Malam sudah sangat larut, mereka pun akhirnya memutuskan untuk pulang setelah Menetapkan tanggal pertunangan dan pernikahannya.
"Bagaimana pertemuan tadi? " Tanya seorang wanita yang sedari tadi sudah menunggu di sofa.
"Semuanya berjalan dengan baik" Sahut Damian pada wanita yang merupakan istrinya itu.
"Sayang sekali aku tidak bisa ikut" Keluhannya sedikit sedih
"Kamu nampak bahagia nak" Ucap nya sambil mengelus lembut wajah putranya itu
"Iya aku bahagia sekali" Seru Tin dengan senyuman penuh
"Kalau kamu bahagia mama juga ikut bahagia sayang" Ucapnya lembut sambil mengelus lembut rambut putra satu satunya itu.
" Iya ma"
...
...
...Berbeda dengan keluarga Kirittin dan ayahnya yang berbahagia Naret malah tampak frustasi dan stress akan nasib yang akan menimpanya. Di dalam kamarnya, ia berjalan maju mundur sambil berusaha untuk menelepon seseorang, namun selalu di tolak.
"Halo sarah, akhirnya kamu angkat juga" Serunya bahagia saat panggilan itu akhirnya di angkat
"Aduhh Naret, jangan ganggu aku dulu, aku sibuk" Protes sarah kesal
"Tunggu sarah ada yang harus aku bicarakan" Cegah Naret
"Nanti saja ya aku masih ada urusan"
"Tapi sarah aku akan di nika__"
"Udah dulu ya byee" Potong wanita di seberang sana, tanpa memperdulikan
"Kah kan, shiaaaa" Dengus Pavel kesal saat sarah sudah mematikan panggilan itu bahkan sebelum ia menyelesaikan kata katanya.
Waktu berlalu begitu saja, sebisa mungkin Naret menolak untuk pernikahan itu, namun takdir berkata lain, hari pernikahan itu akhirnya tiba tanpa di sadarinya. Hari ini adalah hari dimana Naret akan menikahi seorang pria yang sudah di jodohkan dengannya 10 tahun yang lalu.
Pavel yang sudah ber setelan rapih menggunakan tuksedo berwarna putih dengan jas senada itu nampak gusar ia menggigit jarinya sambil mengutak-atik ponselnya, dia sedang mencoba untuk menghubungi sarah kekasihnya, namun semenjak hari itu nomor sarah sudah tidak lagi aktif.
Sesekali ia melihat arloji di tangannya, waktu nya hampir tiba, nafas nya tidak beraturan, pikirannya kalut .
"Aku harus melarikan diri, aku tidak mungkin menikah dengan dia" Gumamnya pelan dan bergegas menuju pintu.
"Shiaaa, apa apaan ini, kenapa banyak sekali penjaga, apa mereka tau kalau aku berencana untuk melarikan diri" Pekik Naret kesal saat melihat beberapa pria ber setelan hitam menggunakan kacamata sedang berdiri di luar seakan akan menjaganya agar tidak melarikan diri.
David yang tidak kunjung melihat Pavel akhirnya memutuskan untuk melihat keadaan putra tunggalnya itu
"Naret, apa kau sudah siap? Kau berdandan lama sekali seperti seorang gadis" David mengetuk pintu .
Beberapa saat kemudian Naret memabukkan pintu dan langsung menarik ayahnya masuk.
"Pa, aku tidak mau menikah dengan nya pa, aku ingin menikah dengan sarah" Rengek Naret sambil menggoyang goyangkan tangan ayahnya itu.
"Naret, aku tidak pernah meminta apapun darimu dari dulu, inilah satu satunya permintaannku, dan kau tau ini juga permintaan terakhir ibumu, tolong aku mohon padamu" David menarik napas pelan.
"Tapi pa"
"Baiklah, aku akan menunggumu di bawah, pergilah jika kamu tidak menginginkan pernikahan ini, semua terserah padamu saja, tapi perlu kau tau, seluruh harapan dan nama baik keluarga ada padamu nak" Ucapnya dengan wajah datar dan lelah, kemudian berjalan pergi meninggalkan Naret sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING ABOUT POOHPAVEL (SHORT STORY)
Short Storykumpulan cerita pendek tentang PoohPavel 🐶🐱