Saudara Tiri 2

357 45 1
                                    

Pavwarena tidak tau harus pergi kemana lagi Pavel terpaksa memutuskan untuk pulang ke rumah saja, biasanya sehabis pertandingan seperti ini dia akan bercinta dengan Jack dan menginap di sana, keesokannya baru Pavel pulang ke rumah,tapi hari ini tidak lagi. Setelah beberapa saat mengemudi ia pun sampai.

'Ckrekkk' Pavel membuka pintu, pandangannya langsung tertuju ke arah meja makan, terdapat Ayah dan dua orang asing yang tidak dikenalnya.

"Eyy Pavel, kebetulan sekali hari ini kau pulang, kemarilah" Panggil sang ayah saat melihat putranya itu pulang.

"Tapi"

"Ayolah, sini" Desak ayah Pavel sedikit memohon.

"Hmm" Dengan berat Pavel melangkahkan kakinya mendekat.

"Ummm ini, Megie, wanita yang akan aku nikahi" Ucap sang ayah memperkenalkan wanita yang berada di sampingnya.

"Halo Nak aku Megie,aku akan menjadi ibumu" Ucap Megie dengan senyum ramah

"Ibu ku cuma satu, dan dia sudah tiada, kau bukan ibuku" Jawab Pavel ketus, yang membuat Megie langsung terdiam

"Pavel!!! " Dengus sang ayah kesal dengan prilaku putranya ini

"Tidak apa-apa Dean, dia benar, aku memang bukan ibunya" Timpa Megie berusaha menenangkan calon suaminya itu.

"Hufttt, dan itu Tin, dia adalah anak Megie, saat ini dia masih kuliah" Ucap sang ayah kembali sambil memperkenalkan seorang pria berkacamata, serta menggunakan hoodie di hadapannya.Pavel melirik dengan malas ke arah pria yang di perkenalkan oleh ayahnya itu.

Ciih bocah culun Gumamnya saat melihat anak berkacamata itu

"Swdikrabb phi" Sapa pria itu dengan sopan menyatukan kedua tangannya

Pavel hanya memutarkan matanya dengan malas.

"Ah oke baiklah, aku akan naik ke kamarku sekarang" Ucap Pavel dengan malas

"Marilah bergabung bersama kami" Pinta pria tua itu.

"Oh, tidak terimakasih, aku lelah ingin istirahat saja, kalian nikmati saja makan malam ini" Ucap Pavel mulai melangkahkan kakinya menjauh.

Setelah berjalan beberapa langkah, Pavel menghentikan langkahnya, kemudian melihat ke arah meja makan kembali.

"Ahh satu lagi, kapan rencananya kalian akan menikah? " Tanya Pavel

"Dalam minggu ini" Ucap sang ayah memberi tahu

"Oh oke baiklah, usahakan jangan hari Minggu, aku ada pertandingan, bisa jadi tidak menghadiri pernikahan kalian" Setelah memberitahu Pavel pun melanjutkan langkahnya menuju kamar, bahkan sebelum ayahnya sempat menjawab.

"Sepertinya anakmu kurang menyukai kehadiranku" Ucap Megie pelan dengan raut wajahnya yang sedikit sedih.

" Tidak usah di anggap, Pavel memang seperti itu, jangankan dengan dirimu dengan aku saja kami tidak akur, sudahlah jangan banyak berpikir ayo makan, Tin ayo makanlah yang banyak" Pinta laki-laki paruh baya bernama Dean itu.

"Krab" Jawab Tin sambil sesekali melirik ke arah Pavel yang mulai menjauh.
...
...
...
"Ughhh" Keluh Pavel saat tubuhnya ia jatuhkan di atas ranjang lembut miliknya. Ia menatap langit langit kamar sejenak kemudian meraih ponsel di sakunya ia menggulirkan ponselnya sejenak, karena sedari tadi ia merasakan ponsel itu terus bergetar.

"Cih" Dengus Pavel saat melihat beberapa panggilan tidak terjawab dari Jack. Ditambah dengan deretan pesan darinya, agar dapat memperbaiki hubungan mereka kembali, tanpa memperdulikan itu, Pavel memutuskan untuk memblokir nomor pria yang menurutnya tidak tahu diri itu.

EVERYTHING ABOUT POOHPAVEL (SHORT STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang