"Dimana!? Dimana rekamannya!? Jangan mempermainkan keluarga Kim! Appa ku sudah jauh-jauh ke Swiss untuk menemui majikan kalian, tapi disini tidak ada rekamannya!? Sialan!"
Suara Jiwon yang penuh amarah memenuhi seisi ruangan saat dia melepaskannya. Nafasnya memburu saat berusaha mengontrol emosinya agar tidak terlalu jauh.
"Nona Jiwon, bukankah sudah jelas? Kami tidak ada menghapus rekaman... Tanyakan saja pada polisi di samping mu itu... Jika kami sengaja menghapusnya untuk menutupi dan mendung pelaku, bukankah Tuan Manoban tidak akan menemui Appa mu dan mengizinkan kalian semua untuk masuk kesini?"
Perkataan itu membuat semuanya terdiam, termasuk Jiwon yang sebelumnya melepaskan amarahnya. Itu semua benar, tidak mungkin seorang dari keluarga Manoban yang terpandang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum, bukan? Juga, jika Marco Manoban benar-benar melindungi pelaku karena memiliki hubungan, tidak mungkin dia akan membiarkan orang-orang memasuki rumahnya untuk melihat rekaman CCTV yang menjadi tempat terpenting di temukannya posisi terakhir ponsel Jennie.
Pada akhirnya, Jongin meminta maaf atas kekacauan dan keributan yang Jiwon lakukan; "Maafkan atas keributan ini, terima kasih sudah membiarkan kami masuk dan melihat rekamannya... Tolong sampaikan terima kasih kami kepada Tuan Manoban.."
_____"Appa, rekaman itu tidak menunjukkan bukti, aku sudah melihatnya dengan membawa polisi untuk ikut, tapi tidak ada bukti.... Sebelumnya aku pikir itu karena rekamannya di hapus, tapi tidak. Orang-orang yang menculik Jennie sepertinya sengaja membuat kita berputar-putar tanpa tujuan seperti orang gila.."
Mendengar penjelasan Jiwon, Seonho menghancurkan gelas di tangannya kelantai dengan marah. "Sialan! Berani-beraninya si Manoban sialan itu memanfaatkan ku.... Apa jangan-jangan dia tahu tentang ini?"
Jiwon menggeleng. Dia bahkan tidak mengerti. Padahal, dari semua kamera CCTV yang terpasang, hanya milik keluarga Manoban yang langsung menuju ke tempat terakhir ponsel Jennie. "Jiwon, aku akan segera kembali.... Urus sementara perusahaan sampai aku kembali, urusan pencarian Jennie berikan pada Jongin sementara.." Jiwon mengangguk mengerti.
Di tatapnya Jongin yang saat ini tengah berbicara dengan polisi, menyadari Jiwon menatapnya, Jongin segera menghampirinya. "Ada apa, Nona?"
"Aku harus mengurus perusahaan sampai Appa kembali, bisakah kau meneruskan pencarian Jennie? Aku akan kembali setelah Appa sampai di Korea.."
Jongin segera mengangguk. "Ne, tidak masalah. Aku juga akan meminta Appa ku agar mengirim assistennya agar membantu ku.." Jongin tidak keberatan, mana mungkin dia berhenti mencari gadis yang begitu dia inginkan sejak lama. Dia akan terus mencarinya kemanapun, dia ingin keturunan yang dia inginkan setidaknya lebih baik dengan Jennie.
_____Escape Frost Hotel.
14.23
Lisa semakin di buat tertawa melihat Jiwon dan orang-orang yang mencari Jennie terlihat hampir putus asa. Dia sangat senang.
"Eoh... Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Unnie mu, kekasih sialan mu, keluarga mu, orang-orang yang menyayangimu.... Mereka tidak ada satupun yang mengetahui dimana dirimu sekarang, bahkan saat ini mereka semua terlihat hampir putus asa mencari keberadaan mu tanpa sedikitpun jejak yang aku tinggalkan.."
Hatinya terasa seperti akan hancur saat mendengar suara penuh kemenangan Lisa. Lisa menatap tubuh Jennie yang berbaring di pelukannya. Dia menarik Jennie agar berbaring dan menindihnya.
Di tariknya kaos oversize yang menutupi tubuh Jennie hingga terlepas, membuat gadis itu terbaring tanpa sehelai kain yang menutupi tubuhnya yang putih bersih.
"Lebarkan kakimu, kitten."
Jennie membuka lebar kakinya. Terlihat vaginanya yang indah, tatapan matanya terlihat mulai berusaha menerima apa yang terjadi saat ini pada dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/374289213-288-k848361.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Domino Impact
Фанфик"Shut up! I will control everything!!!" _________________________________________ WARNING!!! Content Only For Adults!