh memandang keluar, meskipun disampingnya adalah suatu hal yang baginya jauh lebih menarik dibandingkan pemandangan yang sedang Ia pandang itu.
Hari mulai sore, bus yang mereka tumpangi saat ini sudah sampai di tujuan. Semua murid bergegas turun, murid-murid itu berpencar, ada yang memasuki villa untuk beristirahat dan ada juga yang memilih untuk melihat sunset di tepi pantai.
Ayasya kini sedang bersama kedua sahabatnya di tepi pantai untuk menikmati pemandangan matahari yang terbenam. Namun, gadis itu tak sengaja melihat dua sejoli yang sedang bermain air, dengan raut bahagia yang terukir di wajah mereka masing-masing, Ayasya segera mengajak Ivy dan Clara untuk pergi meninggalkan pantai.
"Guys, kita beres-beres dulu yuk, sebelum kemaleman." Ucapnya mengajak kedua sahabatnya, mereka segera bergegas menuju villa mereka.
Setelah beberes barang bawaannya, Ayasya berniat memposting foto yang sempat ia ambil di pantai tadi.
Diwaktu yang sama, Danan juga memposting sesuatu di Instagram story nya. Ayasya segera melihat story laki-laki itu.
Melihat itu, Ayasya langsung keluar dari aplikasi itu dan mematikan handphonenya.
Saat ingin beranjak tidur, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Gadis itu segera membukakan pintu, orang itu adalah sahabatnya, Ivy. Ayasya mempersilahkan sahabatnya untuk masuk.
"Dah kelar beberes lu?" Ivy bertanya kepadanya, gadis itu hanya mengangguk.
"Lo mau ngapain, vy? Ada perlu sesuatu?"
"Kaga, gue cuman mau bahas kejadian di pantai tadi."
Mendengar penuturan sahabatnya itu, Ayasya tiba-tiba menjadi diam, Ia tidak merespon perkataan Ivy, gadis itu hanya memainkan jari-jari tangannya seolah-olah tidak tertarik dengan pembahasan yang sedang Ivy bicarakan.
"Sya, sampai kapan lo suka sama orang yang bahkan hatinya bukan buat lo."
Lagi-lagi gadis itu hanya diam, tak menanggapi perkataan sahabatnya."Please, jangan siksa diri lo cuman karena perasaan yang ga jelas itu."
Mendengar perkataan yang kurang mengenakkan itu, Ayasya akhirnya membuka suara.
"Ga jelas? Lo bilang ga jelas?!! Vy Lo tau gue!! Gue kan udah pernah bilang, apapun keputusan dia bakalan selalu gue dukung, meskipun dia ga tau bahwa gue selalu mendukung dia." Gadis itu membentak sahabatnya akibat tersulut emosi.
"Gue paham sya, sangat paham.. tapi ga gini juga, lo emang dukung keputusan dia, tapi apakah lo bahagia dengan keputusan yang dia buat? Engga sya, lo malah simpan rasa sakit itu, gue tau lo suka dia tapi please.. peduliin diri lo dulu sya, jatuh cinta boleh, goblok jangan."
"Fine, terimakasih atas sarannya tuan nyonya. Dari pada lo buang-buang waktu, mending lo istirahat vy, dari pada ngurusin cewe gila kaya gue."
Ayasya langsung bergegas tidur di ranjangnya dan menyelimuti seluruh tubuhnya. Ivy yang menyaksikan itu, hanya menghela nafas kasar dan segera keluar dari kamarnya.
"Gue khawatir sya, gue ga tega liat lo selalu sedih setiap liat mereka berdua." Lirih Ivy dengan menatap Ayasya yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut itu.
Ivy segera menutup pintu dan bergegas meninggalkan kamar gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANAYA
Teen FictionAyasya Maudi Lashira, tak pernah mengira bahwa Ia akan jatuh hati kepada seorang laki-laki seperti Danan Januarga Kasandanu, yang merupakan adik kelasnya itu. Semua berawal saat Ayasya memimpikan seorang Danan Januarga Kasandanu. Mimpi yang katanya...