Guru baru 7

353 53 7
                                    

Dengan tekatnya Pavel memutuskan untuk tetap pergi menuju rumah pooh walaupun hujan karena kebetulan ini merupakan hari les privat terakhir mereka.

Setelah cukup lama menempuh perjalanan akhirnya Pavel pun sampai di depan rumah pooh dengan tubuh yang basah kuyup dan juga menggigil, dengan tangan yang gemetar Pavel memencet bell rumah pooh.

Setelah beberapa saat menunggu akhirnya pintu rumah itu pun terbuka.

"Pak Pavel!!!! " Pekik pooh yang terkejut saat melihat Pavel berada di hadapan nya dengan kondisi menggigil dan basah kuyup

"Pooh" Dengan tubuh yang masih menggigil Pavel tersenyum bahagia saat melihat pooh yang ternyata belum pergi.

"Apa yang bapak lakukan, kenapa datang hujan hujanan begini? Ayo masuk" Pinta pooh dengan raut cemas du wajahnya

Pooh pun menuntun Pavel untuk masuk, ia berlari dengan cepat  mengambil handuk untuk Pavel.

"Kenapa bapak memaksa untuk datang, padahal jelas jelas sedang turun hujan!!! " Tanya pooh yang terlihat sedikit kesal , sambil menyelimuti Pavel dengan handuk yang ia bawa.

"Karna i iniii ses sesii belajar kita ya yang terakhir " Ucap Pavel yang tersenggal sengal karena gemetar  kedinginan.

"Kalau hujan tidak perlu memaksa untuk datang pak, kalau terjadi sesuatu bagaimana? " Protes pooh dengan kesal karena aksi nekat sang guru "Ayo bangun dah pergi ke kamarku, mandilah dengan air hangat, agar tidak flu nantinya" Pinta pooh yang langsung menggenggam tangan Pavel dah menuntunnya menuju kamar miliknya, sementara  Pavel hanya bisa menurut dan pergi ke kamar pooh untuk  mandi.

Setelah beberapa saat Pavel pun keluar masih dengan baju mandi.  Terlihat pooh sedang duduk di ranjangnya sambil menunggu Pavel keluar, melihat Pavel yang sudah keluar dari kamar mandi pooh pun bangkit dan menghampiri gurunya itu.

"Ini pakailah piyamaku" Ucap pooh menyodorkan satu set piyama berwarna biru miliknya.

"__terimakasih" Balas Pavel sambil mengambil piyama itu.

"Umm, berganti pakaianlah dulu, aku akan ke bawah,oh dan keringkan dulu rambut mu,takut nanti flu, disana ada hairdryer" Ucap pooh cepat sambil menujuk ke arah mejanya yang memang terdapat hairdryer di atasnya,setelah mengatakan nya pooh langsung melangkah pergi meninggalkan Pavel yang terdiam mematung

Pavel yang sudah selesai mengganti pakaiannya juga mengeringkan rambutnya  akhirnya menyusul pooh turun ke bawah

"Sudah selesai ganti baju? " Tanya pooh sambil meletakan semangkuk sup hangat di atas meja

"Sudah" Jawab Pavel sambil menuruni tangga

"Ini, aku menghangatkan sup buatan ibuku untuk mu, makanlah hangatkan tubuhmu" Ucap pooh sambil menyodorkan sup hangat itu

"Terimakasih" Ucap Pavel yang perlahan duduk, mareka pun duduk berhadapan

"Hmm" Hanya itu reaksi pooh

Suasana menjadi hening, hanya ada suara decakan hujan yang lebat di luar serta beberapa kali dentingan sendok Pavel yang sedang makan sup, sementara pooh hanya duduk terdiam menatap ponselnya, yang sebenarnya tidak ada apa apanya ia hanya bolak balik membuka galeri dan menutupnya, hanya untuk bisa terlihat sibuk.

"Umm pooh?? " AkhirnyavPavel angkat bicara dan memecahkan keheningan

"Ya? " Jawab pooh yang masih berkutat dengan ponselnya.

"Eeee kenapa tidak masuk sekolah tadi? " Tanya Pavel, suasana awkward ini membuatnya sangat canggung

"Tidak apa-apa, hanya saja aku kesiangan hari ini" Pooh memberi alasan

"Ooh, dan tentang Dion yang mengatakan bahwa kau akan pindah sekolah ke Bejing itu? Apakah itu benar? " Tanya Pavel memastikan

"Iya, itu benar" Jawab pooh singkat

"Dan kenapa kamu tidak memberitahuku?? "

"Untuk apa? " Tanya pooh mengerutkan keningnya

"Pooh??!!! Apa kau marah padaku?? Karena jawaban ku waktu itu?? " Pavel kembali bertanya

"Tidak, sama sekali tidak" Jawab pooh  singkat

"Jadi? Kenapa kamu melakukan semua ini? " Pavel mulai bertanya dengan sedikit mendesak

"Melakukan apa?? Aku tidak melakukan apapun, dan ini tidak ada hubungannya denganmu"Pooh menatap gurunya itu dengan tajam , ada sedikit raut wajah bingung dan kesal disana

"Pooh?? " Seru Pavel yang sedikit meninggikan intonasi suaranya.

"Apa??? Pak biar aku tanya, kenapa kau perduli?? Humm?? Bukankah kau harus nya bahagia?? Tidak akan ada lagi yang mengganggumu" Pooh yang Semakin kesal langsung meletakkan ponselnya di meja

"Aku tidak keberatan di ganggu olehmu, aku ingin kau tetap disini"

"Aku yang terganggu!! Aku tidak bisa terus menerus melihat orang yang aku suka dan dia tidak menyukaiku setiap hari, itu menyiksaku pak, tolong jangan membuatku merasa kau juga mencintaiku, berhenti membuatku merasa kau memiliki perasaan yang sama denganku padahal kenyataannya tidak, berhenti bersikap seolah kau menginginkanku pak"ddengan wajah merah padam Pooh meluapkan semua kekesalannya, ia benci mengatakannya namun ia juga tidak suka dengan prilaku Pavel yang terkesan hanya mempermainkan perasaan nya.

"..." Pavel terdiam seribu bahasa ia menatap pooh dengan tatapan kosong, hatinya kembali bergemuruh, ia sadar apa yang di katakan oleh pooh itu semua benar adanya, bahkan ia sendiri tidak tau apa yang sebenarnya yang ia inginkan, ia ingin pooh tetap berada di sampingnya, namun ia tidak mau jika menjalin hubungan dengan pooh dan juga tidak ingin melihat pooh menjalin hubungan dengan siapapun, ia tidak suka jika pooh mengabaikan nya, ada kalanya ia merasa bahwa ia memang menyukai pooh, namun disisi lain ia merasa itu bukan rasa suka yang sesungguhnya,melainkan hanya rasa kesepian dan juga haus akan perhatian lagipula mereka berdua sesama pria, untuk bisa bersama mungkin akan sedikit lebih sulit. sungguh ia sangat membenci situasi ini

"Huftttt~~~ maaf karena sudah berteriak padamu" Pooh bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.
Menyadari hal itu Pavel dengan cepat menghampiri pooh dan menggengam tangannya.

"Pooh" Pooh yang tangannya di pegangi menghentikan langkahnya. Ia pun berbalik menatap sang guru

'⚡GLUDUKKK GLUDUKKK ⚡' suara dan kilatan petir membuat Pavel ketakutan dan langsung memeluk pooh dengan erat. Perlakuan itu membuat pooh mematung , melihat Pavel yang ketakutan pooh membalas pelukan itu sesekali ia mengusap pundak Pavel untuk menenangkan

"Pak? Apa kau takut pada petir? " Tanya pooh lirih

"Umm aku takut" Pavel mengangguk mengiyakan.

Suara petir tidak lagi terdengar, Pavel yang tersadar dengan perlahan melepaskan pelukannya, ia menatap pooh begitu juga sebaliknya mata mereka berdua saling bertatapan.

Dalam tatapan yang terasa hangat itu Pavel menatap wajah pooh dengan dalam, ia kembali memastikan hatinya apakah ini hanya sekedar kesepian atau ia sudah benar-benar jatuh cinta pada muridnya ini. Setelah beberapa saat dengan yakin Pavel mengukuhkan hatinya bahwa ia memang benar-benar mencintai pria di hadapannya, bukan sekedar haus perhatian ataupun kesepian, ia benar-benar menyukainya seperti semestinya, ia merasa aman dan nyaman berada di samping pria di hadapannya, dan hanya pooh lah yang dapat membuat jantungnya berdebar lebih kencang.

"Pooh, apakah kau masih mencintaiku? " Tanya Pavel pelan dan lirih

"Sangat, aku masih sangat mencintaimu pak" Jawab pooh dengan sungguh sungguh

" Maka jangan tinggalkan aku" Perlahan Pavel mendekatkan wajahnya dan akhirnya mencium bibir pooh.

LAST >>>✌😁

EVERYTHING ABOUT POOHPAVEL (SHORT STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang