12. Try To Accept

1K 171 14
                                    

12.22

Di luar kantor pencatatan sipil.

Jennie memegang akta nikah di tangannya tanpa bisa berkata-kata lagi. Dia menyadari saat ini dia adalah istri Lalisa Manoban, orang yang menculiknya dengan keluarga Park sebagai pemainnya.

Beberapa orang berpakaian hitam membuka pintu mobil limousin hitam yang terparkir. Keduanya duduk berdampingan dengan Jennie yang masih shock dengan pernikahannya dengan Lisa.

Kata-kata Irene sebelumnya mulai berputar memenuhi kepalanya. Haruskah? Haruskah ia menuruti semua yang Lisa inginkan? Jennie terhentak pelan saat Lisa menarik tubuhnya.

"Jadilah gadis yang baik, kau sudah lihat dari Irene, bukan? Aku tidak akan macam-macam selama kamu menuruti ku.." tangan Lisa mengelus rambutnya, menghirup wangi tubuh Jennie yang sangat menenangkan.

Apa masih ada harapan untuk lepas dari Lisa? Jennie merasa itu tidak ada lagi sekarang. Jika hanya hamil, mungkin dia masih bisa lepas, tapi Lisa mengikatnya dalam sumpah suci yang sangat di hormati. Walaupun saat ini dia masih di cari, tapi bukan berarti saat melarikan diri dengan status sebagai istri Lisa, bukan hanya namanya yang tercemar, tapi juga seluruh keluarganya yang sangat bergantung pada Korea Selatan. Sementara Lisa? Bajingan itu bisa pergi dan masih menikmati hidupnya yang mewah tanpa khawatir, apalagi dengan bisnis keluarga Manoban yang menyebar luas di beberapa negara lain.

Dengan patuh, Jennie mengangguk; "Ne.."

"T-tolong jangan sakiti Appa dan unnie ku... Aku akan mematuhimu, tapi tolong jangan sakiti keluarga ku.." Jennie memohon, tangannya menyentuh dada Lisa dengan mata yang sedikit memerah.

Lisa mengusap pipi Jennie pelan, mengusap air mata yang turun dari matanya. "Selama kamu mematuhi ku, kitten.."
_____

M Regency

Setelah benar-benar menjadi milik Lisa. Jennie tidak menyangka seperti nasib yang menghampirinya. Dimana dia di culik oleh sahabatnya – Jisoo – dan berakhir dalam hidup bersama dengan temannya yang dulu hilang tanpa kabar – Lisa –.

Duduk sendirian di dalam kamar. Jennie merenung menatap ke arah luar lewat balkon kamar. Saat ini Lisa mengatakan jika harus ke kantor untuk beberapa hal, meninggalkannya sendirian. Tapi, sepertinya Lisa masih belum percaya sepenuhnya, bahkan dia masih di kurung seperti ini.

Ceklek!

"Nyonya, waktunya makan siang.. " Irene datang dengan nampan berisi makanan. Dia berjalan menghampiri Jennie dan meletakkan nampan di meja, di samping Jennie.

"Masih sulit untuk menerima semua ini? Ingin aku ceritakan beberapa tentang Tuan Lisa selama beberapa tahun terakhir? Mungkin, dari saat dia pergi meninggalkan Korea?" Mendengar apa yang Irene katakan, Jennie segera mengangguk, dia merasa tertarik dengan cerita tentang Lisa.

"Makanlah. Nyonya makan sambil mendengarkan cerita ku.."

"Berhenti memanggilku Nyonya. Panggil saja Jennie, aku ingin akrab dengan mu.." protes Jennie yang tidak menyukai Irene selalu memanggilnya Nyonya.

Irene tersenyum tipis dan mengangguk mengiyakan; "Baiklah, Jennie. Tapi aku akan tetap memanggil mu Nyonya saat di luar, aku hanya akan memanggilmu Jennie saat kita berdua seperti ini saja.." Jennie mengiyakan, Irene bekerja untuk Lisa jadi pastinya dia ingin bekerja professional  untuk terus bekerja.

Jennie mulai menyuapi dirinya sambil mendengarkan cerita Irene tentang Lisa selama ini setelah pergi dari Korea. "Sebenarnya, Tuan Lisa sangat baik. Saat dia di luar negeri, dia membantu Daddy-nya, tidak ada masalah sama sekali. Tapi, Mommy Tuan Lisa tiba-tiba sakit dan meminta Tuan Lisa untuk segera menikah dan memiliki anak, kita tahu sendiri seperti apa Tuan Lisa. Dia orang yang keras kepala. Tapi, di depan Mommy-nya yang sakit cukup parah, akhirnya Tuan Lisa mengiyakannya dan menyuruh keluarga Park untuk menculik mu, Tuan Lisa mengancam keluarga Park jika mereka tidak membawamu. Akhirnya Jisoo dan Park Chaeyoung membawamu ke hadapan Tuan Lisa... Awalnya Tuan Lisa ingin mendekati mu, tapi karena kau akan segera menikah dengan Kim Jongin, jadi dia menggunakan cara kotor untuk membawamu kesini dan mengurung mu sampai kau mulai menerima cintanya.."

Mendengar dengan seksama. Jennie merasa hatinya mulai terbuka. "Kenapa Lisa tidak mencari wanita lain? Bukankah di luar sana banyak wanita yang lebih cantik dan lebih baik.."

Irene menggeleng. Walaupun dia hanya bekerja sebagai pelayan, tapi dia tahu betul kenapa Lisa lebih memilih Jennie dari pada wanita lain di luar. "Tuan Lisa hanya mencintaimu. Dia pernah mengatakan pada dirinya sendiri untuk tidak pernah menikah jika tidak dengan mu,.. Tapi jangan katakan padanya, hehe... Aku mengetahui hal ini saat mengantarkan makanan dan tidak sengaja mendengarnya bicara pada bingkai foto yang ada di meja kerjanya.." Irene tersenyum kikuk, mengingat kejadian itu. Jika dia ketahuan oleh Lisa pasti dia sudah tidak bekerja di sini lagi.

Jennie tersenyum tipis. Dia tidak menyangka Irene akan seberani itu. Padahal Lisa terlihat sangat menyeramkan dan berbeda dari Lisa yang dia kenal dulu. Tapi setelah mendengar cerita Irene, entah kenapa hatinya sedikit menghangat saat Lisa berjanji pada dirinya sendiri. Sepertinya ada perasaan yang tidak bisa dia jelaskan tapi terasa sangat menyenangkan.
_____

Hari mulai gelap. Orang-orang yang berada di luar secepat mungkin kembali ke rumah masing-masing saat melihat awan yang sepertinya akan turun hujan lebat.

Tidak butuh waktu lama, angin dan hujan turun dengan deras. Jennie menatap ke luar. Hatinya terasa cemas saat melihat hujan yang sepertinya akan berubah menjadi badai ini. Apalagi Lisa juga belum pulang, biasanya dia akan langsung ke kamar begitu kembali. Memikirkan tentang Lisa yang belum juga pulang, raut wajah cemas muncul di wajah Jennie.

Ceklek!

Jennie berbalik saat mendengar suara pintu terbuka. Lisa terlihat sedikit basah saat masuk ke dalam.

"Lii... Kenapa lama sekali? Tadi bilang hanya sebentar... Aku sudah menunggu mu dari tadi.." wajah Lisa melongo. What!? Jennie langsung berlari dan memeluknya? Gadis yang menjadi istrinya ini menunggunya? Apa dia tidak salah dengar?

Ingat jika dia masih mengenakan baju yang basah dan Jennie hanya memeluknya dengan menggunakan baju yang tipis. Pasti istrinya ini kedinginan. "Aku akan mengganti pakaian dulu.."

Jennie menggeleng. Gadis Kim itu menenggelamkan kepalanya di dada Lisa, "Aku ikut.." cicitnya.

Lagi-lagi membuat Lisa terkejut. Apa gadis ini habis terbentur sesuatu? Tapi biarlah, ini juga yang dia inginkan. Jennie manja dan menyambutnya seperti seorang istri yang sangat mencintainya.

Lisa tanpa menunggu lama menggendong tubuh Jennie, membawanya ke tempat tidur dan meletakkannya. "Tunggu disini, aku hanya sebentar.." katanya sambil menarik selimut menutupi tubuh kecil Jennie.

"Jangan lama-lama.." jari-jari Jennie menyentuh ujung kemeja Lisa. Menatapnya dengan puppy eyes yang benar-benar membuat Lisa semakin terkejut bukan main.

Tidak ingin membuat istrinya itu menunggu. Lisa langsung pergi mengganti pakaiannya dengan piyama. Menatap dari di depan cermin besar dengan pikiran yang masih mengingat Jennie yang benar-benar berubah dari yang sebelumnya terlihat begitu takut, kini menjadi seperti seorang istri yang benar-benar membutuhkannya.

Senyum Lisa semakin lebar saat Jennie terlihat duduk menunggunya dengan bibirnya yang sudah manyun. "Kamu lama.." Kesalnya sambil memeluk tubuh Lisa. Otak Lisa terasa kosong. Hari ini benar-benar hari yang sangat membahagiakannya. Apalagi saat Jennie bergerak berbaring di atasnya, memeluk tubuhnya dengan erat saat gadis itu mengarahkan tangan Lisa untuk mengelus kepalanya.

"Elus-elus, aku ingin tidur, Hubby.."

Deg!

Deg!

Deg!

Sepertinya dia akan serangan jantung jika Jennie seperti ini. Dia berharap Jennie akan terus seperti ini dan ini bukan hanya mimpi.
______________________________________

Baru selesai. Jangan lupa ramaikan cerita baru [Oneshot Jenlisa] ya. Komen yang banyak, request cerita oneshot di sana juga bisa, kalo malu bisa DM di Ig [@lv_4haeven] klo mau request yak.
Jangan lupa vote dan komen!

See you next chapter guys!

Domino ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang