09. Sydney

824 115 17
                                    

Sydney.

Cuaca cukup cerah. Jisoo berjalan-jalan di pinggiran taman dengan perutnya yang semakin besar. Semakin besar perutnya, semakin besar juga rasa bersalahnya pada Jennie. Setiap hari hatinya selalu merasa tidak nyaman ketika memikirkan sesuatu yang dia lakukan.

"Tidak perlu khawatir. Setelah bayi kita lahir dan kau sehat, kita titipkan bayi kita pada Appa dan Eomma... Lalu, kita ke Korea untuk menemui Jennie dan membantunya jika bisa.." Chaeyoung menatap istrinya dengan lembut, tatapan matanya terlihat khawatir melihat Jisoo yang selalu memikirkan Jennie.

"Jennie akan baik-baik saja... Percayalah.... Lisa sangat mencintainya, hanya saja caranya yang salah... Aku berjanji, setelah bayi kita lahir, aku akan langsung membawamu menemui Jennie.." setidaknya, hanya ini yang bisa yang Chaeyoung katakan saat ini.

Hati Jisoo sedikit lebih tenang saat dia mengangguk dan tersenyum. "Ne, aku harap Lisa tidak terlalu berlebihan padanya.."

Jisoo mengelus perutnya. Dia berharap entah Jennie ataupun orang tua Jennie nantinya mengerti dan memanfaatkannya. "Sebelumnya aku bertemu dengan Jiwon unnie saat kita masih di Seoul.. "

Mendengar Jisoo menyebut nama Jiwon. Jantung Chaeyoung seketika berdetak kencang, "Kau tidak mengatakan sesuatu yang mencurigakan, bukan?"

Jisoo menggeleng.

"Mana mungkin aku bicara sembarangan. Setelah semua yang kita lakukan untuk melindungi bayi ini, tentu aku sangat hati-hati... Hanya saja, dia terlihat hampir putus asa mencari keberadaan Jennie.." mengingat bagaimana ekspresi dan nada suara Jiwon yang hampir putus asa, hati Jisoo terasa sedikit sakit.

Chaeyoung diam. Dia mengerti apa yang ada di dalam pikiran Jisoo saat ini. Tapi, mau bagaimanapun untuk saat ini adalah yang terpenting menunggu sampai bayi mereka lahir dan cukup besar untuk di tinggal sementara keduanya pergi ke Korea bertemu Jennie.

'Jennie... Bertahanlah... Aku tahu kau pasti bisa. Maafkan aku dan istriku yang harus melibatkan mu dalam masalah ini..' Chaeyoung menatap langit yang cerah. Tidak bisa melakukan apapun ternyata begitu menyakitkan.
_____

Seoul, Korea Selatan.

Wajah Jennie terlihat semakin membaik setelah mendapatkan waktu untuk istirahat dari ganasnya Lisa yang tidak pernah puas menyetubuhinya. Seluruh tubuhnya di penuhi bercak merah oleh ciuman panas Lisa yang dominan. Bahkan, dia masih dapat merasakan bagaimana rasanya penis Lisa yang gagah memasuki tubuhnya. Seluruh tubuhnya masih begitu panas mengingatnya.

Masih dengan baju yang hampir sama seperti sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih dengan baju yang hampir sama seperti sebelumnya. Jennie benar-benar terlihat begitu sexy. Tubuhnya yang kecil tapi berisi inilah yang membuat Lisa sangat ketagihan sampai tidak ingin berhenti.

Menatap dari balkon kamar yang gelap jika di lihat dari luar, Jennie memperhatikan orang-orang yang terlibat berinteraksi dengan bahagia dan bebas. Orang-orang itu terlihat begitu bebas keluar masuk M Regency milik keluarga Manoban, bahkan banyak anak-anak yang terlihat bermain bersama.

Ini membuat Jennie sedikit iri.

Dirinya tidak bisa melakukan apapun selain melihat orang-orang di bawah sana bercengkrama, sedangkan dirinya terkurung di dalam kamar besar seperti seorang putri yang harus menanggung banyak hukuman yang selalu membuatnya tidak berdaya.

Akhir-akhir ini Jennie lebih sering melihat keluar, menatap orang-orang yang berinteraksi dengan sesekali tersenyum kecil melihat pertengkaran kecil antara anak-anak yang tengah bermain. Mereka terlihat begitu bahagia dan menyenangkan, dia harap bisa secepatnya keluar. Berharap Jiwon dan Seonho segera menemukan keberadaannya walaupun hampir mustahil.

"Apa aku bisa seperti mereka lagi? Tapi aku terkurung di sini, aku tidak tahu apa aku akan segera hamil jika Lisa terus mengeluarkannya di dalam tubuh ku.." lirihnya pelan sambil menatap sepasang kekasih yang tengah bercanda di taman M Regency. Benar-benar membuatnya iri.

Dulu dia dan Jongin sering bersama dan menikmati waktu bersama di taman dengan bercanda dan mengerjakan tugas-tugas sekolah. Bahkan dulu sesekali Lisa dan Jisoo pernah ikut untuk mengerjakan tugas bersama sebelum Jisoo pindah sekolah dan Lisa yang hilang begitu saja tanpa kabar. Sampai.... Sampai dimana dia benar-benar merasakan ketakutan setiap kali melihat Lisa yang benar-benar tidak di kenalnya.

"Apa ada sesuatu yang menarik, huh? Sampai tidak menyambut ku, kitten.." Lisa datang dengan setelah kantornya dan memeluk tubuh Jennie dari belakang sambil menyandarkan kepalanya pada bahu Jennie yang terbuka.

"Ani... Aku tidak bermaksud, aku hanya melihat anak-anak bermain di sana.." lirihnya pelan sambil menyandarkan tubuhnya pada dada bidang Lisa. Entah kenapa, energinya terasa lebih cepat habis sekarang, selain sebisa mungkin untuk tidak membuat Lisa kesal, Jennie merasa dirinya perlahan menerima semua ini.

"Tidak ada gunanya memperhatikan mereka,.... Mereka tidak akan berani menolong mu dariku, kitten.." tangan Lisa menyingkap baju tipis Jennie, mengelus dengan sensual lembut kulit halus perutnya yang rata.

Jennie tersenyum pahit saat Lisa mengatakan hal tersebut; "Aku tahu itu.."

Cupp!!

Lisa menarik pelan pipi Jennie ke samping sampai dia bisa mencium bibirnya. "Open your mouth, Kitten!" Lisa menekan sedikit keras rahangnya membuat Jennie meringis dan langsung membuka mulutnya. Membiarkan lidah Lisa bebas memainkan ciumannya yang sangat dominan.

Entah liur Lisa atau Jennie yang kini menetes membasahi mulut Jennie saat Lisa begitu menuntut. Tangannya tidak berhenti memainkan tubuh Jennie, dari yang awalnya hanya di elusnya, kini tangan Lisa merambat ke atas, meremas pelan payudara sekal Jennie yang tidak tertutupi bra selain hanya kain tipis yang di kenakannya.

Lisa menyudahi ciumannya. "Tidur siang... Aku ingin kamu istirahat untuk memuaskan ku malam ini, kitten.." ujarnya sambil membersihkan bibir dan dagu Jennie yang di penuhi saliva dengan jari-jarinya sebelum memasukkannya ke mulut Jennie.

"Bersihkan! Hisap seperti bagaimana menghisap penis ku!" Mata Jennie memandang Lisa dengan takut saat Lisa memerintah dengan tajam. Jennie menjulurkan lidahnya dan menghisap jari-jari Lisa dengan lidahnya.

Lisa menarik tangannya dan mencium bibir Jennie sekilas sebelum mengangkat Jennie dan memindahkannya ke tengah-tengah tempat tidur. Menarik selimut untuk menutupi tubuh kucing kecilnya ini. "A-aku tidak mengantuk, Lii.."

Lisa menatap tajam Jennie, membuat gadis Kim itu tidak meneruskan dan menarik selimut hingga menyisakan sedikit matanya menatap Lisa, "Aku akan pergi ke Busan untuk beberapa hal... Aku akan pulang sekitar jam 9 malam, aku harap penampilan mu membuat ku senang nanti malam, kitten.... Aku sangat menunggu itu!" Tepat setelah itu, Lisa pergi. Tidak lupa pintu kamar kembali di kunci dari luar dengan di luar pintu terdapat dua orang berbadan besar yang menjaga pintu, takutnya Jennie dengan nekatnya mencoba melarikan diri saat maid mengantarkan makan malam nantinya.

Lisa benar-benar membuat setitik harapan yang Jennie memiliki sirna.

"Pastikan untuk tidak lengah! Juga, perhatian balkon kamar, gadis nakal itu bisa saja nekat seperti sebelumnya dan melarikan diri lewat balkon. Mengerti!?"

"Ye! Dimengerti!" Kedua manusia berbadan besar itu menjawab dengan tegas.

Lisa segera pergi. Dia ingin segera menyelesaikan urusan pentingnya di Busan agar lebih cepat menikmati hangatnya himpitan vagina Jennie dan nikmatnya payudara Jennie yang sekal serta desahan merdunya yang benar-benar membuat Lisa ketagihan untuk terus membuatnya mendesahkan namanya sepanjang hari.
______________________________________

Sorry baru bisa update. Lagi gak enak badan akhir-akhir ini, gara-gara kurang tidur kayaknya ini. Tapi sekarang udah mendingan.
Jangan lupa vote dan komen!

See you next chapter guys!

Domino ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang