"Berhenti, aku bilang berhenti bergerak" Pekik Pavel yang mulai terdesak
"Apa kau yakin ingin aku berhenti? Huhh? , kau mengintip aku sambil melakukan masturbasi di depan kamarku, kenapa kau tidak langsung mencobanya saja" Ucap Tin sambil tersenyum, sesaat kemudian dengan kasar ia menarik selimut yang menutupi tubuh kakak tirinya itu.
"Aii Shiaa" Umpat Pavel yang terkejut dengan tindakan itu
"Lihat, bahkan kau belum sempat mencabut ini, Phi tenanglah, aku tau sebenarnya kau menginginkan ini kan?" Bisik Tin sambil menatap ke arah benda karet yang masih menancap di lubang belakang pria di hadapannya
Mendengar pernyataan itu membuat Pavel terdiam , tidak bisa di pungkiri semua yang di katakan Tin itu memang benar, ia juga menginginkan hal ini
Karena Pavel hanya terdiam Tin yang merasa Pavel sudah memberikan izin dengan perlahan mulai mendekatkan tangannya menuju lubang itu, dengan perlahan ia kembali mulai memasuk keluarkan benda karet itu.
"Hmmpppt" Pavel hanya bisa menggigit bibirnya untuk menyamarkan desahan, dan dengan keras meremas seprai tempat tidurnya, ia juga dengan erat memejamkan matanya.
"Mendesahlah tidak perlu di tahan" ucap Tin sambil mengusap bibir Pavel yang tertutup. Sejenak Tin menatap bibir mungil di hadapannya. "Phi buka matamu dan lihat aku" Pinta Tin
Mendengar hal itu perlahan Pavel membuka matanya. Mereka pun saling bertatapan, hasrat untuk berciuman dan saling melumat pun tidak lagi tertahankan, Tin mendekatkan wajahnya dan langsung mencium bibir Pavel, ciuman itu mendapat Respon yang baik dari Pavel, mereka berdua saling melumat mengaitkan lidah satu sama lain dan menyalurkan hasrat yang membeludak.
"Umckkk Huhhh hmmm ahhh a ahhh" Desah Pavel semakin keras saat merasakan sebuah tangan mulai merayap menuju dadanya dari sebalik kaos.
"Ahh Tin" Pekik Pavel saat Tin memutar puting susunya.
Melihat reaksi itu membuat Tin tersenyum, ia mengangkat baju kaos Pavel ke atas, dan mulai bergerak menuju dada kakak tirinya itu. Ia membuka mulutnya dan mulai menghisap serta menjilati puting berwarna kecoklatan yang sudah mencuat tegang itu
"Nghhh Tinnn Yeahhhh" Pavel dengan kasar menjambak rambut Tin. Sesekali ia akan mendorong kepala Tin agar lebih keras menghisap dadanya, setiap hisapan dan jilatan itu membuat tubuh Pavel menggeliat, rasanya lidah itu seperti ada aliran listrik nya.
"Apa rasanya enak?" Tanya Tin di sela sela hisapannya
"Yeahhh Enak, nghh ahhh enak sekali, hmmmphh hisap lebih kuat nghh ahhh" Racau Pavel sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
"Phi, Tolong aku juga" Ucap Tin sambil menuntun tangan kanan Pavel menuju celananya.
Pavel yang menyadari itu langsung bangkit dari tidurnya, ini adalah bagian yang ia nantikan sejak kemarin.
"Ohh kau sudah keras" Ucap Pavel sambil mengusap usap celana Tin yang sudah terlihat menonjol.
"Yeahhh, aku sangat terangsang sekarang" Bisik Tin.
Dengan perlahan Pavel mulai membuka resleting dan mulai melucuti celana pria di hadapannya. Ia dengan buru buru melepaskan boxer yang sudah tampak sesak itu. Dan keluarlah kejantanan adik tirinya itu yang tampak seperti melompat dari boxer.
"Hiaaa, ini nampak lebih besar dari yang kulihat semalam" Pekik Pavel saat melihat penis di hadapannya.
"Lakukan apa yang kau inginkan, ini milikmu sekarang" Ucap Tin sambil memegangi kejantanannya sendiri.
Pavel menelan ludah dalam dalam sebelum akhirnya ia mendekatkan diri untuk melihat lebih dekat tongkat berurat itu.
"Ayolah" Dengan kasar Tin mendorong kepala Pavel ke arah kejantanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING ABOUT POOHPAVEL (SHORT STORY)
Short Storykumpulan cerita pendek tentang PoohPavel 🐶🐱