Pagi hari yang bersinar, cahaya matahari terasa begitu hangat begitu terang. Jennie menatap tubuhnya di depan cermin besar, menguatkan dirinya untuk kehidupan baru yang tidak pernah dia bayangkan. Kehidupan yang saat ini benar-benar menyiksanya dalam belenggu seperti seekor burung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jennie menghela nafas, di tatapnya tubuhnya yang terlihat begitu terbuka. Dia sudah mencari semua pakaian di dalam lemari, tapi semuanya sama. Semua pakaian yang ada sama-sama kurang bahan dan benar-benar memperlihatkan lekuk tubuh yang sexy. Bahkan, dia tidak mengenakan dalaman, semua di sini hanya terisi baju-baju sexy. Sepertinya Lisa sengaja melakukan semua ini.
"Huh.."
Jennie tersentak pelan saat merasakan pelukan di perutnya dari belakang. Lisa menyadarkan kepalanya pada bahu Jennie, matanya menatap tubuh gadis Kim itu dari cermin di depannya.
"Tubuhmu benar-benar cantik dengan pakaian ini.." pujinya sambil mengelus bahu Jennie yang terbuka.
Gadis Kim itu diam. Menerima apapun yang Lisa lakukan saat ini. Tubuhnya seolah menerimanya, serta otaknya terus berkata untuk menolaknya. "Aku harus lebih banyak memberikan baju-baju seperti ini untuk mu mulai sekarang, kitten.."
"A-aku lelah... B-berikan aku waktu untuk istirahat, semua tubuh ku terasa begitu sakit.." lemahnya meminta.
Lisa tersenyum tipis, dia mengiyakan permintaan kucing kecil ini. Dia tidak ingin membuatnya sakit, jadi untuk saat ini, dia akan melepaskannya. Penting istirahat bagi kucing kecil kesayangannya ini. _____
Siang harinya, Lisa kembali lebih awal, dia langsung pergi ke kamarnya mencari Jennie. Di atas ranjang, Jennie terlelap. Dia terlihat begitu nyaman dengan tidur siangnya. Lisa menutup pintu dengan pelan, kakinya berjalan perlahan menuju Jennie.
Baju sexy yang dia beli masih melekat pada tubuh Jennie, baju itu sedikit tersingkap membuat paha putihnya terlihat. Lisa menelan ludahnya merasakan nafsunya yang perlahan naik melihat tubuh mulus Jennie yang hanya tertutupi kain tipis.
Lisa melepaskan pakaiannya. Melemparkannya entah kemana, membuat tubuhnya tanpa sehelai benangpun dengan penisnya yang terlihat mulai mengeras. "Shit!... Hanya melihatnya saja aku sudah tidak tahan.."
Lisa tidak bisa menahan dirinya. Tangannya menarik selimut yang menutupi tubuh Jennie, menyingkap sedikit baju yang Jennie kenakan, membuat tubuh Jennie yang hanya tertutupi baju tanpa dalaman terlihat begitu menggiurkan.
Lisa menyentuh vaginanya, tangannya bergerak mengusapnya dengan perlahan. Jennie melenguh, tubuhnya bergetar merasakan usapan lembut di vaginanya. Meski begitu, Jennie tidak terbangun, hanya saja tubuhnya merespon seiring elusan Lisa pada tubuh sensitifnya.
"Eenghhh.."
Semakin lama, semakin cepat usapan Lisa pada vagina Jennie, membuat vagina Jennie perlahan basah. "Sepertinya sudah cukup.."